"Gan, lo masih marah sama gue?" tanya Kiara.
Morgan menggangkat bahunya lalu kembali berjalan. Tangannya terus menggenggam tangan Kiara selama di pesawat maupun di bandara saat ini, walaupun ia masih merasa sedikit kesal dengan keinginan Kiara untuk pulang.
"Lo mau gue gendong aja?"
"Kenapa lo gak jawab pertanyaan gue?" Kiara menghentikan langkahnya. Dengan demikian, ia memaksa Morgan untuk berhenti juga.
"Pertanyaan apa?"
Kiara menghela napas. Morgan terus mengalihkan pembicaraan. "Lo masih marah sama gue?"
"Nggak."
"Gue gak percaya." Kiara menarik tangannya hingga terlepas dari Morgan. "Gue gak bisa lihat kejujuran dari mata lo."
"Gue gak bohong, Ra. Gue emang gak marah sama lo."
"Gue gak percaya sebelum gue lihat sendiri. Buka kacamata lo."
Morgan menelan ludahnya. Ia berusaha menutupi kegugupannya, tapi sepertinya ia tidak bisa. Ia tak menyangka Kiara akan menyuruhnya membuka kacamata di tempat umum seperti ini. Bagaimana jika ada orang yang mengenalinya?
"Kenapa? Lo takut? Lo marah 'kan sama gue?"
Morgan melepaskan kacamatanya perlahan. "Gue gak marah sama lo, Sayang."
Kiara tersenyum jahil lalu merebut kacamata Morgan. "Gue pinjem kacamata lo dulu ya, di sini silau."
"Lo kira ini pantai? Kita di bandara, Ra. Dan matahari gak masuk ke dalam sini. Balikin sini!" Morgan berusaha merebut kembali kacamatanya.
Tapi Kiara malah berlari menghindar. "Ambil aja kalau bisa." Kiara menjulurkan lidahnya lalu kembali berlari.
Namun baru beberapa langkah, Morgan sudah berhasil menangkap Kiara. "Balikin atau gue paksa lo buat balikin."
Kiara memasukkan kacamata Morgan ke dalam bajunya. "Paksa aja kalau berani."
Morgan tertawa melihat tingkah Kiara yang kekanak-kanakkan. "Lo kira gue takut?"
Kini giliran Kiara yang takut. Ia jadi menyesal karena sudah memasukkan kacamata Morgan ke dalam bajunya. Kiara mengeluarkan cengiran andalannya lalu mengeluarkan kacamata itu dan memberikannya kepada Morgan.
"Eh itu Morgan 'kan?"
"Mana?! Mana?!"
"Itu yang lagi berbuat mesum sama cewek!"
"Eh iya! Minta tanda tangan yuk!"
"Morgan!!"
"MORGAN!!"
"I MISS YOU!"
Tanpa pikir panjang, Morgan langsung menggendong Kiara dan lari secepat mungkin.
"Lo ngapain, Gan? Masih waras?" Kiara tertawa karena rasa geli di perutnya.
"Gue.. gue lagi menghindar tahu!" balas Morgan dengan napas terengah-engah.
"Menghindari apa? Lo kaya lagi dikejar zombie aja."
"Ini lebih parah daripada zombie, Ra. Gue lagi dikejar sama para ibu-ibu yang ngidupin lampu sen kiri tapi belok ke kanan."
Kiara tertawa terbahak-bahak.
"Morgan! Jangan lari!"
"Kita cuma mau minta foto sama tanda tangan doang kok!"
"MORGAN PRADIPTA!"
Kiara melirik beberapa orang yang berlari di belakang Morgan. Ia kira Morgan sedang berbohong, tapi ternyata memang mereka saat ini sedang dikejar. Lebih tepatnya Morgan yang dikejar. Tapi karena ia ada digendongan pria itu, jadi ia ikut dikejar pula. Kiara tidak mengerti kenapa orang banyak itu mengerjarnya, yang ia yakini adalah Morgan begitu panik saat ini. Apa pria itu baru saja melakukan tindakan kriminal?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby is Mine [COMPLETED]
Storie d'amoreMorgan hanya ingin mencari anaknya yang hilang. Namun Tuhan malah mempertemukannya dengan Kiara, penulis cantik yang galak, dingin, dan menawan. Semua hal tentang wanita itu selalu mampu membuat Morgan takjub dan terbuai. Akan tetapi bukan hanya Kia...