تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi 1956, ia berkata: “Hasan gharib”. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib).
Sumber: https://muslimah.or.id/7165-sedekah-tak-sekedar-rupiah.html
______________________
Part ini fokus pada Imam 😊
Aku memberanikan diri mengajukan diriku untuk ikut mendaki bersama mu. Aku khawatir bila kamh kenapa napa nantinya. Walaupun sepertinya kamu sangat tidak terima dengan dengan ajuanku. Namun kamu tetap mengizinkanku ikut bersamanya.
Aku berlari bolak balik rumah dan toko hanya untuk membeli beberapa barang yang aku lupa.
Aku sengaja memilih berbelanja di Alfamart 24 jam. Karena ini pengalaman pertamaku untuk mendaki, dan kamu juga tidak memberi tahukan padaku barang-barang apa saja yang harus dipersiapkan.
Finally, akhirnya semua keperluan selama mendaki sudah selesai aku siapkan. Setelah browsing di google, meminta izin pada umi, dan alhamdulillah umi juga memberikan izin, aku segera menelpon Pak Restu untuk meminta izin tidak bisa langsung kerja sesuai janjiku ini.
"Assalamu'alaikum Pak Restu, maaf karena sudah melanggar janji. Sepertinya saya tidak bisa ke kantor untuk besok dan lusa. Karena saya butuh tenaga setelah pulang dari Kairo. Mohon dimaklumi."
"Oh iya Pak Imam. Tidak masalah. Walaupun anda tidak masuk ke kantor untuk satu minggu kedepan, anda akan tetap terpilih menjadi kandidat direktur selanjutnya. Hehe"
Aku bisa mendengar kekehan Pak Restu di seberang telpon. Hmm..sebenarnya aku merasa tidak enak dengan tawaran menjadi kandidat direktur Hotel Golden Tulip selanjutnya karena aku merasa belum pantas dan juga baru disini, tapi yah bagaimana lagi senior-senior itu lebih banyak menujukku setelah melihat persentasiku di Mesir tahun lalu.
Hari libur kita berbeda. Jika kamu libur hari ahad, maka aku libur hari jum'at.
Setelah mengucap salam, aku mematikan sambungan pada Pak Restu. Maksud aku butuh tenaga dengan menemanimu mendaki.
Aku terbangun setelah tidur kurang dari 2 jam karena malamnya aku habiskan untuk mengemasi keperluan menemanimu mendaki.
Masih ada waktu 45 menit sebelum waktu subuh tiba. Astagfirullah aku hampir lupa qiyamullail. Aku segera bangun dari kasur ku dan sesegera mungkin ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan qiyamullail.
Setelah selesai melaksanakan sholat subuh di musholla, aku pulang lebih dahulu. Aku mencari-cari masker yang aku beli tadi malam. Namun usahaku sia-sia. Aku tidak menemukannya dimanapun.
Aku kembali berlari ke apotek 24 jam untuk sekedar membeli masker untuk kita gunakan. Untung saja stoknya masih ada.
"Heh..heh..maaf ra tadi aku mampir ke apotek 24 jam untuk beli masker buat kita"
"Zahra nggak pernah minta mas Imam buat beliin zahra apapun, sekalipun itu cuma masker. Zahra nggak suka orang yang nggak disipilin waktu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Nextdoor
Spiritual[T A M A T] Menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita, lalu menggapai apa yang namanya sakinah adalah impian semua orang. Namun itu adalah hal yang mungkin saja terjadi atau mungkin saja tidak. Namun mencintai orang yang sudah kita n...