Suara bising khas keramaian bandara menyambut Jihoon begitu melewati pintu kaca yang bisa membuka dan menutup sendiri. Pemuda mungil dalam balutan setelan serba biru navy dengan motif garis putih lengkap dengan tas jinjing hitam dan kaca mata bulat serta masker hitam menutup sebagian wajah itu melenggang santai tanpa peduli pada seseorang bermata sipit yang tampak kepayahan menyusul karena membawa banyak barang di belakangnya. Dia memang sesekali melirik sekitar untuk memastikan penyamarannya cukup aman saja.
Ekor mata semi sipit Jihoon lantas menangkap sederet kursi besi gandeng di tengah-tengah ruang mahaluas tersebut dan langsung mendaratkan bokong pada salah satu kursi paling ujung, tak lama kemudian. Sama sekali tidak menaruh peduli pada pemuda sipit tadi yang kini sudah dibantu dengan sebuah kereta barang oleh seorang petugas. Justru terlihat santai saja duduk di kursi besi seraya memainkan ponsel. Mengecek SNS untuk melihat komentar netizen tentang konsernya semalam---kebanyakan dari komentar di sana memuji penampilan dirinya dan itu membuat Jihoon tak henti mengulum senyum hingga cuping hidungnya kembang kempis.
Dia bangga. Tentu saja.
Saat sedang seru berselancar di dunia maya, tiba-tiba ada panggilan masuk.
"Yeoboseo. Aku sudah di bandara," jawab Jihoon pada orang di seberang telepon. Itu Appa dan Eomma-nya yang tempo hari pamitan ke Amerika dengan dalih bulan madu, tapi ternyata justru melakukan operasi besar di sana. Itulah mengapa dia berada di bandara ini, bukannya melepas lelah dengan tidur seharian di rumah setelah konser mahadahsyat semalam, karena hendak menyusul kedua orang tuanya ke Amerika. "Pesawatnya akan berangkat setengah jam lagi. Ne, arasseo. Gwaenchanha. Soonyoungie? Ah, dia sudah mengurus semuanya. Dia? Err... Sedang di bagian bagasi." Jihoon celingukan mencari sosok yang dicari-cari eomma-nya. Lantaran pemuda sipit tadi sudah tidak berada di dalam ruangan yang sama dengan dirinya, melainkan di bagian lain. Tepatnya di luar, bersama seorang petugas.
Mereka terlihat seru mengobrol.
Ujung-ujung bibir Jihoon melengkung ke bawah melihat betapa akrabnya Soonyoung dengan petugas bandara tersebut. Sesuatu berdenyut tak nyaman di dalam dadanya tatkala melihat perubahan ekspresi di wajah Soonyoung; riang dan tak jarang terlihat mengulum senyum malu-malu. Hal yang jarang terjadi jika pemuda sipit itu bersamanya.
'Jihoon-ah! Kau masih di situ?' Suara khawatir eomma Jihoon menyentaknya kembali dari lamunan. Membuatnya buru-buru menyahut, meski tak ada kata maaf karena sempat mengabaikan kedua orang tuanya. 'Ah, baiklah. Save flight, Sayang. Kalau sudah tiba di Amerika, langsung kabari eomma. Biar eomma yang menjemputmu nanti. Arasseo?'
Tanpa sadar Jihoon mengangguk. Namun, begitu teringat dia hanya sedang menelepon dan bukannya bicara langsung, pemuda mungil itu segera menjawab, "Ne, arayo."
Sambungan telepon pun terputus. Jihoon tak berminat lagi menyusuri komentar netizen di SNS. Kini perhatiannya tertuju sepenuhnya pada sosok sipit di seberang pintu kaca yang sedang seru berbincang dengan seorang petugas bandara. Ah, ralat. Jihoon bukan memperhatikan keseruan kedua orang tersebut. Melainkan sesuatu yang muncul sesekali ketika ujung kaos gombrang Soonyoung berkibar ditiup angin.
"Dasar bodoh!" gumam Jihoon, tentu saja ditujukan kepada Soonyoung semata, lantas berjalan cepat menghampiri pemuda sipit itu dan melupakan barang-barangnya di kursi besi.
Entah kenapa Jihoon merasa kesal. Salahkan saja angin yang terlalu kencang bertiup hingga membuat kaos gombrang sewarna terong milik Soonyoung melambai-lambai ditiup angin. Salahkan juga pemuda sipit itu yang tampak cuek saja padahal asetnya sedang terumbar. Salahkan juga petugas bandara yang terlihat sesekali mencuri pandang pada bagian perut Soonyoung yang terbentuk sempurna karena rutin latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORKING!!!
Fanfic[FINE!] - [Soonhoon] - [BXB] Lee Jihoon, si jenius dalam musik, disuruh jadi SPB (Sales Promotion Boy) untuk merebut gelar karyawan terbaik di toko ayahnya yang dipegang oleh seseorang yang memiliki kepribadian berbanding terbalik dengan dirinya. M...