3 🗽 Oh Sehun

1K 134 9
                                    

Hayoung merasakan ada seseorang yang memanggilnya sayup-sayup. "Hayoung-ah, bangun, Sayang. Kita sudah sampai..." Suara Taehee yang lembut itu membangunkan gadis itu dari mimpi indahnya. Perlahan-lahan dia membuka kedua mata dan meregangkan tubuhnya sesekali sebelum beranjak keluar.

"Lho, ke mana Paman Myungseok, Bi?" tanya Hayoung terkejut melihat tidak ada laki-laki itu di kursi pengendara.

"Dia sudah masuk duluan. Ayo kita keluar."

Mobil Sportage hitam diparkir di sebuah rumah berwarna merah dengan banyak jendela. Kakinya terlebih dahulu menginjak di jalanan beraspal. Hayoung mengerutkan kening mengapa warna, bahkan bentuk rumahnya sama semua sepanjang satu deret itu.

"Ada apa, Sayang? Kok kelihatannya kamu bingung begitu?" tanya Taehee membuyarkan pikiran Hayoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa, Sayang? Kok kelihatannya kamu bingung begitu?" tanya Taehee membuyarkan pikiran Hayoung.

"Ah, gwaenchanha... Semua rumahnya kok mirip, Bi?"

"Perumahan di kota ini berbeda sekali dengan perumahan di tempat-tempat lain. Bentuk, warna, dan ukurannya memang sengaja dibuat sama. Oh ya, Bibi berikan alamat rumah ini kalau kau mau jalan-jalan sekarang..." Taehee membuka dompetnya dan memberikan sebuah kartu nama milik suaminya.

OH MYUNG-SEOK (+1) 2015550123

11 West 4th Street, Greenwich Village

New York City

"Jangan sampai hilang kartu itu," pesan Taehee sebelum keduanya masuk ke rumah. Hayoung mengangguk dan langsung menyimpannya di tas.

Rumah kediaman keluarga Oh didesain minimalis. Warna putih, cokelat, dan hitam mendominasi rumah ini. Hayoung melihat Myungseok turun dari tangga.

"Eottae? Apa kau akan nyaman untuk tinggal di sini selama satu minggu?" tanya Myungseok. Hayoung mengangguk tersenyum. "Jangan hanya satu minggu saja, Hayoung-ah. Itu terlalu sebentar... Bagaimana kalau dua minggu?"

Gadis itu tertawa kecil. Myungseok suka sekali berguyon. "Joesong haeyo, Paman. Ayahku memintaku untuk tinggal di sini selama satu minggu saja."

"Yah, nanti kalau kau menikah dengannya kau akan tinggal di sini," kata Myungseok cepat. "Oh ya, Paman sudah bawa kopermu ke kamar tamu. Kamarmu ada di atas, seberang kamar uri Sehun."

"N-ne? Koperku sudah dibawa Paman? A-anieyo, seharusnya tidak usah, aku saja yang bawa, Paman," ujar Hayoung merasa tidak enak. "Aku jadi merepotkan Paman."

"Ah, gwaenchanha. Paman tahu pasti kau sudah melewati perjalanan yang sangat melelahkan," ujar Myungseok sambil berjalan menuju dapur.

Taehee yang menata meja makan, bertanya, "Kau tidak jet lag kan, Sayang?"

Hayoung tidak buru-buru menjawab. Sebenarnya dia jet lag. Penerbangan lama yang melintasi zona waktu membuatnya pusing. Dia harus beradaptasi dengan perbedaan waktu di Korea dan di Amerika. Dia ingin sekali melanjutkan istirahatnya lagi, berbaring di tempat tidur yang dingin nan empuk. Tapi, dia tahu Taehee sedang menyiapkan sarapan untuknya. Hayoung tidak mau mengecewakan ibu Sehun yang sudah capek-capek membuat sarapan.

LOST IN NYC ➖ Sehun & HayoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang