3

27.5K 667 20
                                    

***

Lila terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak bisa dikatakan santai,seolah olah ia baru saja lari beratus ratus kilo.Dava memasuki kamar dengan panik dan khawatir karena ia mendengar Lila berteriak tadi.

"Kenapa sayang?" tanya Dava yang sudsh duduk di samping ranjang menatap Lila yang masih mengatur Nafasnya.

"Mimpi buruk?" tambah Dava yang diangguki Lila.segera ia menyodorkan air putih disamping nakas untuk Lila minum.setelah minum Lila merasa lebih baik dan tanpa aba aba Dava menarik tubuh mungil Lila untuk ia dekap."mimpi apa hmm,sampe keringetan gini?" tanya Dava sambil membersihkan keringat di sekitar kening Lila.

"Mimpi buruk" ucap Lila dengaan nada bergetar membuat Dava kembali mengeratkan pelukannya.

"Itu cuma mimpi,udah ya nggak usah diinget lagi,sssttttt mau tidur lagi?" tawar Dava.Lila menggeleng kemudian melepaskan pelukannya.

"Aku mau pulang" katanya

"Di sini dulu aja ya,nungguin aku bentar habus itu pulang sama sama,kamu lagi banyak pikiran deh" kata Dava

Lila kembali menggeleng "aku pulang aja,mau siap siap buat acara nanti malam"

"Acaranya jam 8 yang,kamu masih bisa kalau nungguin aku" Dava masih keuhkeuh membujuk Lila agar mau pulang bersama saja,ia tidak mungkin membiarkan Lila pulang nyetir sendiri dengan keadaan yang sedang kacau ini.

"Aku mau masak sama bi ju,please biarin aku pulang" kata Lila sedikit merengek membuat Dava tidak bisa untuk tidak bilang 'iya'.akhirnya Dava mengangguk diiringi senyum tipis Lila "kamu boleh pulang sekarang asal disupirin sama pak amat" ucap Dava membuat Lila mengangkat bahunya acuh,yang penting ia pulang pikirnya.

"Aku pulang ya" pamit Lila.Dava mengangguk kemudian berjalan mendekati istrinya,dengan lembuat ia kecup kening Lila membuatnya mematung untuk sesaat.

"Safe drive sayang" kata Dava pelan.Lila mengangguk kemudian segera pergi menuju loby yang sudah ada pak amat,supir perusahaan yang sudah siap menunggunya.

"Sore pak" sapa Lila saat ia akan memasuki mobil.pak amat tersenyum ramah."sore mbak la,mau dianter kemana ini?" tanya pria setengah baya itu.

"Pulang pak" jawab Lila yang diangguki oleh pak amat.

Di mobil Lila hanya diam,ia masih memikirkan mimpi yang baru saja ia alami.ia takut mimpi itu akan menjadi kenyataan.ia terus menginterupsi otaknya bahwa mimpi adalah bunga tidur."apa mimpi itu ada hubungannya sama hubungan aku ke depannya" gumam Lila yang masih bisa didengar pak amat.

"Maksutnya mbak?" tanya pak amat,ia pikir Lila sedang mengajaknya bicara.

Lila tergagap sesaat "ehh...eng..enggak pak maaf tadi kurang fokus,lagi baca message temen" pak amat hanya mengangguk mengerti,walaupun ia juga bingung darimana Lila baca sms hp aja ia tidak memegangnya,sedari tadi ia hanya memainkan jarinya di atas pangkuan,kenapa pak amat tahu,karena sejak dari kantor ia mencoba mencuri pandang ke arah istri bos nya itu,diam tidak seperti biasanya yang cenderung cerewet menurut pak amat.'mungkin banyak pikiran' batin pak amat mencoba berpikir positif.

Tak terasa mobil yang mengantar Lila sudah sampai di depan rumah."masuk dulu pak,saya buatkan teh atau kopi" kata Lila

"Ndak usah mbak,saya langsung balik kantor aja takut Pak Dava mau dianter kemana gitu" kata pak amat dengan logat jawa nya,Lila hanya mengangguk kemudian masuk setelah mengucapkan terima kasih.
***

"Jadi hubungan Dava sama istrinya masih aja baik baik aja setelah kejadian kemarin?" ucap wanita itu menggeram marah mendapat laporan itu dari asistennya.

MY POSESIF HUSBAND *season_2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang