OVA: Weekend (1)

1.1K 144 16
                                    

Jihoon mendorong pintu dengan bahu lantaran kedua tangannya penuh dengan buket bunga dan tropi kemenangan. Pemuda mungil itu bahkan tak sanggup bersuara untuk sekadar memberi salam karena di bibirnya terselip beberapa surat dari penggemar. Begitu berhasil masuk ke rumah ia langsung mengempaskan barang-barang tersebut ke sofa dan duduk selonjor di lantai dengan kedua kaki membuka lebar.

"Ah, kau sudah pulang, Sayang?" Suara berat khas pria dewasa menyambut dari arah dapur. Itu milik Kwon Soonyoung yang tampak membersihkan tangan dengan serbet. Sepertinya ia habis memasak sesuatu di dapur. Karena Jihoon bisa mencium aroma menyenangkan yang menempel di apron Soonyoung. "Haha, sepertinya kau sangat lelah." Soonyoung tergelak pelan karena gemas melihat Jihoon yang hanya menjawab dengan anggukan pelan tanpa suara dan langsung memeluk bantal sofa.

Ekor mata Jihoon sempat melirik jam dinding yang bertengger di atas bingkai pintu dapur. Jarum panjang dan pendeknya sama-sama menunjuk angka dua belas kini. Cukup menjelaskan mengapa tubuh dan kedua matanya terasa berat sekali. Apalagi jika mengingat aktivitasnya seharian ini; mulai dari latihan keras seminggu sebelum konser; jumpa pers di berbagai media; hingga menjadi pemenang dari awards yang menjadikannya sebagai nominasi dalam berbagai kategori pilihan.

Mendadak Jihoon bergidik membayangkan rencana world tour yang tak sengaja didengarnya saat melewati ruangan produser. Baru konser keliling kota-kota di Korea Selatan saja sudah melelahkan, bagaimana jika benar mereka akan melakukan world tour?

Keliling dunia?

Astaga.

Jihoon mendadak vertigo memikirkannya.

"Aaa... mollaaa!!!" seru Jihoon seraya mengacak anak-anak rambutnya sendiri. Lantas membekap wajah dengan bantal sofa dan teriak sekencangnya untuk mengusir penat yang seperti menggendong di pundaknya.

Ujung-ujung bibir Soonyoung terangkat samar melihat tingkah Jihoon barusan. Separuh gemas, sisanya kasihan karena tak tega melihat tunangannya bekerja begitu keras demi impiannya. Kemudian terlintas dalam kepalanya yang bersurai hitam legam sebuah rencana untuk menghibur sang kekasih.

"Ah, Jihoon-ah," panggil Soonyoung setelah sebelumnya sempat berlari ke arah dapur. Di tangannya tampak beberapa buah mug dan sekaleng minuman bersoda. "Ayo, kita bisa membuat menara sampanye dengan mug-mug ini." Soonyoung tampak antusias menyusun mug-mug di atas meja membentuk menara sebagaimana yang biasa dilakukannya saat masih menjadi host di klub malam.

Sebelah alis Jihoon terangkat tinggi melihat semangat Soonyoung yang masih bisa menggebu sedemikian rupa padahal dia juga baru saja pulang setelah shift malam.

"Nah, sudah jadi," kata Soonyoung begitu menara mug-nya selesai. "Berhubung kita tidak punya sampanye, jadi pakai minuman bersoda saja. Kola tidak buruk, sih. Well, kita tuang di sini...." Soonyoung menuangkan isi kola dalam kaleng pada mug yang berada di posisi paling atas sambil melantunkan sebaris lagu yang biasa dinyanyikan host untuk menyemangati kliennya.

Namun, rupanya Soonyoung lupa kalau sekaleng kola hanya berisi 355 ml dan tentunya tidak bisa memenuhi mug berkapasitas 500 ml yang berada di posisi paling atas. Apalagi mengisi mug-mug lain di bawahnya. Spontan saja Soonyoung memasang wajah sedih sembari berseru-seru ke dalam kaleng, memohon agar kola yang sedang bersembunyi di dalam kaleng segera keluar, hal bodoh tersebut sukses membuat Jihoon tergelak hebat sambil menepuk bantal sofa di pangkuannya.

'Yes, berhasil! Berhasil! Louisimo!' batin Soonyoung, gembira pastinya, saat melihat respons Jihoon yang tergelak hebat sampai menitikkan air mata karena aksinya barusan.

"Dasar bodoh! Kau memohon sampai menangis darah pun tidak bakal ada kola yang keluar. Semua sudah berpindah ke mug besar itu," ujar Jihoon di sela-sela tawanya. "Ahh... tertawa membuatku haus." Mug paling besar pun berpindah ke tangan Jihoon kini. Isinya tandas dalam sekejap. Berpindah ke perut pemuda mungil yang kini merasa lebih baik setelah tergelak hebat. "Gomabda." Jihoon membisik Soonyoung yang sedang memeluknya erat. Entah sejak kapan.

WORKING!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang