"Jatuh cinta itu gak selamanya menyakitkan jika orang yang kamu cintai juga jatuh cinta kepadamu."
Kiara ikut tersenyum saat melihat Javon bertepuk tangan. Bayi itu baru saja belajar bagaimana caranya bertepuk tangan dari Morgan dan ketiga temannya yang lain. Waktu 3 bulan sudah berlalu indah, Kiara senang sekali mengingat hal-hal baru yang Javon bisa lakukan seiring dengan umurnya yang semakin bertambah. Bayi itu bahkan bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan bayi lain seusianya. Semua itu berkat Morgan dan kawan-kawan. Kiara terkadang ingin tertawa ketika melihat anaknya bisa menaikkan alis kanan dan kirinya bergantian mengikuti tempo lagu. Tak hanya itu, Javon juga sudah berusaha untuk bernyanyi, walaupun bukannya suara yang keluar melainkan air liur yang menyembur kemana-mana, salahkan Edwin yang terlalu cepat mengajari Javon bernyanyi.
"Untung gue bawa 10 baju ganti, jadi kalau Javon mau nyanyi aman," Edwin memperlihatkan tasnya yang berisi banyak baju dan makanan tentunya.
Joseph sudah siap dengan gitar mininya yang ia hadiahkan kepada Javon bulan lalu. Sementara Bryan kini memegang sapu lidi yang ia anggap sebagai bass. Konyol kadang, tapi mereka selalu berhasil membuat Kiara dan Javon tersenyum.
"Kita mulai ya," Morgan meletakkan kamera di atas meja. "Kiara sini ikutan."
Kiara menggeleng. "Kalian aja, gue gak bisa nyanyi."
"Emang lo kira Javon bisa nyanyi?" Ucapan Bryan membuat Kiara garuk-garuk kepala.
"Udah ikutan aja, lagian kita juga belum pernah denger suara lo," Morgan menyerahkan Javon ke pangkuan Edwin. Ia memang lebih percaya pada Edwin kalau soal memangku Javon, secara Javon akan duduk nyaman karena ada lemak perut Edwin.
Morgan berjalan ke arah Kiara lalu mengulurkan tangan. "Ayo!"
"Apaan sih lo? Emang lo kira gue putri kayangan apa?" Kiara menerima tangan Morgan dengan malu-malu.
"Ehem.. ehem.. So sweet banget sih!"
Morgan dan Kiara melangkah ke tempat duduk Morgan tadi. Untung badan Kiara kecil, jadi ia muat duduk di sofa yang sama dengan mereka.
"Ayo kita mulai!" teriak Edwin yang sudah tidak sabaran.
"Biar gue yang pangku Javon, nanti Javon kelempar lagi sama lo," Morgan kini mengambil alih Javon kembali.
"Mau nyanyi lagu apa emangnya?"
"Lagu Bang Toyib," Bryan sedikit menahan tawa ketika mengucapkan judul lagu yang akan mereka nyanyikan.
Javon ikut tertawa melihat Bryan tertawa. Bayi memang suka ikut-ikutan. Bukan tidak mungkin jika nanti Javon akan tertular virus kemesuman Bryan. Itu sebabnya Morgan tidak rela Javon berada lama-lama di dekat spesies temannya yang satu itu.
"Kiara mana tau lagu gituan," Joseph menjitak dahi Bryan.
"Tau kok, yang jarang pulang itu, kan?"
Joseph dan Bryan saling tatap-tatapan. Sementara Edwin sudah tertawa terbahak-bahak.
"Jangan ketawa, Win. Nanti perut lo tambah lebar. Inget ini sofa Kiara yang masih suci, jangan dirusakkin lagi," ejek Bryan.
Akhirnya mereka mulai bernyanyi dan memainkan alat musik ala-ala gitu. Sebenarnya mereka tidak benar-benar bernyanyi, video itu mungkin didominasi oleh suara tawa halilintar mereka. Ada juga saat dimana Javon bersin, alhasil kali ini baju Morgan yang basah. Dan kabar buruknya, Morgan tidak bawa baju ganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby is Mine [COMPLETED]
Storie d'amoreMorgan hanya ingin mencari anaknya yang hilang. Namun Tuhan malah mempertemukannya dengan Kiara, penulis cantik yang galak, dingin, dan menawan. Semua hal tentang wanita itu selalu mampu membuat Morgan takjub dan terbuai. Akan tetapi bukan hanya Kia...