SAME BUT DIFFERENT_14

404 45 0
                                    

Kerajaan mengadakan pesta kemenangan atas peperangan di perbatasan.

Segala sesuatu nya dimanipulasi dan dimonopoli dengan baik oleh Permaisuri Seokjin, hingga raja tidak pernah tahu apa yang terjadi diluar istana utama.
Bahkan raja tidak menyadari ketidakhadiran kedua putranya.

Semua yang ada diistana utama berpesta pora.




















"Hyung, ku dengar yang mulia raja membuat pesta untuk kemenangan kalian, kenapa kau tidak kesana Hyung?" tanya Taehyung.

Mereka masih di kediaman Putri Mahkota.

"Ani, Hyung tidak terlalu suka berpesta." jawab Pangeran Hoseok.

"Jeongmall?
Bukankah Hyung menyukainya.
Jika Hyung ingin kesana, pergilah hyung tak apa, biar saya yang menjaga eomma dan Kookie disini."
Taehyung menatap sedih eomma nya yang masih terbaring lemah.

"Entahlah Tae. Saat ini aku hanya ingin disini.
Bersama kalian, menjaga kalian disini." Pangeran Hoseok menyandarkan punggungya ke tembok.

"Kau benar-benar bijak hyung,
Sangat berbeda denganku yang masih arogant dan kekanakan. Bagaimana kalau kau saja yang meneruskan Appa untuk menjadi raja, hyung?" tanya Taehyung antusias.

"Kau ini ada-ada saja, Tae.
Aku hanya putra seorang selir, mana mungkin aku yang jadi raja.
Kau ingin kerajaan jadi perang saudara, huh?"
Pangeran Hoseok terkekeh setelah memukul pelan lengan dongsaengnya.

"Jika aku menjadi raja, aku tidak akan bisa menikah dengan orang yang kusukai, hyung."gumam Taehyung sedih.

"Memangnya kau sedang menyukai siapa, Tae?"

"Jungkook.." lirih Taehyung.

Pangeran Hoseok membulat tak percaya mendengar penuturan dongsaengnya.

"Ta.. Tae.. Kau..?"

"Mian hyung, aku juga sudah berusaha menepis rasa ini, tapi semakin aku berusaha menghilangkannya, aku malah semakin terjatuh di dalamnya, hyung." Taehyung meremat hanbooknya.

"Aku tahu ini akan sulit untukmu, Tae.
Tapi hyung minta, tolong lupakanlah perasaanmu.
Setelah Jungkook sembuh, hyung akan mengirim mereka kembali kerumahnya."

Setelah menyelesaikan ucapannya Pangeran Hoseok pun pergi meninggalkan Taehyung.

Taehyung hanya menatap nanar punggung Pangeran Hoseok yang pergi meninggalkannya.

"Hyung..
Kau tidak tahu betapa tersiksanya aku menahan perasaan ini.
Lalu, Bagaimana bisa aku menghilangkannya, jika menahannya saja rasanya sudah sangat tersiksa seperti ini.."batin Taehyung terluka.

Taehyung beranjak masuk menuju kamar Putri Mahkota.

"Youngi-ssi bagaimana keadaan Kookie??"
Taehyung menghampirin Youngi yang sedang duduk di samping Jungkook.

"Oh, kau putra mahkota.
Kookie masih belum sadar, padahal ini sudah 2hari semenjak pendonoran kedua-nya."
Youngi menatap Jungkook sedih.

"Mianhaeyo, Youngi-ssi.
Karena kelalainku, Kookie jadi terluka." sesal Taehyung.

"Animnida, putra mahkota.
Semua ini takdir.
Aku harap Kookie bisa cepat sadar dan kami akan segera kembali kerumah."

"Kau benar Youngi-ssi, tempat kalian memang tidak seharusnya disini, karena disini hanya akan membahayakan kalian saja.
Tapi bagaimana dengan hatiku, jika kalian pergi.."
batin Taehyung

"Putra mahkota..
Tae-tae..
Taehyung..
Yaakk Taehyung, kau tidak mendengarkanku bicara, huh?"
Sembur Youngi karena ucapannya diabaikan oleh Taehyung yang melamun.

Karena hanya memikirkan Jungkook sedari tadi, Taehyung yang kaget oleh pekikan Youngi reflek barucap.

"Jungkook aku mencintaimu"

Taehyung dan Youngi sama2 terkejut.

Taehyung yang kelagapan dan Youngi yang masih mematung dengan mulut terbuka.

"Ah, aku ada urusan Youngi-ssi, tolong jaga Jungkook.
Annyeong." Taehyung bergegas pergi meninggalkan Youngi yang masih cengo di tempat.


"Bodoh...
Taehyung sungguh bodoh.
Kenapa bisa sampai keceplosan begitu.
Aisss.... Jungkook...!!!
Kau benar-benar membuatku gila.
Aaaaargggh." geram Taehyung mengacak rambutnya frustasi.

"Putra mahkota, gwenchanayo??
Apa Anda terluka??
Siapa yang berani menyakiti Anda, Yang Mulia??" panik Jimin karena mendengar teriakan Taehyung tadi.

"Aissh... Jimin-ssi kau benar-benar menyebalkan."
Taehyung menyibakan hanbooknya di depan Jimin, kemudian melenggang pergi membawa rasa kesalnya.

"Waeyo??
Ada apa denganya??
Dasar aneh, Untung dia seorang putra mahkota, kalau bukan, sudah kupastikan ambulan RSJ membawanya." gumam Jimin.


















Paviliun Permaisuri Seokjin,

Di tengah riuhnya pesta, dua orang ini malah lebih memilih menjauh dari keramaian untuk melanjutkan debatnya.

"Seokjin Nuna.. Kau tidak boleh egois begitu.
Taehyung juga kan anakmu, jadi biarkan dia menjadi raja.
Lagi pula semua orang hanya tahu, Taehyung lah putra mahkotanya." keluh Jinyoung.

"Kau itu tahu apa hah??
Tentu saja Pangeran Hoseok-lah yang lebih pantas menjadi raja, dia anakku dari raja, sedangkan Taehyung, dia hanya kesalahanku bersamamu, bocah pabbo." kesal Permaisuri Seokjin.

"Mwo??
Kurasa telingaku jadi terganggu karena pernyataan Taehyung tadi.."

"Lalu apa salahnya jika Taehyung anakku, toh semua orang hanya tahu dia benar-benar anak raja bodoh itu." keukeuh Jinyoung tak mau kalah.

"Astaga, jadi yang barusan aku dengar adalah nyata??
Oh.. Tuhan.. Apa lagi ini??"

Pangeran Hoseok segera menjauh dari paviliun Permaisuri Seokjin.
Niat awalnya untuk menanyakan perihal peperangan yang baru saja dimenangkannya, lenyap sudah.

"Aku akan tetap menjadikan Pangeran Hoseok sebagai raja, dan kau, jangan coba-coba merusak rencanaku, atau aku tidak segan2 menyingkirkan anakmu itu!" hardik Permaisuri Seokjin.

"Aku tidak akan membiarkan mu menyentuh Taehyung sedikitpun, Nuna.
Dan ingat, Taehyung juga anakmu." gertak Jinyoung

"Sudah kubilang, Taehyung hanyalah sebuah kesalahan.
Dan kau pikir, kau siapa huh??
Sedikit saja berani kau mencampuri urusanku, aku pastikan kau dan anakmu itu tidak akan pernah hidup tenang."
Lautan emosi melanda paviliun Permaisuri Seokjin.

Jinyoung mendekati Nuna-nya.
"Kau benar-benar iblis, Nuna.
Aku harap kau bisa jernihkan pikiranmu dulu, sebelum melakukan hal yang lebih jauh lagi, atau kau akan menyesal, changi."
bisik Jinyoung lembut tepat di telinga Permaisuri Seokjin, hingga hembusan nafasnya menyentuh permukaan kulit sang Nuna.
Tanpa sadar Permaisuri Seokjin melenguh pelan atas perlakuan dongsaengnya.

Namun itu tidak bertahan lama, karena emosi kembali menguasai sang permaisuri.

Jinyoung yang tidak tahan dengan kelakuan Nuna-nya pun memilih untuk pergi meninggalkan paviliun yang panas itu.

SAME BUT DIFFERENT (Vkook/taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang