18

12.1K 416 6
                                    

"Jadi lo manfaatin keadaan nyokap lo buat dapetin Dava? Parah banget sih lo mel" kata seorang wanita yang duduk didepan Amel.

"Hahaha iya lah cuma itu cara satu satunya buat dapetin Dava,dan lo tau apa karena kelemahan Dava itu yang nggak bisa bilang 'enggak' sama Mama Dian gue jadi bisa genggam Dava" timpal Amel yang memang sedikit mabuk.malam ini Amel memang sedang merayakan pernikahannya dengan teman temannya disalah satu club ternama di ibu kota.kebiasaan sejak remaja yang mungkin sulit untuk ia hilangkan,terlebih saat ini ia tidak ada pengawasan sama sekali.dulu ketika ia masih bersama Mamanya,Nia selalu mati matian melarang kebiasaan anaknya itu untuk mabuk tapi bukannya digubris Amel justru semakin menjadi.apalagi sekarang,ia yang tinggal dengan Dava,terlebih Dava yang sama sekali tidak peduli dengannya,Dian yang sedang ada acara di luar kota pun membuat Amel bebas malam ini.

"Parah banget sih lo,itu mah bukan cinta tapi obsesi lo aja sama Dava,lagian bukannya Dava udah punya istri ya?"

"Haha istrinya itu terlalu lemah buat gue,baru digituin aja udah baper,gue masih punya PR yang harus gue kerjain deh jen" kata Amel pada Jeni,temannya.

"PR apa?"

"Gue bakal berusaha buat Dava sama Lila itu pisah,kalo perlu gue bakal singkirin itu istri tua nya Dava,hahah dan dengan begitu gue bakal milikin Dava seutuhnya"

"Saiko deh lu mel kayaknya"

"Haha ini lah hidup kalo nggak menyingkir ya disingkirin ahah" timpal Amel semakin ngelantur.kepalanya yang terasa berat membuatnya langsung menjatuhkan kepalanya di meja.teman Amel hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan."nggak berubah lo dari dulu"

Tanpa mereka sadari sesorang yang sejak tadi berdiri di balik tembok itu meremas handphone nya erat seolah menyalurkan emosi yang nyata.

Niat awal yang datang ke tempat laknat ini hanya untuk menjemput adiknya pun tertunda karena perbincangan itu.ia tersenyum sinis "kita liat aja siapa yang bakal nyerah" katanya sebelum meninggalkan tempat malam itu.

***

"Si Amel kemana bro,nggak keliatan,lo sendirian?" tanya Dika setelah menjatuhkan tubuhnya di sofa depan TV.pasca pemukulan Dika waktu itu,Dava akhirnya sadar apa yang harus ia lakukan.bukannya meratapi tapi ia harus memperjuangkan apa yang menjadi keinginannya.hubungan antara Dika dan Dava pun sudah kembali normal seperti dulu,karena Dika yang tidak mau terus menyalahkan Dava walaupun Dava memang salah.tapi disisi lain ia adalah sahabat Dava,kalau bukan dia siapa lagi yang akan ada disampingnya.bukannya sahabat itu harusnya seperti itu?

"Nggak tau,gue nggak peduli" jawab Dava acuh

"Mama Dian belum balik"

"Lo waras kan,Mama baru aja berangkat kemarin dan lo nanya pertanyaan yang menurut gue nggak pantes buat di jawab" jawab Dava sengit.Entah sejak kapan Dava menjadi orang yang sangat sensitif sekali.

"Kenapa lo sensi amat sih gue juga nanya baik baik"

"Lagi PMS,puasss lo" jawab Dava tambah menjengkelkan untuk Dika.

Dika yang memang sedang malas berdebat akhirnya mengalah,ia tidak mau membuang energy untuk meladeni Dava,tubuhnya,otaknya sudah seharian ini diforsir untuk berkerja dan ia tidak mau membuang tenaga lagi.

"Gue kangen Lila" kata Dava pelan setelah beberapa waktu mereka terdiam.hanya ada suara televisi saja yang terdengar.

"Ya kalo lo kangen,lo samperin lah"

"Terakhir kali gue kesana,gue diusir,gua nggak tau lagi caranya buat dapetin Lila"

"Lo masih sayang nggak sih" tanya Dika.

MY POSESIF HUSBAND *season_2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang