20

14.9K 411 34
                                    

Sedari tadi Lila duduk di kursi kebesarannya dengan gelisah.entah apa yang membuatnya seperti itu membuat Rana yang sejak tadi mengamati Lila merasa heran sekaligus terganggu.

"Lo kenapa deh,gelisah gitu bikin gue terganggu tau gak" kata Rana pada Lila.

"Gue ngidam"

"Yaudah bilang aja sama gue,gue kan udah bilang,gue bakal jadi orang pertama yang bakal nurutin ngidam lo" kata Rana antusias.

"Masalahnya gue ngidam pengen dielus punggung nya sama Dava,pengen dimanja sama dia" ucap Lila lesu.

"Hah,kalo itu mana bisa gue turutin" kata Rana sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Yaudah lo bilang aja sama Dava,itu sih masalahnya sama bapak nya La"

"Tapi,Dava belum tau gue hamil,dan lagi gue nggak siap buat kasih tau"

"La,suatu saat nanti lo juga bakal bilang sama Dava karena dia bapak dari anak yang lo kandung,lo juga nggak boleh egois,anak lo butuh bapak juga,gue yakin Dava nggak bakal nolak kok" kata Rana mantap.

"Iya tapi gue takut Ran...gue takut Mama dian..."

"Kenapa? Takut sama janji lo,sekarang lo masih istri sah Dava La,dan lo juga berhak atas diri Dava,mau sekuat apapun tante Dian misahin lo,lo juga punya hak buat bilang enggak,lagian gue yakin kalo Dava tau lo hamil anaknya dia pasti nggak bakal biarin siapapun sakitin lo,karena apa? Gue liat ketulusan dari Dava,walaupun gue sendiri benci karena perlakuan dia sama lo"

Mendengar nasehat Rana,Lila menghembuskan nafasnya pelan.benar apa yang dikata Rana,seenggaknya Lila masih punya hak atas Dava,perihal dia menerima atau tidak Lila harus bicara.

"Sekarang lo kontak Dava,masih punya kontaknya kan" Lila mengangguk,ia memang sengaja mengganti no. kontaknya.selain untuk mengahindari Dava juga ia ingin sendiri,berfikir tentunya.

Dengan sedikit ragu ia menelfon no. Dava.

"Halo"

Jantung Lila berdegup ketika mendengar suara yang sudah lama rasanya ia rindukan.

"Halo,maaf dengan siapa saya bicara?"

Dengan secepat kilat Lila mematikan telfon itu tanpa menjawab sapaan itu.

"Kenapa nggak ngomong La" tanya Rana yang masih setia menatap Lila.

"Gue nggak sanggup kalo ngomong"

"Rasanya kalo gini gue berani ngomong apa yang gue rasa,tapi pas denger suara dia suara gue kayak hilang entah kemana" kata Lila dengan gemetar,membuat Rana menghela nafas pelan.ia menggenggam tangan Lila yang masih saja gemetar. 'Segitu nya efek Dava buat lo La,gue cuma bisa doain yang terbaik buat lo,apapun keputusan lo nanti gue adalah orang  pertama yang bakal bilang "gue dukung apa yang terbaik buat lo" gue sayang lo La,please jangan sedih lagi' batin Rana yang merasa iba melihat Lila.

"Perlu gue yang bilang"

Lila menggeleng."nggak,nggak usah lah nanti gue aja"

"Serius?" Lila mengangguk mantap.

***

Disisi lain Dava yang sedang meeting mengernyitkan dahi nya heran siapa sih yang menelfon nya disaat sedang meeting begini.dan yang membuat Dava kesal juga,ia lupa mematikan ponselnya ketika sedang ada rapat penting ini.

"Halo"

Tidak ada jawaban.

"Halo,dengan siapa saya bicara" tanya Dava sekali lagi.masih tidak ada jawaban.

MY POSESIF HUSBAND *season_2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang