2

38.3K 931 44
                                    

***

"Hari ini kamu sibuk nggak?" tanya dava saat lila selesai mengambilkan sarapan untuknya.

"Nanti mau ke butik bentar terus ke penerbit,kemarin mbak Della telfon mau ngomongin soal naskah buku aku" jawab lila,dava mengangguk mengerti. "Kenapa emang?" tanya lila.

"Nanti malem ada acara dikantor sama kolega bisnis aku,aku mau ngajakin kamu,bisa nggak?" lila tampak berfikir.sebenarnya ia malas pergi,tapi dava meminta lila,apalagi ini urusan kantor,nggak mungkin kan pimpinan seperti dava pergi sendirian,sebagai istri yang baik lila juga harus mengesampingkan ego nya dulu,bukan untuk dava minimal untuk para kolega dava,dava juga masih tercatat sebagai suami sah nya kan.dan juga walaupun lila sudah berprinsip untuk mencoba egois dengan dava tapi nyatanya ia tidak bisa.

"Tapi kalo kamu banyak acara terus nggak bisa sih nggak papa,nanti biar aku pergi sama dika,aku nggak mau kamu kecapekan" kata dava sebelum lila menjawab pertanyaannya.lila menjadi tidak tega melihat dava seperti itu,padahal lila juga tau dika pasti pergi bersama nina.

"Bisa kok,nanti kamu kabarin aku aja biar aku ke kantor kamu" mendengar itu wajah dava yang tadinya muram langsung cerah kembali.

"Nggak usah,nanti aku pulang dulu aja ganti baju sekalian jemput kamu" lila mengangguk tanda mengerti.dava sendiri lega lila mau diajak,pasalnya sejak perubahan sikap lila,ia semakin susah disentuh,seakan lila benar benar ingin menjauh dan itu membuat dava semakin frustasi dibuatnya.hukuman yang lila kasih lebih menyakitkan ketimbang hukuman yang dava terima secara fisik dari kakaknya lila dulu.

"Aku berangkat dulu" kata dava beranjak dari duduknya,lila juga ikut beranjak mengantarkan dava sampai depan pintu seperti biasa.walaupun perubahan sikap lila yang sarat tetap saja itu sudah menjadi kebiasaan lila sejak hubungan keduanya masih harmonis.

"Hati hati" lambaian tangan dava menjadi akhir dari pertemuan mereka pagi ini.lila kemudian masuk ke dalam.

"Loh mbak lila belum berangkat ke butik?" tanya bi ju saat melihat lila yang masih mengenakan piama tidurnya.

"Belum bi,nanti siang mungkin lila juga mau ke penerbit dulu sekalian" bi ju mengangguk paham.

Lila berjalan menuju kamarnya,ia membersihkan tubuhnya,memang sejak tadi menemani dava sarapan ia belum mandi,hanya cuci muka dan sikat gigi.
ketika Lila membuka baju atasnya,ia tertegun melihat tubuhnya yang penuh dengan bercak merah disekitar leher,dada bahkan payudaranya,bukan,bukan karena alergi atau gatal ia ingat itu pasti karena dava,yah karena dava.
Ingatannya kembali pada kejadian tadi malam saat ia yang sedang berdiri di balkon kamar menatap indahnya bintang.bersedekap karena angin malam yang sangat terasa menusuk tulang.

Tiba tiba ia dikagetkan oleh sepasang lengan kekar yang memeluknya dari belakang,tanpa lila menoleh pun ia tahu pasti itu dava karena ia hafal dengan aroma parfum yang dava pakai."aku kangen" kata dava dengan suara serak seperti menahan sesuatu.lila berusaha melepas pelukan dava tapi tidak berhasil karena dava justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Ahhh dav,ap..apaan sihh?" tanpa sadar lila mendesah pelan karena kepala dava menyusup ke lekuk lehernya,mencium bahkan memberikan tanda pada sekitar leher lila,tangan dava tidak tinggal diam,keduanya bekerja sama melepaskan piama tidur milik lila.

"Dav..udahh" kata lila mencoba berontak karena lila rasa dava semakin liar.bagaimana tidak sejak kepulangan lila waktu itu mereka sama sekali tidak pernah melakukan hubungan intim,karena dava yang tidak ingin membuat lila ingat pada traumanya juga ia takut lila pergi meninggalkannya.entah karena apa malam ini dava tidak bisa membendung hasrat yang ingin ia keluarkan,rindu dan hasrat yang sudah cukup menumpuk juga karena ia sangat menginginkan lila saat ini.tebawa suasana juga karena gairah yang sudah diubun ubun.

MY POSESIF HUSBAND *season_2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang