Masih terekam jelas ingatan tentang kemarin.tentang sebuah ucapan penyesalan yang tidak mungkin iya kabulkan secepat itu.
Masih Lila rasakan hangatnya tangan Dava yang menggenggam tangan mungil nya dengan penuh kehangatan,tatapan matanya yang memancarkan ketulusan untuk sebuah kata 'maaf'.
Tapi Lila bukan malaikat tanpa sayap seperti yang diceritakan di Novel maupun film film itu.Lila hanya seorang wanita yang masih bisa menangis jika ia disakiti,yang masih bisa tersenyum jika ia diberikan kebahagiaan.
Bolehkah sekarang Lila egois,bolehkan sekarang ia memikirkan hidupnya saja tanpa memikirkan omongan orang maupun perasaan orang.
"Yang please jangan giniin aku,aku nggak mau pisah dari kamu,maafin aku,maafin aku yang bodoh ini,maafin aku yang nggak tegas,maafin aku yang nggak bisa bilang 'nggak' sama Mama" kata Dava sambil menangis berlutut di hadapan Lila.Lila hanya diam memandang keluar jendela di ruangannya,walaupun tidak ada isakan yang terdengar tapi air matanya sudah membasahi pipi mulusnya.
"Sekarang aku sama kamu bukan kita,jadi tolong kamu urus hidup kamu sendiri,aku akan urus hidup aku sendiri" kata Lila tenang membuat Dava langsung mendongak.
"Nggak!! Aku nggak mau tanpa kamu,please ngertiin aku La,kamu jangan egois" mendengar itu emosi Lila kembali naik.
Plakk...
Ia menatap Dava dengan pandangan terluka,kecewa sekaligus marah.
"Ngertiin,kamu bilang? Aku egois? dari segi mana kamu bisa nyimpulin aku nggak ngertiin kamu,dari segi mana kamu liat aku egois,lebih egois mana Mama kamu atau aku,aku nggak pernah mau ungkit ungkit kenapa aku memutuskan hal yang sama sekali nggak ada di fikiran aku buat aku lakuin..." ucap Lila berteriak marah,sedangkan Dava hanya diam mematung.
"Bilang dimana letak egois ku? Dimana letak aku nggak ngertiin kamu Dav,bilang" kata Lila sambil memukul dada Dava.
"Kamu pikir aku seneng kayak gini,kamu pikir aku nggak terluka,pengorbanan aku buat kamu nggak cuma kemarin,tapi aku nggak pernah bilang kamu harus balas budi ke aku ,saat aku kehilangan calon anak aku,bahkan aku nggak menuntut kamu,aku bahkan mencoba berdamai sama masalalu,padahal kamu tau gimana aku nunggu saat saat dia lahir,saat saat dia hadir dalam hidup aku,dimana aku bisa ngerasain nyusuin dia,gendong dia,cium dia,dan kamu tau apa? Aku kehilangan dia,dan hal terbodoh yang lakuin adalah ketika aku memutuskan untuk kembali sama kamu,aku lebih hancur daripada sekarang,mungkin yang kamu harus lakuin sekarang cuma berdamai sama masalalu,urus diri kamu,aku urus diri aku sendiri,untuk bertahan lagi,aku nggak bisa,aku udah capek kecewa" tambah Lila kemudian pergi keluar ruangan dengan air mata yang masih terus mengalir.sampai Rana yang baru datang menariknya pergi menjauh.
Malam ini Lila duduk di balkon memeluk lututnya kemudian menyembunyikan wajahnya di lipatan kaki.
"Udah malam kenapa disini?" sebuah teguran dilanjutkan dengan hangatnya sebuah selimut yang di sampirkan di bahunya.
Lila mendongak kemudian tersenyum mematap orang itu."udah selese? Tumben jam segini bisa keluar dari sarang" gurau Lila membuat orang itu terkekeh.
"Emangnya aku ayam"
"Iya kamu ayam jago yang sering lirik lirik ayam babon hahaha"
Abi memeluk bahu Lila sambil tersenyum menggoda "kan babonnya kamu hahah" kata Abi membuat Lila terkekeh.
Sudah beberapa hari ini Abi memang menginap di apartemen yang Lila tempati karena memang jarak ke kantor lebih dekat daripada dari rumah orang tuanya.sebenarnya Abi segan satu atap dengan perempuan tanpa ada ikatan yang jelas tapi karena Lila sendiri yang meminta ia hanya menurutinya,toh ini demi kebaikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESIF HUSBAND *season_2
General Fiction#rate1for story My Posesif Husband at 03/11/2017... #rate 1 504 fanfiction,my posesif husband at 06/11/2017 Kembali lagi sama dava dan khaylila guys,semoga di season 2 semakin sukses....jangan lupa vote and commend,plus kritik maupun saran yah,yang...