19

13.6K 406 37
                                        

"Kenapa harus pergi?" tanya Abi pada Lila.

"Aku nggak mungkin tinggal disini terus,kita nggak ada hubungan apa apa,apa kata tetangga kalo kita satu apartemen tanpa ikatan yang jelas" kata Lila memberi alasan.

Tekad Lila sudah bulat,ia ingin keluar dari apartemen Abi.ia merasa sudah banyak merepotkan pria itu.ditambah kini ia yang sedang berbadan dua,apa kata tetangga Abi nanti.

"Kasih tau aku satu alasan yang kuat kenapa kamu pengen keluar dari apartemen ini,kamu nggak nyaman? Kamu ditekan orang,kasih tau aku orangnya biar aku hajar dia" tanya Abi memberondong pertanyaan pada Lila.karena sesungguhnya ia tidak rela Lila keluar dari apartemennya.

"Nggak ada,ini murni keinginan aku kok,aku nggak mau ngrepotin kamu" kata Lila lirih.

"Come on La,kamu nggak ngrepotin aku,aku bantu kamu"

"Aku hamil bi,aku nggak mau tetangga kamu mikir aneh tentang kita,tentang kita yang nggak ada hubungan apapun,aku nggak mau bikin nama orang yang udah nolong aku jadi jelek."

"Ap..appa..ham..hamil?" ucap Abi terbata bata."an..anaknya Dava?"

Lila mengangguk pelan.

"Berapa bulan?" tanya Abi lirih.entah benar atau tidak Lila merasa Abi kecewa dengan kehamilannya.

"Baru 2 minggu"

"Dava tau?" Lila menggeleng.

"Terus rencana kamu apa setelah ini?" tanya Abi.

"Aku mau cari rumah sewa atau balik ke Bandung,ke Rumah ayah sama Bunda"

"Kamu udah pikirin matang matang?" tanya Abi mencoba memastikan.

Lila mengangguk,ia mendongakkan kepalanya menatap Abi,ia menggenggam tangan kokoh itu erat."makasih buat semuanya,makasih udah mau nolong aku,makasih udah ngasih aku tempat tinggal,makasih buat semua nya bi,aku nggak tau gimana caranya buat bayar semua kebaikan kamu..."

"Bahagia"

"Hah?"

"Kamu mau bayar kan,cukup kamu bahagia itu udah cukup buat aku,jangan nangis karena tangis kamu adalah kesakitan buat aku" kata Abi mencoba tersenyum walaupun hatinya berkata lain.ia tidak ingin Lila merasakan bagaimana sedihnya Abi,bagaimana kecewanya Abi,karena Abi tau sudah cukup banyak penderitaan yang Lila rasakan selama ini,dan Abi tidak mau menambah beban wanita di depannya ini.

***

"Jadi Lila hamil?" tanya Dika pada Nina,kekasihnya.siang ini memang mereka sedang menghabiskan waktu istirahat mereka dengan makan disalah satu cafe dekat kantor.

"Iya,kemarin aku dapat kabar dari Rana,sahabat aku sama Lila yang kerja di butik nya Lila itu"

"Hamil anaknya Dava kan?"

Tuukk..

"Awww" Nina memukul lengan Dika dengan sendok yang ada di tangannya.

"Ya sama Dava lah,sama siapa lagi,Lila itu bukan perempuan murahan ya" kata Nina sewot,ia tidak terima sahabatnya dituduh macam maca.

"Iya maaf,kan cuma mastiin aja" kata Dika.

"Udah berapa bulan?"

"Baru 2 minggu sih,katanya janin nya masih lemah jadi harus banyak minum vitamin dulu"

"Dava tau?" Nina tampak menggeleng.

"Belum tau,Lila masih belum ngasih tau,dia masih menghindar dari Dava"

"Sampe Dava frustasi gara gara itu tau gak,kemarin sampe aku tonjok dia" kata Dika santai membuat Nina membulat sempurna.

"Serius,kenapa gitu?"

"Soalnya dia minum banyak banget sampe mabuk gitu udah gitu apartemen yang jadi korban" sungut Dika penuh emosi.

"Aku kasihan deh sama Lila juga Dava,kenapa sih mereka itu cobaannya ada aja,mana berat banget lagi,kalo aku jadi Lila pasti aku udah nggak kuat,aku nyerah deh,aku nggak mau suami aku nanti kayak Dava yang punya istri 2" kata Nina

Dika mengenggam tanggan Nina yang ada di atas meja "aku janji nggak akan kayak Dava kok sayang,dan aku juga janji untuk selalu bisa bilang 'enggak' ke orang tua aku kalo itu menganggu kelangsungan hubungan kita" kata Dika serius membuat Nina mencibir.

"Prett.kamu mah omdo (omong doang) aku minta dilamar aja kamu nggak berani gimana mau bilang enggak" ucapan Nina sontak membuat Dika bungkam,dan itu membuat Nina gatal untuk tertawa melihat ekspresi Dika yang menurutnya lucu.

"Ya maaf yang,bukannya aku takut,kan aku mau cari duit dulu,nabung buat nikahan kita yang"

"Iya iya,udah ah nggak usah mellow,aku juga bercanda kok" kata Nina,padahal dalam hati ia sudah berharap ingin segera menikah,punya anak,disamping umurnya yang sudah cukup juga Mamanya yang terus mendesak untuk menikah.

***

Senyum nya masih merekah sejak ia memasuki Rumah baru yang akan ia tinggali beberapa hari ke depan.rumah sederhan yang minimalis berlantai 2.

"Kamu yakin mau tinggal sendiri,atau mau aku cariin teman?" tanya Abi yang sedari tadi membantu nya untuk pindahan.pagi tadi setelah Lila pamit Abi membantu mencarikan rumah sewa untuk Lila,setelah dapat Lila memutuskan untuk langsung pindah.

Lila mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari rumah itu.ia tersenyum sembari mengelus perutnya yang masih rata "ini rumah yang bakal kita tinggalin sayang,semoga kita betah ya" kata Lila.

"Aku pergi dulu ya,nanti aku belanja buat makan kamu beberapa hari biar kamu nggak usah keluar malam ini,sekalian aku bawain mbak buat bantuin beres beres supay..." belum sempat Abi menyelesaikan kalimatnya Lila sudah memeluknya erat.

"Makasih ya Bi,kamu baik banget sama aku,aku nggak tau lagi caranya berterima kasih sama kamu" kata Lila pelan.

'Aku mau kamu balas perasaan aku La,seandainya Dava nggak mau sama anak itu,aku rela jadi ayah dari anak yang kamu kandung,aku cuma pengen itu,aku cinta sama kamu' kata Abi dalam hati.

"Hey kok nangis sih,cengeng" kata Abi sambil mengusap air mata yang jatuh di pipi Lila entah sejak kapan.

"Akk..akkku..."

"Ssssttt ... Udah nggak usah dilanjut,sekarang kamu masuk istirahat aja,nanti tunggu aku sama mbak nya datang,inget nggak usah bersih bersih nanti kamu lemah,kamu sedang mengandung La,aku nggak mau kamu kenapa napa" kata Abi dengan nada tegasnya membuat Lila mengangguk mengerti.

Abi pergi meninggalkan Lila,ia tersenyum sebelum meninggalkan Lila.

"Aku nggak tau mesti senang atau sedih ,Bi,kamu pria yang baik,kamua malaikatku,aku nggak mau nyakitin kamu,dengan kamu tau aku hamil anak Dava aku bisa tau kalau kamu kecewa,aku tau gimana perasaan kamu sama aku,entah apa yang membuat kamu cinta sama aku,maafin aku yang nggak bisa nerima kamu,walaupun berkali kali Dava nyakitin aku,tapi aku belum bisa ngelupain Dava,terlalu cinta sama Papa yang aku kandung ini,maafin aku nggak bisa balas rasa kamu,aku harap akan ada wanita baik seperti kamu yang mau mendampingi kamu suka maupun duka,dan orang itu bukan aku" kata Lila ketika mobil Abi yang sudah menghilang dibalik tikungan.

***
Hari ini sengaja update 2 part biar kalian seneng,maaf juga part 19 ini sedikit soalnya belum selese semua revisinya..semoga terhibur,jangan lupa tinggalin vomen..

Next part.semoga terhibur,makasih buat yang mau baca,yang mau vomen makasih..nggak bosen bilang makasih...

Matur nuwun wes moco,thanks for read my story...

Keep calm and stay with my story guys,thank you...

3/1/2018
Septi yulianingrum

MY POSESIF HUSBAND *season_2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang