10

14.3K 398 21
                                        


"Gimana?" tanya Dava saat melihat Bunda yang baru keluar dari kamarnya.

Bunda mendekati menantunya kemudian tersenyum hangat "nggak papa Dav,kalo sakit kayak gitu harus dipijit pelan pelan biar nggak terlalu kaku ototnya,kamu jangan khawatir ya"

"Bunda buatin makan buat kamu ya,tangan kamu masih sakit?" Bunda menarik Dava agar mengikutinya berjalan ke dapur.Bunda Lila memasak makanan untuknya,ia tersenyum melihat ibu mertua nya yang lincah sekali memasukkan bahan bahan ke dakam wajan,persis seperti anaknya.

"Malah senyum senyum gitu sih sayang" ucap Bunda mengagetkan Dava.

"Dimakan dong" Dava mengangguk kemudian memakan makanan yang sudah Bunda bikin.

"Bunda" panggil Dava.

"Iya"

"Dava mau cerita,tapi bunda jangan marah ya" Dava memantapkan hati nya untuk bercerita kepada ibu mertuanya,siapa tau beliau punya solusi untuk masalah yang sedang ia hadapi ini.

"Kenapa harus marah? Cerita aja"

Akhirnya mengalirlah cerita dari awal sampai akhir,Dava menceritakannya dengan sangat jelas agar ibu mertua nya paham.

Tidak ada ekspresi yang Bunda tunjukkan ketika Dava sudah menyelesaikan ceritanya.ia tersenyum hangat pada menantu kesayangannya itu."Dava udah cerita sama Lila tentang masalah ini?" tanya Bunda.

Dava menggeleng "belum,Dava takut Lila bakal salah paham dan ninggalin Dava bun,Dava nggak mau kehilangan Lila bun,cukup kemarin aja aku ditinggal ke bandung sampe kangen,aku nggak mau lagi"

Bunda menepuk pundak Dava pelan."Bunda nggak pernah mau ikut campur urusan kalian,kalian pasti punya cara sendiri buat menyelesaikan semuanya.saran Bunda lebih baik kamu bicarain sama Lila baik baik,karena suatu hubungan itu nggak akan berjalan baik kalo komunikasinya juga nggak baik"

"Dava tau nggak roda sepeda itu nggak akan bisa berjalan seimbang kalo salah satunya rusak,mereka harus bekerja sama agar roda itu berputar dan bisa berjalan,Rumah tangga kalian harusnya seperti itu,bekerja sama untuk kebahagiaan kalian,komunikasi kalian di jaga,yang bisa Bunda bantu saat ini cuma dengan doa,semoga diberikan yang terbaik untuk kalian,Bukannya nggak mau ngasih saran,Bunda pikir ini Rumah tangga kalian,wilayah kalian tanpa orang harus tau tentang kalian" kata Bunda dengan senyum hangatnya.

Dava memeluk wanita itu."makasih bun,Dava sadar sekarang,maafin Dava kalo selama ini sering mengecewakan Ayah sama Bunda,Dava sering nyakitin Lila"

"Saat Dava datang untuk meminta Lila dulu,Ayah sama Bunda udah nyerahin semua sama Dava,tinggal gimana Dava jaga kepercayaan Ayah sama Bunda,jaga putri kesayangan Bunda itu udah cukup" kata Bunda masih dengan senyum hangatnya.sekarang Dava bisa berpikir dari mana sifat legowo itu ada dalam diri Lila.ya,dari Bunda nya,Bunda terhebat yang punya pemikiran seluas itu.Dava bangga punya ibu mertua seperti Bunda.

"Maaf bu,saya mau minta kompres sama handuk kecil" ucapan mbak Nar,tukang pijat yang di bawa Bunda membuat Dava langsung duduk tegak.

"Buat apa mbak?" tanya Bunda seraya beranjak kemudian mengambil pesanan Mbak Nar.

"Mbak Lila badannya panas bu,udah saya tawarin mau ke dokter tapi dia nolak,mau dikompres aja" mendengar itu Dava beranjak kemudian pergi ke kamar.

Lila tampak memejamkan matanya.dengan gerakan pelan Dava duduk di tepi ranjang.

Dava berjengit ketika tangannya menyentuh kening istrinya.'kenapa sepanas ini,perasaan tadi enggak' pikirnya.

"Kok bisa kayak gini sih mbak?" tanya Dava pada Mbak Nar yang sedari tadi di kamar Lila.bukannya menuduh tapi dari nada bicara Dava membuat Mbak Nar paham kalo ia sedang khawatir.

MY POSESIF HUSBAND *season_2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang