🍬Kemana aja?

6.4K 402 3
                                    

"-Kematian, rezeki, jodoh semuanya telah diatur oleh Sutradara Terbaik, kita sebagai pemain hanya bertugas menjalani Skenario-Nya-"

_________________

      Aku sampai dirumah pukul 18 : 13. Pintu rumah sudah terbuka lebar, bunda emang sengaja membuka pintu rumah dengan lebar setiap acara syukuran bulanan. Setelah membayar taxi yang mengantar kan ku pulang, aku langsung masuk dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.

       Ternyata di dalam cukup ramai ada bunda, ayah, om gilang, sama nenek dan kakek. Setahuku ayah dan om gilang akan pulang dari Bandung besok lusa, karena katanya ayah, mereka harus ngurus Hotel Resort Warna Pelangi yang rencananya akan di bangun di dekat kebun teh om gilang.

      Aku mencium tangan mereka satu persatu. Dan terakhir nenek, aku memeluk nenek sejadi-jadinya.

   "Nenek, kok nggak bilang-bilang sih mau dateng? Kan biar Adeev bisa jemput nenek sama kakek"

       Aku duduk didekat nenek, sambil mencicipi kue kering yang bunda hidangkan di ruang tamu.

     "Kan cucu nenek yang satu ini sibuk kerja, masa harus capek-capek bolak balik Lotim Lobar cuma buat jemput nenek sama kakek"

           Selalu seperti itu, alasan klasik menurutku. Bagiku tidak masalah bolak balik Lombok Timur Lombok Barat buat jemput nenek. Toh juga ketika aku masih kuliah aku sudah terbiasa.

             Nenek terkekeh mengusap pucuk kepalaku pelan karena melihat muka ku yang mulai kesal.

   "Oh ya mana Mas Imam mu katanya Widia kamu kan nemenin Gina buat jemput Mas kamu"

          Ini nih kebiasaan nenek yang aku nggak suka. Selalu mengalihakan topik pembicaraan.

   "Masih di bandara" kataku dengan cuek, lalu berjalan menuju kamar.

   "Kok nggak barengan? Lah cucu kesayangan nenek kok ngambek sih? Adeev? Adeeva? Ra?"

            Nenek memanggil ku berkali-kali namun tetap tak ku hiraukan, aku semakin mempercepat laju langkah kaki ku menaiki anak tangga. Eh tapi tunggu dulu, tadi nenek memanggil ku apa? "RA" tidak salah dengar kah aku ini?

           Bisakah ku ulangi sekali lagi? nenek memanggil ku dengan embel-embel yang sama seperti mas Imam "Ra". Semua keluarga ku tahu, yang hanya memanggil ku dengan panggilan itu yaa cuma Mas Imam gak ada yang lain. Termasuk mas Zafran karena kalok panggilan dari dia pasti yang jelek-jelek aja. Misalnya Si endut, si jelek dll.

      Makaknya aku lebih akrab sama mas Zafran dari pada mas Imam. Aku berbalik menghadap mereka semua.

"Nama adeeva bukan ra ri ru re ro" mood ku semakin memburuk dibuatnya.

       Aku berlari menaiki anak tangga lalu memasuki kamar yang bernuansa biru langit tersebut. Ayah sengaja memakaikan cat kamar ku berwarna Sky Blue karena ayah tahu bahwa myfav colour is sky blue.

     Aku melempar tas selempang ku asal-asalan di atas kasur. Lalu merebahkan tubuh ku dengan tangan yang ku rentangkan. Ternyata hari ini cukup melelah kan. 

Jodoh NextdoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang