"Jadi kau suka yang mana Leya ?"
"eh apa ?"
"oh bagus ternyata dia sama sekali tidak mendengarkan kita". Samuel Bouvier merengut kearah Leya.
"Sedang banyak pikiran ?" Luna Gum menyentuh siku Leya lembut.
"ya... maksudku tidak" Leya bingung dengan kata-katanya sendiri.
"Pasti masalah pria". tebak Sam sambil kembali memfokuskan perhatiannya ke arah rak berisi pakaian yang tersusun rapi.
"Kau bertengkar dengan Henry ?"
"tidak". Cepat Leya. "oh ayolah kenapa selalu membahas Henry. Aku bukan kekasihnya, kami hanya berteman".
"Tapi kau adalah ibu dari anaknya. Kau tidak mungkin melupakannya kan ?" Sam mengingatkan.
Leya mengangguk lemah.
"Lagipula aku heran denganmu. Kenapa kau tidak menikah saja dengannya. aku yakin masa depanmu akan cerah. Henry punya kerjaan yang bagus". seloroh Sam. "Jadi aku memutuskan memilih yang ini". katanya sambil menunjukkan kemeja merah muda lembut lengkap dengan dasi kupu-kupunya.
"Kau yakin ?" Ucap Luna dengan sebelah alis terangkat.
"oh ayolah ini sangat menggemaskan".
Leya tertawa. "Kau memang pria yang imut Sam. aku setuju dengan pilihanmu". katanya tidak mempedulikan Luna yang melotot ke arahnya.
"Berhentilah bersikap seperti ibu-ibu beranak 10 Luna, seleramu sungguh kuno". Sam mengelus dasi kupu-kupunya lembut. "thanks dear... aku tau kau selalu bisa diandalkan".
"Dan sebaiknya lain kali kau jangan mengajak ibu-ibu beranak 10 ini pergi berbelanja". sengit Luna.
"Simpan taringmu dear, atau aku akan mengeluarkan sisi jantanku disini".
"oh ya ?" Luna dengan nada mengejek. "Kau bahkan lupa caranya bicara normal layaknya seorang pria jantan".
Sam dan Leya tertawa.
"Jadi sampai mana ceritamu tadi ?" tanya Sam setelah menyebutkan pesanannya pada seorang pelayan.
Setelah berbelanja mereka memutuskan untuk makan siang di restoran terdekat sebelum kembali ke yayasan dan mulai mengajar.
Sam adalah instruktur senam yang kadang-kadang merangkap menjadi guru tari atau balet di yayasan. pria gemulai asal perancis itu hidup sendiri disini, tapi tentu saja kadang-kadang ia punya kekasih yang siap menemaninya 24jam di apartemen.
Luna adalah guru musik di yayasan itu. Seperti Leya dan Sam, Luna juga tidak mendapatkan bayaran mengajar. Semua dilakukan secara suka rela, karna itu ia juga punya pekerjaan lain yaitu menjadi pengiring musik di pesta pernikahan atau sejenisnya.
"Sampai dibagian Leya bertemu mantan pacarnya". ucap Luna sambil menyuapkan kripik kentang yang sempat di belinya tadi ke dalam mulut.
"Ya benar. Jadi lanjutkan ceritamu".
"Yah kami jadi sering bertemu karena pekerjaan".
"Kupikir dia masih menyukaimu. Coba kau fikirkan, kalau benar dia kaya raya -seperti yang kau katakan- tidak mungkin ia mau susah payah mengurusi proyek kecil. dia bisa menyuruh sekretarisnya mengurus semuanya tanpa harus turun tangan".
"Sam benar". Luna mengangguk. "Atau mungkin ada hal yang belum selesai diantara kalian berdua".
"Tidak". Leya menolak pemikiran itu.
"Aku jadi penasaran bagaimana kalian putus".
"yeah dia meninggalkanku dan kembali kekeluarganya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
Romance[END] [18+] Satu hal yang Leya inginkan saat ini adalah hidup normal dan tenang! Tapi saat mata gelap itu menatapnya, mulai mengaburkan segala hal yang Leya percayai dan kembali menawarkan impian semu yang mustahil. Detik itu juga hari-hari tenang L...