Be mine

277 22 0
                                    

Hari ini hari minggu, waktu yang pas untuk pelajar bangun siang, tapi tidak dengan Nadira. Setelah selesai solat subuh dia memilih untuk lanjut membaca novel kesayangannya itu.

06.30 a.m

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan dari luar kamar nadira

"Sayang, ada temen kamu tuh di bawah" kata seseorang dibalik pintu.

Nadira heran, siapa temannya yang menunggu di bawah, dia baru akrab dengan yasmin, dan itupun yasmin belum tau alamat rumahnya.

Nadira langsung beranjak dari kasur dan bergegas turun ke bawah.

"Iyaa mah" katanya sambil membuka pintu kamarnya.

"Siapa mah?" Tanya nadira

"Siapa ya tadi namanya" nadia terlihat sedang mengingat-ngingat.

"Oh iya adrian" sambungnya setelah berhasil mengingat nama itu.

Nadira pun terkejut, untuk apa adrian datang ke rumah nya sepagi ini.

Nadira berjalan perlahan ke arah pintu utama, masih dengan fikiran yang ah entahlah.

Krek
Pintu utama pun terbuka, dan di kursi luar ada sosok lelaki yang tengah duduk sambil mendengarkan musik sepertinya.

"Aa-adrian" katanya gugup sambil mendekat ke arah lelaki itu.

Lelaki itupun menoleh sambil tersenyum.

"Pagi"kata lelaki itu.

"Adrian, kamu ngapain pagi-pagi gini ke rumah aku?"tanya nadira dengan wajah datar.

"Yuk jogging, inget ya gue gak nerima penolakan apapun, jadi sekarang lo masuk ganti baju, oke" titahnya seperti seorang boss pada pegawainya, namun adrian berkata lembut tidak kasar, tidak sama sekali.

"Tapi ad" kata nadira dengan wajah yang tak bisa di artikan.
Belum sempat nadira berbicara, adrian memotong ucapan nadira.

"Gak ada tapi yang ada lo harus ganti baju" katanya sambil mendorong tubuh nadira pelan untuk masuk.

Setelah nadira selesai ganti baju, mereka pun bergegas untuk ke taman komplek, disana bukan hanya tempat untuk sekedar duduk-duduk, namun tempat itu serba guna, termasuk tempat untuk jogging.

Nadira mengangkat satu alisnya tanda bertanya.

"Ayok naik, tunggu apalagi" kata lelaki yang sekarang tengah duduk di sepeda itu.

"Kita naik sepeda?" tanya nadira dengan wajah polosnya.

"Lo gak liat gue bawa sepeda? Ya berarti kita naik sepeda" jawab lelaki itu datar.

"Terus, aku gim" belum selesai nadira bicara, lelaki itu langsung menariknya untuk duduk di depan dekat jok sepeda itu.

"Duduk aja, jangan bawal oke" kata lelaki itu sambil mengacak-acak rambut nadira.

****

Setelah selesai jogging, adrian mengajak nadira untuk makan, karena sebelum berangkat memang keduanya belum sarapan.

"Makan nasi bakar aja mau gak?" Tanya adrian.

"Boleh" jawab nadira sambil menganggukkan kepalanya.

"Eh iya ra, abis kita makan, ke tempat air mancur ya" kata adrian tiba-tiba.
Nadira yang sedang minum itu pun sampai tersedak.

"Kenapa ra?" Tanya adrian panik

"Ehhh engga ko, gapapa, mmbmb sebentar aja ya tapi" jawab nadira.

"Iyah sebentar aja ko" kata adrian sambil senyum.

Disinilah mereka, tempat air mancur dan mungkin tempat kenangan untuk nadira.

"Ra, disini tempatnya bagus ya" kata adrian.
Nadira tidak mendengarkan apa yang adrian katakan, karena nadira sibuk dengan bayangan masa lalunya, karena di tempat inilah nadira dan seseorang dari masa lalunya itu berpisah.

"Jangan tunggu aku, lanjutin hidup kamu" kata-kata itu selalu terngiang di telinga nadira

Melihat gadis di sebelahnya ini melamun, adrian pun menepuk pundaknya untuk menyadarkannya.

"Ra" katanya sambil menepuk pundak nadira.

"Iya ndu, kenapa?" Jawab nadira refleks.

Mendengar itu, wajah adrian berubah.

"Gue belum pernah tumpengan lagi deh, jadi nama gue masih adrian" kata lelaki itu sambil terkekeh.

"E-eh, maaf yan, aku ngga maksud gitu" kata nadira panik.

"Santai aja kali ra, gapapa ko" jawab adrian dengan senyum. "Eh iya, btw ndu, ndu itu mantan lo ya" sambungnya, dan membuat nadira terkejut.

"Gapapa ko kalo gak mau jawab" sambung adrian.

"I-iya, dia mantan aku" katanya lirih.

"Kalo mau cerita, gue siap dengerin ko" kata adrian sambil menepuk pundak nadira.

Hening, sampai ahirnya nadira membuka suaranya.

"Dulu, aku sama dia sering kesini. Dan di tempat ini juga aku sama dia harus pisah" kata nadira sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Kenapa pisah?" Tanya adrian hati-hati.

Nadira menarik nafas panjang
" aku sama dia satu sekolah, tapi waktu kelas 11 dia disuruh homeschooling sama orang tuanya, karena dia sakit, mbbb kelainan hati, tadinya aku masih bertahan di sekolah itu, tapi waktu tau dia harus berobat ke luar negeri,aku kaya orang
Frustasi banget waktu itu, sebelum dia berangkat ke luar negeri, dia minta ketemu di disini, persis di tempat yg sekarang kita duduk" ada jeda.

"disini, dia mutusin untuk pisah, dia bilang, aku gak boleh nungguin dia, karena dia bilang, kemungkinan hidupnya itu sedikit, dia bilang aku harus lanjutin hidup aku, tapi" nadira tidak bisa melanjutkan lagi, air mata yang dari tadi ia tahan, ahirnya jatuh juga.

Adrian langsung menarik nadira kedalam pelukannya, nadira tidak menolak, karena memang sekarang dia butuh sandaran.

"Dia bener, lo harus lanjutin hidup lo, denger ya ra, hidup lo itu dunia lo, dan dunia lo itu banyak, ada keluarga lo, temen-temen lo, jangan fokusin dunia lo sama satu titik, nanti gak akan seimbang ra" kata adrian meyakinkan.

" dia cinta pertama aku, dia satu-satunya orang yang bisa bikin aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya, dia bikin aku jadi diri aku sendiri" kata nadira masih dengan isakannya.

Adrian melepaskan pelukannya, membuat mereka berhadapan sekarang.

"Gue tau caranya lo lepas dari bayangan masa lalu lo" kata adrian sambil menghapus air mata yang jatuh dipipi nadira.

"C-caranya?" Tanya nadira

Adrian menarik tangan nadira, menggenggamnya dengan halus.
"Be mine" jawab adrian
Mendengar itu nadira refleks melepaskan tangannya dari adrian.

"A-apa" kata nadira gugup.

"Kali ini gue gak akan maksa lo, jadi itu terserah lo, ikutin kata hati lo" kata adrian sambil mengusap puncak kepala nadira.

"Ini saatnya buat buka hati kamu sayang"

" jangan tungguin aku, lanjutin hidup kamu"

"Dunia lo banyak, jangan fokusin ke satu titik"

Suara itu terus saja berputar di kepala nadira.

Nadira menarik nafas panjang
"Aku mau" kata nadira sambil tersenyum.

Mendengar itu, adrian senang, dan dia berjanji akan menjaga wanita disampingnya ini, dan menyembuhkan luka masa lalunya.

"Jangan nangis lagi" kata adrian sambil memeluk tubuh nadira.

Ahirnya adrian bisa meluluhkan hati nadira yeayygy

Tbc

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang