Lee Jihoon menutupi wajahnya dengan handuk basah kemudian duduk bersandar dinding. Mata semi sipitnya terpejam demi menikmati sensasi tenang yang ditawarkan handuk basah dan rest room yang sepi.
Sebentar.
Rest room sepi?
Pemuda mungil itu spontan duduk tegap. Handuk yang tadi menutupi wajahnya melompat ke pangkuannya, nyaris terjerembab ke lantai. Kepala bermahkota helaian rambut tipis halus kecoklatan itu menoleh ke kiri dan ke kanan. Menyapu tiap inci sudut rest room. Hening. Sepi. Sunyi. Hanya ada Lee Jihoon seorang diri. Ke mana semua orang? Jihoon membatin.
Dia pun memutuskan untuk beranjak dari duduknya. Melangkah pelan menyusuri rest room yang berukuran seluas lapangan volly itu. Kaki kecilnya terus melangkah, melirik tiap celah. Namun tak juga menemukan siapa pun. Hingga langkahnya mentok di pintu lain yang menghubungkan ruangan tersebut dengan toilet, Jihoon tidak menemukan siapa pun. Bahkan di dalam loker juga tidak ada. Apalagi di bawah meja dan bangku panjang yang berjejer di sepanjang dinding. Jihoon berdecak. Merasa kesal pada diri sendiri. Kenapa juga aku harus pusing di mana mereka? Bagusan juga sepi begini, yakan. Bisa tiduran. Begitu pikir Jihoon. Kemudian dia menutup pintu toilet dan beranjak kembali ke posisi semula; duduk bersandar dinding sambil menutupi wajah dengan handuk basah.
Namun, belum sempat matanya terpejam, suara derap langkah dan suara orang bicara sambil sesekali tertawa terdengar dari arah luar. Seperti menuju ke rest room. Benar saja. Rupanya itu adalah suara-suara dari SPB-SPB shift siang, rekan Jihoon. Mereka langsung kicep pas lihat Jihoon yang sedang pewe dengan handuk menutupi wajahnya. Ah, tidak. Mereka kicep setelah melihat Soonyoung yang memang masuk duluan menempelkan telunjuknya ke depan bibir.
"Aku juga ngantuk, Hyung." rengek Chan. Dia mengucek matanya. Soonyoung yang baru saja merapatkan bokong di bangku tersenyum dan menepuk pangkuannya. Langsung saja Chan bersorak dan memasang posisi ternyaman untuk tidur. Sonyoung membelai lembut pucuk kepala Chan yang langsung terlelap. Jari-jari pemuda super sipit itu gemas memilin gumpalan daging di pipi Chan yang spontan bergumam. Soonyoung terkekeh pelan tanpa suara.
Kemudian kembali membelai lembut pucuk kepala Chan hingga semakin lelap.
Jeonghan dan Mingyu hanya duduk-duduk. Mereka kekenyangan. Tadi habis ditraktir makan jjajjangmyeon sama Soonyoung. Kebiasaan dia kalau habis gajian. Sedangkan Dokyeom dan Vernon tampak bermain dengan ponselnya. Sesekali keduanya terlihat girang, namun tak jarang terlihat uring-uringan. Keasikan main game. Jun sendiri sibuk dengan kaca berbentuk beruang dan sisir warna merah mudanya. Tadi pas di warung jjajjangmyeon dipuji sama empunya warung jadi dia mau memastikan apa benar wajahnya setampan yang dibilang pemilik warung tadi. Ternyata benar. Jun tersenyum puas. Rambutnya yang sudah rapi disisir sekali lagi.
"Aku sebenarnya heran sama anak baru itu. Hobi, kok, teriak-teriak." Mingyu membuka suara. Sekaligus memecah keheningan yang memenuhi rest room. Lima kepala yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing spontan menoleh tajam ke Mingyu. Pemuda bongsor itu nyengir sambil garuk kepala. "Ops, sorry...." Dia berucap lirih saat tersadar maksud lirikan sinis kelima kepala tadi. Orangnya ada di sini, oi. Nih bongsor bego atau gimana. Mungkin begitu batin pemilik kelima kepala yang tadi melirik sinis Mingyu. Yang dilirik cuma menjulurkan lidah sambil garuk-garuk ketek lagi.
Bukan.
Garuk-garuk kepala lagi. Alhasil obrolan tentang anak baru itu terhenti begitu saja.
Tidak dilanjutkan.
Keenam SPB yang masih melek, karena hanya Chan saja yang tertidur, kembali ke aktifitas semula; Soonyoung membelai anak-anak rambut Chan yang sudah jauh terlelap, Mingyu membantu Jeonghan merapikan rambutnya, Vernon dan Dokyeom masih asik bertarung dalam game di ponsel pintar masing-masing sedangkan Jun belum mau beranjak dari hadapan cermin sepertinya dia belum puas menatap pantulan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORKING!!!
Fanfiction[FINE!] - [Soonhoon] - [BXB] Lee Jihoon, si jenius dalam musik, disuruh jadi SPB (Sales Promotion Boy) untuk merebut gelar karyawan terbaik di toko ayahnya yang dipegang oleh seseorang yang memiliki kepribadian berbanding terbalik dengan dirinya. M...