Kami bergandengan tangan menuju apartemen kami. Ya kami sudah tinggal satu apartemen setelah kami resmi menjadi sepasang kekasih 5 tahun lalu, saat kami baru masuk universitas.
"Bebe, ayo kita makan ramyun dikedai Lee ahjussi. Aku lapar. emm?" dia berbicara manja padaku. Dia seperti ini hanya pada ku saja, saat ada orang lain heol dia sangat pendiam dan menyeramkan.
"Call, kajja!!" ucapku.
Kami melewati hal-hal indah 5 tahun ini. Dia yang selalu mengecup keningku sambil mengucapkan selamat pagi. Menggendongku ke dapur dan membuatkanku sarapan. emm aku terasa sangat dicintai oleh perlakuannya.
Hingga, ia berubah.
Ia seperti menjauhiku. Mengabaikan semua panggilan telfon dan sms ku. kami beda kantor, sekarang ia sudah tak menjeputku jika pulang. Kami seperti orang lain.
Ji, apa yang membuatmu berubah?
Aku ingin bertanya padanya, berbicara dengan baik-baik. apa yang salah padaku atau apa yang telah ku berbuat hingga ia menjauhi dan mengacuhkanku seperti ini.
"Bomie, ia berubah. Bahkan saat aku bangun ia sudah tidak ada di sampingku. tak ada lagi ucapan selamat pagi. ini sudah 5 hari ia seperti itu. Aku sakit ia mengabaikanku, apa dia punya seseorang yang lain??" aku bercerita pada sahabatku.
"Dara-aah, jangan berfikiran macam-macam dulu. Kau harus cari tahu semuanya. mungkin kau harus mencari tahu sesuatu di handphonenya. sms atau telfonnya" saran Bom lalu aku mengangguk menyetujui.
.
.
.
Aku mendengar bunyi shower di kamar mandi. sepertinya Jiyong sedang mandi. dan ku manfaatkan dengan segera mengecek handphone nya.tes
Aku menangis. Alisku mengkerut tak mengerti dengan kalender yang tertanda event penting, sepertinya dan ia menandai tanggal yang bertepatan dengan besok.
even: hotel bintang lima akasia ballroom jam 7 malam.
ada apa dengan bosok? bukankah ballroom hotel akasia itu untuk sesuatu acara besar seperti pernikahan atau pertunangan?
Aku semakin tersedu, lalu ku dengar pintu kamar mandi dibuka aku pun bergegas meletakan handphone nya lagi.
Aku menyelimuti diriku, tidur membelakangi Jiyong. Menangis dalam diam.
Jiyong-aaah, kenapa kau berubah?
.
.
.
Hari ini, event yang tertera di handphone Jiyong.
"Ji, hari ini bisakah kita pergi makan malam? sudah lama sekali kita tidak berkencan? ottee?" tanyaku padanya saat ia sedang sarapan."Ah tidak bisa, aku sibuk. aku pergi dulu" jawabnya acuh dan pergi begitu saja.
Dia menolak ajakanku.
Sepertinya ia memang menjadwalkan rencana hari ini.
"Bomie, dia menjadwalkan sesuatu di handphone nya hari ini di ballroom hotel akasia jam 7 malam ini. Ku ajak untuk makan malam tapi ia menolakku. aku harus bagaimana?" aku terisak di sambungan telfonku dengan Bom.
"ssstt, tenanglah. Ayo kita ikuti dia. Kau akan ku temani. aku akan menjemputmu. tenangkan dirimu oke" ucapnya lalu akupun memutuskan telfon bersiap untuk mengikuti Jiyong.
~Hotel Akasia~
Aku khawatir, pikiran yang aneh-aneh menyerang otakku. aku dan Bom memasuki ballroom yang sudah di tata cantik sedemikian rupa oleh bunga- bunga.
Apa ada acara pernikahan?
Kenapa ini seperti sebuah pesta??
Kenapa Jiyong ke sini?
Jiyong-ah, ada apa ini???
"Hei, akhirnya kau datang sayang" suara itu membuyatkan lamunanku.
"Ji?" ucapku masih kalut.
"Boleh aku bicara? dan jangan memotong pembicaraanku oke" aku hanya menggangguk, mempersiapkan diri untuk menerima hal buruk yang akan diucapkannya nanti. air mataku sudah menumpuk di pelupuk mata.
" Aku minta maaf telah mengacuhkanmu, mengabaikanmu, tidak menghabiskan waktu bersamamu beberapa hari ini. Maaf jika sikapku menyakiti perasaanmu. Tapi sayang, kau tau hari ini adalah hari di mana kau tidak akan melupakan malam ini" ia menjeda kalimatnya lalu berlutut sambil mengeluarkan kotak beludru warna hitam. Membukanya perlahan dan terdapat cincin berlian yang indah didalamnya.
"Will you marry me, bebe?" ucapnya sambil tersenyum tampan, aku tak bisa menahan air mataku lagi. aku menangis tapi ini air mata bahagia. Ku peluk tubuhnya yang masih berlutut didepanku.
"I will, Ji. Thanks bebe" ucapku masih memelukmya dan ia pun memelukku dengan erat. ku edarakan padanganku dari pundaknya. ku lihat ada bom dan top. Aaah Sepertinya mereka bersekutu dengan Jiyong, lihat lah senyuman berarti yang tercetak jelas di wajah Bom.
"Aku beberapa hari ini mengurus semuanya rencana pernikahan kita dan ini hasil undangan kita"
"Mwooo??? besok?"
"Ne, karna itu aku mempersiapkan ini matang-matang. Kau tau aku sangat merindukanmu. apa bisa kita percepat malam pertama kita?" ucapnya dengan cengiran bodoh.
"Bodoh!!!! bukankah itu yang pertama? kau sering melakukannya!! imma!!" ucapku sambil terkekeh masih dalam pelukannya.
"Hehe, tapi aku ingin melakukannya lagi saat kita berstatus suami istri. love, saranghae" ucapnya melonggarkan pelukan kami tidak sampai terlepas lalu ia mengecup bibirku.
"Nado saranghae Jiyong-ah"
Endooooos~~~
Mian untuk ff y blm di up, ini juga iseng-iseng lagy g bsa tdr gara2 migren mana hpnya low tpi colokan jauh tinggal 4%. So please vote and comment. Don't be sider!!! I hate it!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Us
Fanfictionkumpulan oneshoot or drabble Daragon. Iseng2 ala author kekeke~