🍬Pindah Rumah

5.2K 356 0
                                    

"-Tidak ku sangka-sangka, jodohku ternyata kamu yang tidak pernah kusebut dalam do'aku-"

[Adeva]

_____________________


Aku berlari menemui teman-teman kantorku. Meninggalkan mas imam yang sibuk dengan rekan bisnisnya.

Ini benar-benar mimpi buruk untukku. Jika boleh aku menyesali keputusanku menerimanya, aku akan menyesali itu semua.

"Jadi, kamu mau honeymoon kemana nih?"

Apa-apaan si zia, pake bahas soal honeymoon, yang ada aku pengen muntah dengernya.

"Hmm..gak ada honeymoon"

"Whaaaatt!! Kamu serius dev?"

Kali ini mereka berdua zia dan ara kompak perpaduan suara.

"Mas imam langsung kerja, aku juga gitu."

"Yaa sekali kali lah kalian seneng-seneng, sambilann..."

Ara mencolek-colek dagu ku..

Ara mulai melanjutkan kata-katanya.

"Sambilan buat debay"

"Apaan debay" kataku

"Dedek bayi-lah"

Uhukk..

Uhuukk..

Aku terbatuk-batuk memdengar perkataan ara. Astaga bagaimana aku akan membuat debay dengan mas imam? Tidur saja aku memutuskan berpisah. Parah ni araa..

"Blm niat. Dua hari lagi resepsi aku. Kalian harus dateng lagi. Aku pamit nyapa tamu yang lain dulu yaa.."

Aku memutuskan pembicaraan dan berjalan meninggalkan mereka. Bisa-bisa aku mati perlahan dengan pertanyaan konyol mereka.

Andai saja Uri masih hidup, pasti dia akan menjelma sebagai dosen penguji yang akan mewawancarai ku habis-habisan. Tenang disana Uri, aku merindukanmu.

❄❄❄

"Raa pakaian kamu, mau ditaruh dimana?"

"Dapur"

Dasar bodoh ni orang, kalau pakaian yaaa ditaruh dilemarilah. Aku semakin jengkel dengan kelakuannya. Kalo aja bukan desakan bunda yang suruh pindah rumah, ogah deh.

"Masak pakaian mau ditaruh di dapur sih raa?"

"Mikir tuh pake otak. Yah dilemarilah"

"Kamu nggak bisa rapiin sendiri?"

"Males. Mas aja!"

Mampuss..siapa suruh jadi suami aku. Aku bakal ngerjain dia habis-habisan.

"Semuanya?"

"Yaiyalah"

"Trus..ba..ba..rang keramat kamu gimana?"

"Barang keramat? Maksudnya?"

Aku mulai berpikir barang keramat yang dimaksud mas imam, dan aku benar2 lupa. Malu..bun..

Aku bangkit dari kasur dan menyambar koperku dari tangannya.

"Biar zahra aja"

Aku pastikan saat ini dia tersenyum mengejek kearahku. Aaaaaaaa...bundaaaa..hampir aja barang keramat aku ternodai dengan tangannya..

.
.
.🐾tbc

Jodoh NextdoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang