Semuanya sekarang terlihat Jelas. Semua mengenai Leya jadi semakin masuk akal. Yang membuat Juna tidak mengerti adalah alasan Leya untuk melindungi Henry! Seolah-olah gadis itu sudah melupakan semua yang pernah Hendry lakukan pada mereka. Bahkan Juna pun masih ingat, senyum jahat Henry yang selalu berusaha mengacaukan hubungannya dengan Leya 8tahun yang lalu.
Apa karena Leya mencintai Henry ?
Juna menggeleng keras. Gagasan itu ditolaknya mentah-mentah.
Leya mencintainya! Leya mencintai Juna Alexander bukan Henry Logan! Juna yakin akan menertawakan dirinya sendiri yang berfikiran seperti itu kalau saja ia tidak mendengar gumaman Leya dalam tidurnya.
Ya. Malam itu, saat mereka bercinta untuk pertama kalinya setelah 8tahun berlalu. Juna bahkan masih ingat tarikan nafas Leya yang teratur saat mulai tertidur. Ia melukis wajah cantik Leya dengan jari seolah bersyukur karena Tuhan mengizinkannya lagi untuk melihat wajah tertidur wanita yang sangat dicintainya itu.
"aku mencintaimu."
Juna mengerjap. Tidak yakin dengan pendengarannya sendiri. Ia membaringkan tubuhnya, melingkarkan tangannya dipundak Leya dan mulai mendekapnya. "Apa yang kau katakan sayang ? bisa kau ulangi lagi ?"
"Aku mencintaimu... Sangat.... Aku mencintaimu... Juna." Aku Leya dengan mata terpejam sembari membalas pelukannya.
***
"Jadi... pria itu mantan suamimu ?" suara Sohee tampak hati-hati.
Leya mendesah. Meletakkan cangkir tehnya yang mengepul kembali ke atas meja. "Kami tidak benar-benar menikah waktu itu."
Sohee mengangguk. "Dia terlihat seperti orang yang sangat baik."
"Dan aku ingin melupakan kenyataan itu."
"kenapa ?"
"Tidak akan ada masa depan yang baik untuk kami. Tidak sekarang ataupun 8tahun yang lalu."
"karena Terence dan Henry ?"
Leya menggeleng. "mereka hanya sebagian kecil dari masalah yang harus kami hadapi."
"dan kau menyerah ? Walaupun dia sumber kebahagiaanmu ?"
Leya tersenyum kecut. "Walaupun dia adalah satu-satunya kesempatanku untuk bahagia, aku tidak akan melakukannya." Leya menatap jauh ke jendela kaca di dinding dapur. "Setengah dari diriku sudah mati Sohee. Dan dia yang membunuhnya 8tahun yang lalu."
"tidak akan ada seorang Leya dalam masa depanku."
Leya mencengkram ujung rok sifonnya, menahan air mata yang kini mulai lolos dipipinya. Logikannya menjerit, memintanya berhenti tapi tidak dengan hatinya. Sedikit kekuatan yang tersisa Leya menarik tangan Juna sebelum pria itu menghilang di balik pintu.
"Aku tau kau tidak menjanjikan akan kembali tapi..." suaranya terdengar putus asa. "tapi jika aku menunggumu apakah ada kemungkinan kau akan kembali ?"
"hubungan kita tidak berhasil."
Leya menggeleng keras. "kita hanya harus berusaha sedikit lagi." katanya keras kepala. "Jadi kumohon berjanjilah kau akan kembali. Aku akan menunggumu. Selama apapun itu. Kumohon berjanjilah... heh ?"
Juna tidak menjawab ataupun menoleh untuk sekedar melihat kearahnya. Pria itu mulai melepaskan tangan Leya yang masih mencengkram jaket yang dipakainya. Dan mulai meninggalkan gadis itu yang sudah tidak bisa menahan tangisnya.
"Aku... aku akan menunggumu. Demi kita dan demi anak yang sedang kukandung." Lirihnya pelan tertelan oleh isakan.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/103564143-288-k519173.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
Romance[END] [18+] Satu hal yang Leya inginkan saat ini adalah hidup normal dan tenang! Tapi saat mata gelap itu menatapnya, mulai mengaburkan segala hal yang Leya percayai dan kembali menawarkan impian semu yang mustahil. Detik itu juga hari-hari tenang L...