delapanbelas

2K 305 17
                                    

Toko sedang sibuk hari ini.

Benar-benar tidak seperti biasanya. Para SPB shift pagi sudah berlalu-lalang sejak tadi. Mereka sampai berlarian tiap kali bagian kasir menyerukan nama brand mereka karena ada saja customer yang berhasil meloloskan barang tanpa nota.

Semua SPB termasuk Jihoon.

Pemuda mungil itu sudah berpeluh sejak tadi. Namun, setelah memasuki minggu kedua menjadi SPB, dia sudah cukup terlatih. Meski masih saja diteriaki bagian kasir. Akan tetapi sebagian besar pekerjaan seorang SPB diketahuinya kini.

Apalagi soal senyum dan berbasa-basi dengan customer. Sudah tidak jutek atau cemberut lagi. Bahkan kini dia sudah punya pelanggan tetap yang hampir setiap hari datang. Sekadar menyapa atau bahkan membeli barang yang Jihoon jual. Terdiri dari berbagai jenis, laki-laki dan juga perempuan. Anak-anak hingga orang tua.

Hampir sama dengan Soonyoung, si karyawan terbaik toko. Bahkan ada customer yang rela datang tiga kali dalam sehari hanya untuk membeli beberapa bungkus mie instan demi bisa menyapa Jihoon.

Tentu saja Jihoon langsung menjadi bahan godaan SPB lain.

"Ah, tidak sia-sia aku mengajarimu tempo hari. Sekarang kau memiliki chemistry dan fans sendiri." Seokmin berujar lirih sambil mengangguk bangga ketika toko mulai berangsur reda. Persis seperti ayah yang bangga pada keberhasilan putranya. Namun, perlakuan barusan justru berhadiah lirikan sinis Jihoon.

Membuat Seokmin harus rela menurunkan telapak tangannya dari pundak pemuda mungil itu daripada kena lemparan manekin.

Di sudut lain, Mingyu dan Jun yang menyaksikan terkikik geli melihat ekspresi canggung Seokmin. Meski berhasil menguasai cara mengahadapi customer, tentu saja tidak langsung mengubah seluruh sikap asli Jihoon.

"Gomabda." Seokmin yang hendak beranjak pergi mengerjap kaget saat sepatah kata terucap dari bibir Jihoon. Satu kata bermakna ungkapan terima kasih yabg diucapkan dengan segenap ketulusan. Memaksa pemuda yang memiliki senyuman khas itu membalik badan untuk terharu kemudian saat Jihoon mengulang ucapan terima kasihnya sambil tersenyum.

Percayalah. Seokmin tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Jihoon saat ini.

"Aigoo, kalian ini. Sudah seperti ayah dan anak saja!" seru Mingyu yang tidak sabar untuk ikut bergabung. Karena turut senang merasakan aura berbeda dari Jihoon yang tidak seperti pertama kali datang. "Aku juga ikut terharu. Selamat datang, SPB baru!" Telapak Mingyu terulur di depan Jihoon. Sejak kedatangannya di toko ini, baru kali ini dia disambut begini. Tentu saja. Karena dengan sikapnya sebelum ini tentu saja tak ada yang berani beramah-tamah dengan Jihoon. Meski sempat mengangkat sebelah alisnya lantaran bingung, Jihoon akhirnya menyambutnya juga.

Apa yang dilakukan Mingyu langsung diikuti Jun, Seokmin, dan beberapa SPB shift pagi lainnya termasuk Kwon Soonyoung yang semula hanya memerhatikan dari kejauhan.

working!

"Aku bersyukur kau magang di tempat ayahmu," ujar Seungkwan. Tiba-tiba. Jihoon yang hendak menuang kola ke gelas terpaksa harus menahan gerakannya demi menoleh pada manajernya itu. "Yeah, kau banyak berubah sekarang. I mean, kau sudah tahu cara untuk tersenyum sekarang." Seungkwan segera menjelaskan maksudnya begitu melihat sebelah alis Jihoon terangkat tinggi menyiratkan pertanyaan.

Jihoon membulatkan bibirnya lalu mengangguk-angguk kecil sambil mengangkat sebelah senyumnya dan kembali bergerak menuangkan kola ke gelasnya yang sudah kosong. Membenarkan apa kata Seungkwan tadi.

Sebenarnya Jihoon sendiri mengakuinya. Dia banyak belajar ketika di toko. Para SPB satu shift-nya adalah mantan host klub malam sehingga keramahan mereka bisa menular dengan cepat.

WORKING!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang