Seluruh SPB shift siang sudah kembali dari alun-alun.
Tugas membagikan brosur sudah selesai, lebih lama dari biasanya lantaran kepadatan pengunjung yang semakin lama semakin membludak, menyulitkan mereka untuk bergerak cepat. Saat ini, beberapa di antara mereka sedang mengeringkan diri di rest room.
Tadi, di tengah perjalanan pulang dari alun-alun, hujan deras tiba-tiba saja mengguyur kota. Para SPB tersebut tentu saja basah kuyup dibuatnya.
Apalagi Soonyoung.
Dia pulang paling akhir tadi karena banyak sekali customer yang memang mengagumi dirinya berkerumun ketika melihat Soonyoung. Mereka minta foto bersama dan bertanya banyak hal.
Jihoon? Tenang, dia baik-baik saja!
Satu keuntungan seseorang bertubuh mungil ketika berboncengan motor, kau bisa terlindung oleh orang bertubuh lebih besar yang memboncengmu! Jadi, pemuda mungil itu hanya duduk saja di bangku dekat lokernya, dalam keadaan kering, memperhatikan SPB lain yang sibuk mengeringkan diri.
Namun, perhatiannya serta-merta terpaku begitu menangkap siluet Soonyoung yang sedang membuka kemeja di sudut ruangan.
"Brr, untung basahnya tidak merembes sampai ke dalaman!" gerutu Jun. Dia baru saja melepaskan kemejanya yang separuh basah di bagian depan. Mengibasnya beberapa kali sebelum digantung ke hanger. Di sebelahnya ada Mingyu dan Vernon yang melakukan hal serupa.
Bedanya, Vernon dan Mingyu tidak mengalami basah pada bagian kepala karena menggunakan helm jenis full face. Tidak seperti Jun yang menggunakan helm half face saja, itu pun pinjaman dari kepala toko. Hng...
Seokmin dan Jeonghan hanya mengalami basah di bagian rambut saja. Karena mereka berdua tidak memakai helm. Sedang dikeringkan dengan alat pengering rambut milik Jeonghan. Mereka juga dibonceng tadi, jadi aman-aman saja.
"Lho, ke mana perginya Lee Chan? Hanya dia saja yang tidak kelihatan?" Pertanyaan Jeonghan barusan membuat Soonyoung, Seokmin, Mingyu, dan Jun celingukan. Mencari keberadaan pemuda mungil itu.
Vernon yang membonceng Chan langsung buka suara, "Dia sudah di toko. Tubuhnya tidak basah karena terlindung olehku."
Kelima orang tadi kompak mengangguk sambil membulatkan mulutnya. Kemudian lanjut mengeringkan diri.
Saat yang lain sibuk dengan diri sendiri, Lee Jihoon bergerak gelisah di bangku. Tangannya mencengkeram erat handuk kecil yang sejak tadi dipegangnya. Sementara ekor matanya berulang kali melirik diam-diam Soonyoung yang sedang mengacak-acak rambutnya sendiri, berusaha mengurangi kadar air yang ada di sana.
Tidak ada yang memperhatikan kegelisahan pemuda mungil itu. Sama sekali tidak ada. Sampai akhirnya, setelah banyak berpikir dan menimbang hingga dia menjadi kesal sendiri, pemuda mungil itu memaksa diri untuk beranjak dari duduknya. Masih menggenggam erat handuk kecil tadi, menghampiri Kwon Soonyoung di sudut ruangan.
Setibanya di hadapan sang karyawan terbaik itu, Lee Jihoon langsung menyodorkan handuk kecil yang dipegangnya tanpa sepatah kata pun. Hening sejenak. Soonyoung tidak paham. Dia justru ber-eh pendek dengan kening berkerut-kerut. Bingung.
Membuat Jihoon berdecak sebal lantas menggerak-gerakkan handuk kecil itu. Ambillah! Keringkan rambutmu dengan ini. Begitu kurang lebih makna yang tersirat dari tatapan malu-malu yang sesekali dijatuhkan ke lantai marmer dan raut wajah Jihoon yang sempurna merona saat ini.
Patah-patah gerakan Soonyoung mengulurkan tangannya, menyambut handuk kecil itu, lantas membisikkan terima kasih sebelum menggunakannya untuk mengeringkan rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORKING!!!
Fanfiction[FINE!] - [Soonhoon] - [BXB] Lee Jihoon, si jenius dalam musik, disuruh jadi SPB (Sales Promotion Boy) untuk merebut gelar karyawan terbaik di toko ayahnya yang dipegang oleh seseorang yang memiliki kepribadian berbanding terbalik dengan dirinya. M...