🍃Prolog

14.9K 542 19
                                    

🌷 -Adeva Salwa Azzahra-

Bagaimana rasanya jika diumur yang masih nyaman sendiri kamu harus terikat dengan yang namanya pernikahan, bahkan dengan kakak sepupu mu sendiri.
Lebih parahnya dia dengan tidak tahu malunya masuk dalam kehidupan masa depanmu dan ingin mencoba menghapus semua bayangan masa lalumu.

Tidakkah dia mengerti? aku hanya menganggapnya seorang kakak tidak untuk suami yang harus ku taati.

Masa laluku terlalu berharga untuk dihapus dari kenangan memori kehidupanku.

Terlalu konyol memang mengarapkan orang yang sudah mempunyai nama dibatu nisan hidup kembali dan mengembalikan kebahagianmu.

Jadi Tolong katakan padanya! Aku tidak mencintainya, tidak sama sekali. Bahkan seingat ku terakhir aku melihatnya sekitar duabelas tahun yang lalu. Yaps tepat ketika dia duduk dibangku putih biru dan aku masih duduk dibangku putih merah.

Banyak faktor yang membuat kami berdua tidak pernah bertemu dalam kurun waktu yang cukup lama. Setahuku dia mengahabiskan waktu duabelas tahun di tanah yang dijuluki Negeri Piramida untuk menggali ilmu agama.

Padahal menurutku ditanah kelahiran ini saja mau ilmu agama jenis apa? Fikih, Ushul Fikih, Tafsir, Ilmu Tafsir, Kalam, Ilmu Kalam, Akidah Akhlak, Akhlak, Balagoh, Bahasa Arab, Faraid dan masih banyak lagi pelajaran2 yang lain yang juga masih ada di tanah yang dijuluki Pulau Seribu Masjid, Sejuta Huffazh, dan Serambi Madinah ini. Namun aku selalu berusaha berkhusnudzon padanya, mungkin dia berpacu pada hadits yang lafadnya " 'utlubul'ilma walaubitsin" yang artinya "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina" mungkin seperti itu.

Yah walaupum rumah nya tepat berada 20 langkah dari rumah ku. Tidak membuat kami sering bertemu. Bukan lagi lirik lagu yang bilang "Pacarku memang dekat, 5 langkah dari rumah" ingin aku ganti saja liriknya menjadi "Calon suamiku memang lumayan dekat, 20 langkah dari rumah" mengingat kami bertetangga dan memang ber-notaben keluarga.

Tak menganggap nya ada adalah kewajibanku setiap hari. Bahkan pernah aku memaki dan memarahinya habis-habisan. Padahal aku tahu, itu semua merupakan dosa besar dari kewajiban ku sebagai istri. Dan tidur pun aku memutuskan berpisah.

Namun Allah Sang Maha Segalanya membuka hati ku secara perlahan untuknya. Ketika rasa cemburu hadir secara perlahan dan membuat aku sadar bahwa aku sudah mencintainya. Dengan do'a, kasih sayang dan kesabaran yang terus ia tunjukkan padaku membuat hatiku secara perlahan terbuka untuknya. Mulai mencintainya dengan segenap jiwa dan ragaku. Mengabdikan diriku padanya, karena surgaku ada padanya.

"Hey, kok ngelamun sih hmm?" Yah dia datang dengan sejuta pesona yang selalu membuatku jatuh cinta, lagi, lagi dan lagi sambil memelukku dari belakang dan membuat lamunanku tentang dirinya terhenti. Siapa lagi jika bukan suamiku Khairul Imam Assidiki.

Tidak ada yang bisa menebak siapa jodohnya, entah itu orang yang dia kenal sekarang, maupun tidak ia kenal sama sekali. Bahkan banyak juga kita lihat yang pacaran bertahun-tahun belum tentu berjodoh. Hanya Dia yang Maha Tahu.
Dan jodoh ku memang "Jodoh Nextdoor"

Dan jodoh ku memang "Jodoh Nextdoor"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adeva Salwa Azzahra

Khairul Imam Assidiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khairul Imam Assidiki

🍃Ada beberapa chapters yang di private. So follow me before! 😊

Jodoh NextdoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang