Bandara Internasional Gimpo, Seoul
Bandara menjadi tempat yang paling ramai dipadati orang-orang dari belahan dunia.
Bandara juga menjadi tempat pertemuan sekaligus tempat perpisahan.
Salah satunya di mana seorang gadis berusia sembilan belas tahun harus berpisah dengan ibunya karena dia harus mengunjungi teman kecilnya di New York.
Keterbatasan biaya juga merupakan salah satu faktor mengapa gadis itu harus pergi sendiri.
"Ingat ya, Hayoungie, kau tidak boleh membuat mereka kerepotan! Arasseo?" pesan perempuan setengah baya dengan rambut sebahu pada anak perempuannya yang bersiap-siap meninggalkan bandara.
Gadis bernama lengkap Oh Hayoung itu menganggukkan kepalanya berkali-kali, meyakinkan bahwa dirinya tidak akan merepotkan keluarga teman kecilnya itu.
Ya, hari ini dia akan pergi ke New York seorang diri selama satu minggu.
Sebenarnya ini permintaan ayahnya untuk pergi ke sana, entah apa maksud permintaannya.
Hayoung tidak keberatan karena dia belum pernah keluar negeri seumur hidupnya.
Dia juga ingin melihat teman kecilnya lagi yang berbeda dua tahun lebih tua setelah hampir sepuluh tahun tidak bertemu.
Dan, seperti yang telah disebutkan tadi, orang tuanya tidak bisa ikut menemani karena masalah biaya.
"Makan yang banyak, jangan main ponsel di jalan, ikuti peraturan di sana-dan jangan samakan budaya di sana dengan budaya di sini. Sering bantu orang tua Sehunnie, oke? Bantu mencuci piring setelah makan, menyapu halaman, bantu ibunya memasak, arasseo?" kata Oh Seungwan panjang lebar.
"Iyaaaa, Eommaaaa...," jawab Hayoung dengan 'a' dipanjangkan kalau ibunya sudah mulai cerewet.
"Bagus. Kau bawa kamus, kan?" tanya ibunya sekali lagi, mengingat bahwa putrinya kurang bisa berbicara bahasa Inggris. Hayoung mengangguk.
Oh Seungwan menatap putri satu-satunya dengan mata sedikit berkaca-kaca. "Baik-baik di sana ya, Sayang."
"Iya, Eomma. Aku pasti baik-baik saja. Aku kan cuman seminggu di sana, tidak akan tinggal selama-lamanya," kata Hayoung memeluk Seungwan erat.
Seungwan tak kalah memeluknya lebih erat lagi. "Ngg... Eomma, aku tidak bisa bernapas...!"
Seungwan pun melepas pelukannya. Dia merapikan rambut panjang Hayoung dan membelainya lembut. "Hari ini Appa tidak bisa menemanimu karena kerjaannya banyak."
"Iya, aku mengerti, kok," kata Hayoung tersenyum.
Saat suara central menggema di dekat pintu keberangkatan bahwa penumpang boleh diizinkan masuk ke pesawat, gadis itu segera membawa koper dan bersiap-siap meninggalkan tempat itu.
"Eomma, annyeong!" Dilambaikannya tangan tinggi-tinggi. Seungwan ikut melambaikan tangannya sampai Hayoung menghilang dari pandangan.
Setengah jam kemudian, pesawat pun mulai terangkat, meninggalkan pijakan, dan mengangkasa.
Hayoung yang duduk di dekat jendela, melihat pemandangan di bawah sana.
Gedung, sawah, dan jalan terlihat sangat kecil.
Pesawat pun meninggalkan ibukota Korea Selatan dan beranjak menuju ke kota yang tidak pernah tidur, New York.
Haii!! Gimana chapter 1 nya?? Don't forget to give comments and vote, yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN NYC ➖ Sehun & Hayoung
FanficSekuel dari Lost in New York 💕osh-ohy shipper? Status : on going