part14

4.6K 270 9
                                    

Aku pergi ke gedung timur dengan loyo karena aku di ekori sama murid disini. Yah aku disini sebagai pembina mereka. Aku seorang diri yang membina mereka sedangkan Justin dia lagi ada urusan.

Ah..aku dah sampai di kelas khusus untuk medis.

"Baiklah kita sudah sampai ekhm kita disini akan belajar tentang healing atau penyembuhan yang di butuhkan pada saat perang karena jika ada yang terluka kita bisa menyembuhkannya sendiri dan orang lain,"kataku jelasin yah lumayan panjang lebar.

Mereka hanya bisa diam mendegar penjelasaanku seksama. Sampai ada yang mengangkat tangannya kalau begini aku kayak guru saja.

"Bagaimana caranya?" Tanya cewek yang berambut merah pendek sebahu.

"Ah itu kita harus berkonsentrasi pada luka yang akan kita sembuhkan dan menyalurkan kekuatan kita pada luka yang di tubuhnya." Jawabku.

Sampai ada yang mengacungkan tangan lagi kali ini cowok berkacamata.

"Bisakah anda mencontohkannya?" Tanya penasaran kayaknya dia murid aktif dikelas.

"Baiklah kalau begitu ada yang mau jadi pasien yang terluka?" Tanyaku.

Sampai ada yang mengacungkan tangan.

"S-saya saja,"katanya takut . Seorang cewek culun banget kayaknya dia sering dibully di kelasnya.

"Silahkan maju,"kataku dengan senyuman manis.

Dia maju dengan takut banyak melihatnya dengan padangan jijik kepadanya.

Aku langsung menamjamkan kukuku kayak kakakku kalau begini.

Aku langsung melukainya di tangan. Banyak darah yang keluar wajahnya pucat.

Dengan segera aku menyembuhkannya. Tanganku keluar cahaya putih dan menyembuhkannya sekalian menyalurkan auraku kepadanya.

Wajahnya sekarang tidak pucat kayak tadi. Dia mulai baikan.

"Nah kayak tadi contohnya,"kataku tenang.

"Kenapa cepat sekali cuma beberapa detik padahal itu luka ringan?" Tanya cowok itu lagi dengan tampang heran.

"Kenapa ya, itu karena aku sudah terampil terhadap ini jika kalian tekun belajarnya kalian akan sama kayak tadi, tapi emang beberapa lama kalian menyembuh luka ringan?" Tanyaku kepadanya.

"Sekitar dua menitan itu pun guru yang mepratekkannya." Jawabnya.

"Oh..."jawabku tenang.

Gak kusangka guru itu yang mengajar mereka sebanyak itu untuk luka ringan apalagi kalau luka berat kayaknya butuh satu jam kayaknya.

Kreeet.

Suara decitan pintu terbuka. Aku melihat kak Justin masuk kenapa aku manggil dia kakak ternyata dia kakak kelasku tapi kalau di lihat dia mirip seumuranku.

"Eh...Justin-senpai sudah datang apa urusannya sudah selesai?" Tanyaku.

"Sudah, kan sudah kubilang jangan pakai embel-embel."jawabnya datar.

"Iya-ya Justin,"kataku terkekeh.

"Kyaaa kak Justin ada disini." Teriak para cewek histeris.

Memang sih Justin lumayan tampan banyak dapat fansnya disini termasuk di kelasku.

Semua ruangan disini ribut.

"Diam!!!" Bentak Justin.

Semua langsung diam hening tanpa ada yang berteriak kayak tadi.

"Nah Mayu apa kamu sudah ngasih tau mereka?" Tanyanya kepadaku.

"Em...aku sudah tinggal mereka yang mepratekkannya." Jawabku.

White Academy [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang