"-Terkadang hal yang dianggap sangat kita benci adalah hal yang sangat baik ketika kita telah merasakannya sendiri-"
______________________
"Aku gak bisa cerai sama mas imam"
"Maksud kamu?"
Gio malah tidak mengerti dengan pernyataanku.
"Intinya kita gak bisa bareng lagi kayak dulu. Aku udah punya keluarga sendiri. Well..mungkin saat ini aku belum bisa mencintai mas imam. Tapi aku yakin suatu saat nanti aku bisa dengan izin Allah. Dan lambat laun aku akan bisa melupakanmu"
Setelah aku berbicara panjang lebar. Memberanikan diri mengatakan semuanya pada gio, aku menunduk lesu.
Gia hanya membalas perkataanku dengan senyuman mengejek."Hahaha. Kamu nggak usah bawa-bawa nama Tuhan segala yaa.."
"Aku udah yakin sama pilihan hati aku gi"
"Pilihan hati kamu..? Bagus..bagus"
Gio teput tangan meremehkan padaku.
"Aku duluan. Permisi"
Aku buru-buru mengambil tas selempangku. Raut wajah gio telah berubah layaknya singa ngamuk. Aku berlari keluar kedai.
Saat aku sedang berjalan di trotoar yang cukup sepi dekat kedai tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulut ku dari belakang. Obat bius aku hirup dan dunia benar-benar gelap.
❄❄❄
Aku mengerjapkan mata ku berkali-kali. Menyesuaikan diri dengan ruangan yang aku tempati ini.
Bukan, ini bukan kamar aku yang dirumah bunda ataupun rumah mas imam. Ini berbeda.
Tiba-tiba aku melihat seorang pria memasuki kamar ini.
Gio..pria itu ternyata gio.
"Udah sadar rupanya"
Gio duduk disampingku. Bibir aku dilakban, tangan serta kaki aku diikat sekuat mungkin.
Gio melepaskan lakban yang dia tempelkan dibibir ku.
"Lepasin aku gi!"
"Haha dasar wanita bodoh. Sudah aku katakan aku akan melakukan apa saja asal bisa bersamamu"
"Gio kamu jahat!"
Aku menangis dengan sangat keras. Aku ingat pada kejadian saat aku minta mas imam menceraikan aku. Tidak mungin dia akan mencariku setelah kejadian tadi pagi.
"Tolooooooong..toloooong"
"Terus lebih keras lagi. Percuma! Gak akan ada yang bise mendengar suara kamu."
"Gio tolong lepaskan aku"
Aku menangis lirih, percuma aku berteriak gak akan ada orang yang bisa mendengarkan aku.
Gio mulai mendekatkan wajahnya ke arahku. Menyelidiki aku dari atas sampai bawah.
"Gio jangan coba-coba. Menjauhlah!"
Aku semakin takut dengan cara gio, tangan dan kaki aku mulai gemetar.
"Gio jangaaaann"
Gio menarik ujung jilbabku hingga rambut panjang ku terurai. Aku semakin memperdalam tangisku. YaAllah bantu hamba.
Brak..
Tiba-tiba pintu kamar gio didobrak lalu menampilkan wajah seseorang yang selalu aku tunggu. Mas Imam..
"Angkat tangan"
Polisi memasuki kamar gio dan memesangkan borgol ditangan gio.
"Saudara gio anda ditangkap dengan kasus penculikan dan tindakan pelecehan"
Polisi membawa gio keluar walaupun gio memberontak keras.
Mas imam berlari ke arahku dan melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki ku.
"Kamu gak apa-apa kan raa?"
"Maafin zahra"
Hiks..
Hiks..
Hiks..Aku memeluk tubuh mas imam dengan erat. Seolah tubuh kekar ini tidak akan pernah meninggalkan aku.
Mas imam membalas pelukanku dengan mengelus-elus rambut panjangku yang tergurai.
Aku mulai melonggarkan pelukanku lalu mas imam melepaskan pelukanku.
"Gak usah nangis. Saya ada disini untuk kamu"
Mas imam mengusap lembut air mataku dan menyampirkan rambut ku ke telinga.
"Nih dipake dulu mahkotanya bidadari"
Aku hanya diam memperhatikan mas imam yang dengan lihainya memasangkan aku jilbab warna biruku.
Deg..
Deg..
Jantung ku, kok gini sih?
"Nah udah cantik lagi" mas imam tersenyum menatapku setelah selesai memasangkan mahkotaku.
"Zahra gak jadi mau cerai" aku berusaha berkata sesuai dengan hatiku.
Mas imam lalu tersenyum dan menangkup kedua wajahku. Mencium keningku cukup lama. Aku tak memberontak membirakn mas imam mengecup lembug keningku.
"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan saya lagi raa.."
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Hari ini kamu berhasil membuat jantungku terbang hingga langit ketujuh dengan perlakukan sederhana mu. Menjelma menjadi sosok super hero dalam hidupku. Terima Kasih Mas.
.
.
.
.update lagi. Haha😂Bosen gak? Hihi
Vote dan comment😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Nextdoor
Spiritual[T A M A T] Menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita, lalu menggapai apa yang namanya sakinah adalah impian semua orang. Namun itu adalah hal yang mungkin saja terjadi atau mungkin saja tidak. Namun mencintai orang yang sudah kita n...