Kalea melirik ragu-ragu Illias yang tengah Fokus menyetir.
Bulu kuduknya masih berdiri, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
Hanya Tuhan yang tau bahwa ia menyaksikan semua kejadian yang berlangsung di rumah Illias. Semua. Termasuk sisi lain dari seorang Illias Lainufar.
Berawal dari rasa penasarannya--yang sepertinya tak akan terjawab jika ia bertanya pada Bik Asih--Kalea berinisiatif untuk mencari tau sendiri.
Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, setelah menghidangkan mie untuk Kalea, Bik Asih pamit entah kemana. Dan saat itu juga--setelah memastikan keadaan aman--Kalea langsung beranjak, menyusuri lorong yang menuju ruang utama.
Namun, belum benar-benar sampai di ruang utama, kaki Kalea terasa dipaku mendengar dua orang yang tengah berbincang dengan nada yang sama-sama tajam.
Jika ucapan bisa melukai, Kalea yakin, kedua orang itu telah berdarah.
Kerutan di kening Kalea semakin dalam ketika mendengar kata-kata Illias.
"Saya mencari ibu saya. Ibu yang sebenarnya."
Ibu yang sebenarnya?
Maksudnya?
"Dia di kamar kamu." Suara berat dan parau khas Ganjar Gardana menggema. Dan setelah itu tak terdengar lagi suara.
Kalea kembali berjalan dan mengintip dari balik pilar. Ia melihat Ganjar Gardana masuk ke sebuah ruangan dan Illias yang menaiki tangga.
Dengan mengendap-endap, gadis itu mengikuti Illias.
Ia sampai di depan sebuah kamar di ujung lorong. Pintunya terbuka sedikit, dan itu memberikan akses untuk Kalea melongokan kepalanya ke dalam.
Sontak, mata Kalea berhenti berkedip.
Apa ini yang dimaksud Illias. Ibu yang sebenarnya.
Jadi... selama ini, Tante Eliani....
Napas Kalea terasa berhenti di tenggorokan. Perutnya mengencang. Sebuah hipotesis terbentuk di otaknya.
"Makasih, Le, udah nemenin gue."
Kalea tersadar saat Illias bersuara. Gadis itu memperhatikan sekitar. Ternyata mereka telah sampai di rumahnya.
Kalea tersenyum canggung pada Illias."Sama-sama, Yas. Gue duluan, yah. Hati-hati di jalan."
Gadis itu turun dari mobil dan melambaikan tangannya saat klakson mobil Illias berbunyi.
Kalea menghela napas. Ia Menatap mobil putih Illias yang menghilang di kegelapan.
Semoga saja hipotesisnya itu salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kings
Roman d'amourMemasuki tahun kelima, The Kings mulai goyah. Satu per satu masalah datang menghampiri para personilnya. Karena kepercayaan yang terlalu tinggi, Kafka si pemimpin, harus kembali merasakan sakitnya dikhianati. Karena ketidakadilan yang selalu didapat...