Sehun jadi ingat sesuatu ketika Hayoung pernah mengatakan sesuatu padanya beberapa waktu lalu.
"Oppa... Nanti temani aku ke Times Square, ya?" pinta gadis itu padanya. Sehun hanya melirik sekilas.
"Ngapain ke sana? Tempatnya sangat ramai, kau bisa tersesat."
Hayoung memanyunkan bibirnya. "Ish... Di sana banyak makanan dan toko. Banyak yang bilang Times Square adalah surganya New York."
"Lalu?" tanya Sehun acuh tak acuh. "Pergilah dengan Eomma atau Appa, aku masih banyak tugas," katanya sambil berlalu.
Gadis itu kini cemberut. Ish, tidak peka! batinnya.
Tunggu sebentar...
Bisa jadi dia ada di sana!
Dia pun segera mandi dan berpakaian. Disambarnya kunci mobil milik Myungseok di meja ruang tamu.
"Yakk, kau mau ke mana?" tanya Myungseok mencegah anaknya sebelum Sehun keluar.
"Pergi," jawab Sehun singkat. Dia tidak memberitahu ayahnya bahwa dia akan mencari Hayoung. Setelah dua hari hilangnya gadis itu, hubungan ayah dan anak itu kurang begitu baik.
"Sehun-ah, sarapan dulu, Nak!" kata Taehee berlari menghampirinya.
"Aku belum begitu lapar. Aku akan beli di luar saja," kata Sehun sebelum menutup pintu.
"Yakk, kau mau ke-"
BLAM!
Belum selesai ibunya berbicara, pintu sudah terutup. Taehee memandang suaminya. "Aneh... Dia mau pergi ke mana, ya? Apa hari ini dia ada kelas?"
Myungseok menggeleng. "Kampus tutup setiap hari Sabtu, Taehee-ya..."
"Lalu? Dia mau ke mana sekarang? Kau tidak berniat mengejarnya?" tanya Taehee sedikit meninggikan suaranya.
"Dwaesso, biarkan saja," kata Myungseok yang sebenarnya tahu niat Sehun.
***
Luhan pun berjalan cepat ke arah dapur, di mana dia bisa mendengar seseorang sedang mencuci piring di wastafel.
"Kau ngapain?" tanyanya kebingungan.
Hayoung menoleh. "Mencuci piring. Oppa tahu, cuciannya tadi benar-benar menggunung dan aku tidak tahan melihatnya!"
Luhan sedikit terkejut mendengar Hayoung memanggilnya 'Oppa', karena biasanya gadis itu memanggilnya 'hei' atau 'kau'. Tapi setidaknya dia lega karena Hayoung tidak kabur. Kalau kabur, bisa repot.
"Biarkan saja seperti itu... Nanti aku yang cuci," kata Luhan menghampirinya.
"Tidak usah. Aku memang berutang budi pada Oppa karena Oppa sudah banyak membantuku," sahut Hayoung yang membuat laki-laki itu tertegun.
"Oh..." Melihat gadis itu sedang membilas, Luhan bertanya, "Habis ini kau mau mencari pacarmu lagi?"
"Mm-hmm. Sudah ada kabar dari polisi kemarin?"
"Sebentar..." Luhan mengecek ponselnya, memastikan apakah ada pesan atau telepon dari kantor polisi yang mereka datangi kemarin. "Belum. Belum ada."
Bahu Hayoung sedikit merosot. Dia menghela napas panjang.
"Jangan khawatir. Kau pasti akan bertemu dengannya, aku yakin," kata Luhan menyemangatinya. Hayoung hanya tersenyum getir. "Oh ya, hari ini aku ada kerja paruh waktu dua jam lagi. Tapi sebelum pukul enam aku kosong, kok. Kita bisa mencari pacarmu kalau kau mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN NYC ➖ Sehun & Hayoung
FanfictionSekuel dari Lost in New York 💕osh-ohy shipper? Status : on going