Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِيْ فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا.
“Dan Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu ia menolaknya kecuali Yang ada di langit murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.”
____________________
"Raa..maafin saya yaa?"
"Udah berapa kali sih zahra bilang, ini bukan salah mas imam"
Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Tapi tetap saja mas imam minta maaf padaku. Padahal itu bukan salah dia.
Ini juga karena kecerobohan dan teguran untukku. Aku hanya berlari saat melihat orang yang mirip dengan Gio dan hasilnya aku tidak melihat mobil yang sedang melaju.
Teguran juga dari Allah untukku. Karena aku telah berkata yang tak sepatutnya aku katakan pada mas imam.
Biar bagaimanapun, sekarang dia adalah suamiku. Dan surgaku juga ada padanya.
❄❄❄
Kami pulang dari rumah sakit selesai sholat isya. Setelah sampai didepan kamarku, Mas imam membukakan aku pintu kamar dan meletakkan tasku di atas meja.
"Kamu istirahat yaa..kan sholat isya udah. Jadi gak ada yang membebani. Selamat tidur"
Dia ternyum ke arahku, namun aku tak membalasnya.
"Jangan lupa tutup pintu"
"Iya"
Setelah pintunya benar-benar ditutup oleh mas imam. Aku mulai memejamkan mata. Setidaknya aku akan menuruti perintah suamiku untuk istirahat.
Aku mulai memejamkan mata ku, berlari kedunia mimpi yang akan berbeda dengan dengan kehidupan asli.
"Aaaaaaaaaaaa"
Mas imam membuka pintu kamarku.
"Kamu kenapa raa?"
Hiiks..
Hikss..
Hiks.."Urii.."
Kejadian saat kematian Uri mengapung didanau segara anak kembali merasuki mimpiku. Aku menangis memegangi lututku.
"Ikhlaskan Uri"
Mas imam membawa kepala ku ke dada bidangnya sambil mengelus rambut ku. Aku tidak memberontak sama sekali. Aku menangis di dada bidangnya. Baju koko putihnya mulai basah dengan air mata ku.
Dia menatap mata ku, semakin dekat..dekatt..dia mulai memiringkan kepalanya.
Praaakk..
"Don't touch me!"
Menamparnya? Apa yang sudah ku lakukan padanya ya Allah. Padahal itu adalah kewajibanku sebagai istri untuknya.
"Aku tidak mencintaimu. Jadi pergilah"
"Maaf"
Hanya kata itu yang diucapkan mas imam lalu pergi meninggalkan aku sendiri.
Aku kembali menangis menyalahkan diriku sendiri. Apa yang sudah aku lakukan padanya. Kenapa tanganku begitu ringan untuk menamparnya. Maafkan zahra mass. Zahra belum bisa buka hati dan memberikan hak mas imam sebagai istri.
.
.
.
.tbc😂
🐾Peletakan titik komanya belum pas. Soalnya masih dalam tahap belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Nextdoor
Espiritual[T A M A T] Menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita, lalu menggapai apa yang namanya sakinah adalah impian semua orang. Namun itu adalah hal yang mungkin saja terjadi atau mungkin saja tidak. Namun mencintai orang yang sudah kita n...