Regret (Sequel Lie)

393 62 6
                                    


Disarankan mendengarkan lagu "Hug me cover V n Jhope bts di atas... ini tuh jleb bgt 😂
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tak dapat kukalahkan kesedihan hatiku
Lagi, kupikul derita dari malam yang gelap dan melelahkan
Tanpa memandang keputus-asaanku
Pagi yang acuh tak acuh membangunkanku

     Aku membuka mata, mencari sosok yang ku kira bisa menggantikannya. Namun note yang ku temukan di nakas ranjang.

"Aku pergi dulu.  Eomma memintaku untuk mengurus sesuatu" tulisan itu segera ku baca lalu ku remas kuat. Ini kah yang "dia" rasakan saat aku melakukan hal seperti ini?

Ku langkah kan kakiku menuju dapur.  Mencoba mencari sesuatu yang bisa ku makan. Namun lagi-lagi kenyataan memukulku seperti dipukul dengan stick baseball. Dengan keras, tentu saja.

"Dia tak membuatkan ku sarapan? " gumamku lalu mengingat lagi hal yang sering "dia" tanyakan padaku sebelum aku berangkat bekerja.

"ji kau mau sarapan? "
Suaranya masih dapat ku cerna dengan jelas di memoriku.  Suara yang lembut penuh sayang kini tak dapat ku dengar lagi.

  Saat ku pulang sebulan lalu tak kudapati sosok yang sering menungguku pulang. Tak ku temukan sosoknya dan pakaiannya di apartemen kami. Dan aku baru menyadari bahwa dia pergi setelah note yang ia tinggalkan ku temukan di nakas ranjang kami.

Sayang, aku melukaimu?

Hingga kau pergi tanpa melihatku dulu?



Dan saat itu mungkin aku belum menyadari akan betapa lebih sakitnya karena aku menjalin kasih dengan seseorang yang hadir diantara pernikahanku dengan dia.

Ya orang ketiga, mantan kekasih ku saat kami (aku dan dia) di sekolah yang sama. Dia hadir dengan balutan yeoja dewasa yang mempesona menjadi rekan kerja di perusahaanku. Hingga kami menjalin hubungan yang seharusnya tak terjadi. Namun lagi-lagi aku hanya terpesona akan orang ketiga itu hingga aku... melupakan keberadaan "dia".

Dia yang selalu menungguku pulang.  Dia yang selalu menanyakan aku sarapan atau tidak.  Dia yang selalu mengecup ku dengan lembut memelukku dengan rindu namun aku hanya bisa memberinya senyuman dan kecupan palsu karna lagi lagi aku di butakan oleh pesona sang orang ke tiga.

Sayang... Maaf.




Luka ini membakarku, lebih dari yang kukira
Sakit ini menusukku jauh ke dalam, lebih dari yang kukira
Malam-malam yang tak terhitung kuhabiskan untuk membencimu, terasa bagai neraka


3 ketukan palu hakim di ruang sidang mengakhiri ikatan yang 1 tahun lalu aku dan kau berucap janji bersama. Namun aku tau aku yang membuat hubungan kita menjadi seperti ini.  Kau tidak pernah datang saat sidang perceraian kita.  Bahkan aku sudah merindumu ku harap ini hanya mimpi buruk tapi ketukan palu hakim menyadarkanku bahwa kau sudah bukan milikku lagi.


Terluka...?  Iya.


Kehilangan...?  Pasti.


Menyesal...?  Ah kata menyesal adalah kata yang pas untukku. Namun kata itu tidak bisa membuatmu kembali.

Ku coba menutup mataku berharap aku bisa tertidur sejenak menghilangkan mu dari fikiranku namun hasilnya dalam kegelapanpun wajahmu akan tetap tergambar jelas di saraf otakku.

"Aaaarrrrgggghhh "aku mengerang frustasi. Bodoh nya aku,  membiarkan sesuatu yang berharga pergi. Melepaskannya tanpa berusaha menahannya tuk pergi.

Berusaha tuk membencimu tapi apa? Yang ada ada hanya rasa rindu yang semakin menggila di jiwaku. Mungkin seharusnya kau yang membenci namja bodoh ini. Kerinduan ini seperti neraka,  karena menyiksaku tanpa bisa bertemu denganmu.

Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang