24

3.5K 179 31
                                    

Perjalanan Jakarta Bandung yang memakan waktu karena hari yang sudah sore serta pikiran Dava yang tidak bisa berpikir jernih justru membuatnya semakin kalut ketika melihat Ayah mertuanya yang terang terangan menolak untuk mempertemukannya dengan putri kesayangannya itu.

Sudah hampir satu jam Dava duduk berhadapan dengan sang Ayah mertuanya. Seperti akan sedang dieksekusi ketika melihat seseorang yang dulu ia hormati sebagai Ayah sendiri justru berbalik menjadi membencinya.

"Dava mau ketemu Lila" kata Dava yang seolah tidak ada takut takutnya,padahal dalam hati ia sudah miris melihat ekspresi Ayahnya itu. 'Disuruh masuk aja udah alhamdulillah banget' batinnya.

"Ayah kecewa sama kamu Dav"

"Berkali kali Ayah bilang supaya kamu jangan sampai mengecewakan Lila,tapi hari ini kamu membuktikan betapa bajingannya kamu"

Ayahnya menghela nafas pelan "Mungkin untuk saat ini biarkan Lila disini sampai nanti perpisahaan kalian tiba"

Dava terkesiap ketika mendengar kata perpisahan. Bagaimana mungkin baru sehari dirinya berdekatan dengan istrinya dan sekarang justru sudah akan berpisah lagi.

"Tapi Lila sedang hamil anak Dava Yah" kata Dava

"Ayah masih kuat menanggung anak kalian,bagaimanapun dia adalah cucu yang sudah saya harapkan dari Lila"

"Silahkan kamu pergi,sebentar lagi yang akan menjadi orang asing"  Andi tampak berdiri sudah jelas sekali kalau dirinya mengusir Dava. Bukannya pergi Dava justru bersimpuh di kaki mertuanya. Demi apapun dia tidak rela berpisah dengan Lila.

"Kasih aku kesempatan Yah,semua ini salah paham,tolong jangan pisahkan aku sama Lila dan calon anakku Yah" kini air mata Dava sudah mengalir. Biar bagaimanapun Dava sudah mengakui kesalahannya.

"2 jam sebelum akad kalian, Ayah bicara sama Lila. Untuk bertanya sudah siapkah berpisah dari Ayahnya,sudah siapkah hidup dengan laki laki yang akan menemani kamu,sudah siap berpisah dengan orang yang selama hidupnya selalu bersama Ayah? Kamu tau apa jawaban Lila??" Dava menggeleng. Lalu Andy bicara kali ini suaranya bergetar. "Aku siap, meskipun harus berpisah dengan Ayah,karena nanti surgaku ada di suami aku. Tolong restui aku dan Dava Yah" saat itu air mata Dava semakin mengalir deras. Rasa menyesal itu datang lagi. Mendengar apa yang mertua nya bilang itu Sungguh membuat hatinya teriris.

"Dan kamu membuktikan bahwa surga yang Lila maksud bukan dari kamu. Terima kasih sudah membuat anak saya hancur seperti ini. Demi apapun saya menyesal menikah kan anak saya dengan kamu. Jadi,saya mohon jangan sakiti Lila Dengan kamu menahan nya,kembali lah dengan istri kedua kamu. Saya yakin meskipun Lila mau kembali tapi hati nya tidak. Saya tau anak saya,karena sejak dia datang menangis untuk pertama kali dia  pelukan saya" 

"Yah,tolong kasihani Daava Yah" suara Dava tercekat. Kalimat panjang yang Andy katakan membuat hatinya semakin hancur. Dunianya hancur.

"Bahkan ketika kamu membaca ijab Qabul kamu tidak kasihan dengan anak saya,lalu,buat apa saya kasihan sama kamu" Andy membuktikan bahwa seorang Ayah yang anak perempuan nya disakiti sebaik apa orang itu ketika marah akan lebih menyeramkan.

"Aku bahkan nggak cinta sama Amel Yah"

"Cinta nggak cinta, yang saya tau kalian sudah 'sah'. Dav,saya mohon,saya ingin anak saya bahagia. Saya nggak akan melarang kamu bertemu cucu saya nanti setelah kalian berpisah. Jadi tolong lepaskan anak saya"

"Selamat malam" lalu Andy meninggal kan ruang tamu yang sejak tadi mereka tempati. Dava?? Jangan ditanya,pria itu menangis sejadinya, bahkan ketika Papanya meninggal dulu ia tidak pernah sesedih ini.

Air mata yang baru kemarin kering sudah mengalir lagi.  Baru saja Dava merasakan kelegaan karena Lila mau pulang kini ada lagi halangan.

***

"Dav,kamu dimana? Kenapa nggak pulang. Istri kamu nunggu" kata Dian diseberang telfon.

"Istri aku cuma satu Ma,stop bilang kalau Amel istri aku." Jawab Dava masih dengan kurang fokus. Pandangan matanya sayu karena banyak menangis. Sejak keluar dari rumah mertuanya Dava hanya duduk di mobil sampai tengah malam sampai Mamanya menelfon. Kini,Dava sedang menyetir untuk pulang ke Jakarta.

"Sayang,maafin Mama, tapi kamu pulang kan sekarang?"

"Aku bakal pulang Ma... Aku bakal pulang ..." Lalu tanpa Dava sadari mobil dari arah berlawanan melaju cukup kencang dan menabrak mobil Dava keras. Dava yang sudah tidak fokus menyetir sontak kaget melihat lampu yang menyorot silau.

Gubrakk... Duarrrr....

Mobil Dava terguling beberapa kali.

"Sayang... Apa yang terjadi,suara apa itu?" Telfon dengan Mamanya yang masih tersambung. Dava yang sudah setengah sadar tersenyum meskipun darah sudah membasahi wajah,baju dan tubuhnya.

"Aku pulang Ma ...."

Lalu teriakan histeris Dian menggema ditelpon,tapi, Dava sudah hilang kesadaran nya. Pandangan nya gelap.

***

Tuuuttt tuuuttt...

"Ya Assalamualaikum"

"..."

"Iya saya sendiri"

"..."

"Apa???.. baik baik terima kasih,saya segera kesana"

Air mata Lila sudah membasahi pipinya. Ia turun dari kamarnya dengan tergesa. Disambarnya kunci mobil milik Ayahnya.

"Sayang kamu mau kemana,udah malam" tanya Ayah.

"Kenapa kamu nangis"

"Kerumah sakit Yah,Dava kecelakaan. Aku pergi ya"

"Lila, kandungan kamu gimana, dengerin Ayah"

"Tapi Yah, plissss" kata Lila terburu buru,pikirannya kalut.

"Biar ayah yang temani,ayah ambil jaket dulu" Lila mengangguk sambil gelisah. Tadi seorang perawat dari salah satu rumah sakit mengabari kalau Dava kecelakaan. Tidak ada informasi yang bisa didapatkan untuk menghubungi keluarga kecuali nomor telfon dengan tulisan 'My wifey'.

Tadi waktu Dava datang Lila tau, semua yang Ayahnya bicarakan Lila tau tapi Ayahnya sengaja membuat Lila tidak keluar dari kamarnya. Jujur Lila tidak tega melihat Dava menangis sambil bersimpuh di kaki Ayah nya.

***

Hay Hay.... Ada yang kangen nggak?..
So ,aku posting semoga ada yang suka,dan ada yang nungguin selalu..

Intinya selamat menikmati karya yang sudah mulai tenggelam. Selamat membaca,selamat menikmati.. enjoyyyy..

#indonesiamembaca #watty2020

Septi yulianingrum

11 November 2020

MY POSESIF HUSBAND *season_2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang