Part 1

284 5 0
                                    

Suatu hari, ketika Jazzy seorang putri tunggal pengusaha terkaya di Inggris mengungkapkan niatnya untuk mandiri. Karena selama ini dia selalu dimanja oleh kedua orang tuanya, apapun permintaannya selalu saja di turuti. Alasan dia ingin mandiri karena ketika temannya berkata padanya, "enak ya Jaz jadi kamu, apapun mau mu pasti akan terkabul. Eh sekali-kali coba hidup mandiri deh, enak loh! Gak terikat, kamu bisa bebas," kata temannya itu. Sejak saat itu Jazzy berpikir bahwa dia ingin mandiri tanpa orang tuanya. Dan sekarang ketika dia sudah akan berkuliah, Jazzy sengaja memilih Columbia University sebagai pilihannya. Karena tidak mungkin kedua orang tuanya akan ikut pergi bersamanya. Malam ini akan menjadi keputusannya.

"Okay! Baiklah jika New York menjadi pilihanmu," kata Daddynya.

Senyum dari bibir Jazzy mulai tampak, kemudian Mommynya ikut berkomentar. "Ya kami mengijinkanmu, tapi.....". Sesaat ketika Mommynya mengatakan hal itu, senyum yang mulai tampak itu mendadak menepi kembali. "Tapi apa, mom?" sahut Jazzy.

"Tapi, Daddy dan Mommy sudah memesankan sebuah apartemen beserta isinya serta seorang pembantu, dan tak lupa mobil juga supir untukmu," kata Mommynya.

"Apa? Mom, please kalian terlalu berlebihan," kata Jazzy.

"Hey dear, kamu itu cewek, dan akan hidup di kota besar seperti New York," kata Daddynya.

"Mau atau tidak sama sekali?" sahut Mommynya.

Kemudian batin Jazzy berkata, "ikuti aja Jaz, nanti kamu kan bisa menyuruh pembantu dan supir itu pergi pulang kembali, kamu cuma tinggal membeli tiket pulang aja kan, beres!". Seketika senyum lebar terpancar dari wajah Jazzy. "Okay setuju!" jawab Jazzy.

Ternyata Jazzy kuliah di Columbia University tak sendiri, untung sahabatnya, Abby, juga kuliah disana. Setelah mengurus berkas dan siap untuk berangkat ke New York, akhirnya malam ini juga Jazzy dan kedua orang tuanya berangkat menuju New York.

Sesampainya di New York, kedua orang tua Jazzy langsung membawa Jazzy ke apartemennya. Sebuah apartemen yang benar-benar berkelas. Tak heran ketika hari pertama dia disana, dia sudah bertemu penyanyi terkenal Rihanna. Kemudian, sesampainya di kamarnya. Barang-barang dan kebutuhannya selama di New York sudah tertata rapi. Jazzy terheran-heran melihatnya, "oh my God, segitunya mereka padaku?" ucap batin Jazzy.

Kedua orang tua Jazzy berada di New York hingga Jazzy masuk pertama kuliah. Kuliah pertamanya, Jazzy langsung bertemu Abby untuk cerita. "Ini sama aja dengan aku hidup bersama mereka," kata Jazzy dengan muka sedihnya. "Ya ampun kamu masih aja ya ingat dengan kata-kata si Lucy dulu. Hey Jaz, orang tua itu wajar seperti itu karena mereka sayang denganmu, apalagi kamu cuma anak tunggal, wajar lah. Udah deh lupakan kata-kata Lucy dulu itu," kata Abby. Jazzy langsung terdiam mendengar ucapan Abby.

Abby adalah sahabat yang baik, dia bahkan sering mendengar curhatan Jazzy tentang apapun itu. Sekarang mereka di persatukan lagi di New York. Dan malam ini, kedua orang tuanya hendak pulang kembali ke Inggris. Jazzy ikut mengantar Mommy dan Daddynya. Dia juga meminta Abby untuk menemaninya malam ini karena ada beberapa mata kuliah yang tak dia mengerti dan Jazzy mengajak belajar bersama.

Di bandara, Jazzy menunggu sedikit lama lantaran penerbangannya delay hampir dua jam. "Ah gimana mau tanya nih, jam 9" kata batin Jazzy. Kemudian dia menatap Abby yang sibuk dengan handphonenya. "Dia memang sahabat terbaikku," ucap batin Jazzy lagi.

Baru lah pukul 10 PM, Mommy dan Daddy nya take off. Beberapa saat ketika Jazzy dan Abby menuju parkiran, sesuatu keributan terdengar, itu membuat Jazzy bergumam. "Apa sih berisik, di parkiran!" kata Jazzy. Jazzy pun terhenti untuk berpikir. Ketika seseorang itu mulai menampakkan wajahnya, Jazzy pun tak tanggung-tanggung menendang sebuah kaleng Coca-Cola pada orang itu dan tepat pada kepala orang itu.

"Ops!" ucap Jazzy.

"Jazzy, apa yang kamu lakukan," ucap Abby, segera menarik tangan Jazzy untuk bersembunyi. Sedangkan orang itu mencari-cari siapa yang menendang kaleng itu padanya.

"Siapa sih!" seru orang itu.

Jazzy dan Abby merasa lega ketika kerumunan orang itu lewat dari tempat persembunyian Jazzy. Abby melihat siapa orang yang ditendang oleh Jazzy dengan kaleng itu.

Di mobil, "oh my God Jazzy! Tau siapa yang kamu tendang dengan kaleng tadi?" kata Abby.

"Siapa?" sahut Jazzy datar.

"Itu loh salah satu anggotanya 1D," kata Abby.

"Oh iya?" sahut Jazzy datar.

"Ih kamu kok biasa-biasa aja sih responnya," kata Abby.

"Udah lah ya, gak akan ketemu dia lagi! Sendiri?" kata Jazzy.

"Iya," jawab Abby.

"Siapa dia?" tanya Jazzy.

"Gak tau, gak jelas tadi," kata Abby.

"Eh kita seperti biasa ya belajar di restaurant, biar bisa sambil makan," kata Jazzy tersenyum.

"Sip! Asal,....." ucapan Abby segera di sambung oleh Jazzy.

"Ditraktir kan," kata Jazzy. Abby pun tersenyum menatap Jazzy.

"Aku udah tau mau mu," kata Jazzy lalu tertawa.

Sesampainya di restaurant tersebut, Jazzy langsung memilih tempat duduk yang nyaman dan terlihat sepi. Setelah mereka duduk dan memesan beberapa makanan dan minuman, Jazzy kemudian segera mengeluarkan hal-hal yang perlu dia tanyakan. Selang beberapa menit Jazzy bertanya, tiba-tiba dia teringat sesuatu ketika dia masuk kelas mata kuliah umum.

"Uhmmm, By, tau gak tadi ketika aku ikut kelas bahasa. Eh ada cowok yah lumayanlah cakep. Siapa sih? Sepertinya dia satu jurusan denganmu," kata Jazzy senyum-senyum.

"Jangan bilang kalau dia itu Alex," ucap Abby.

"Oh iya benar! Namanya Alex," ucap Jazzy tertawa.

"Jaz, dia terkenal satu fakultas aku. Banyak yang suka maybe ngefans kali ya," kata Abby.

"Iya? Yah, awalnya mau aku gebet," kata Jazzy terdengar bercanda.

"Kamu mau ikut saingan sama cewek/cewek satu jurusan cewek, sepertinya kami masuk deh 10 besar nya," kata Abby senyum-senyum.

"Ah lupakan, sekarang fokus!" kata Jazzy.

Kemudian, Abby dan Jazzy melanjutkan belajarnya, tetapi tak lama kemudian sebuah keramaian mulai terdengar dari telinga Jazzy. "Oh my God! Hari apa sih hari ini?" sahut Jazzy sedikit kesal. "Udah Jaz, lanjut yuk!" kata Abby.

Jazzy pun melanjutkannya tetapi tanpa sengaja ada seseorang yang menyenggol lengan Jazzy. Jazzy pun sontak emosi, "ihhhhh!!". Orang yang telah menyenggol itu tak mengetahui bahwa dirinya sudah menyenggol seseorang. Jazzy dengan emosinya melihat ke arah orang itu berjalan dan tanpa berpikir panjang dia menghampirinya. Abby sedikit kaget melihat aksi Jazzy, dia berusaha mencegahnya. Jazzy mulai mendekat ke arah orang itu dan, "heh!" sahut Jazzy. Orang itu menoleh lalu, "ada apa?" katanya.

"Anda sadar gak sih, Anda telah menyenggol lengan saya tadi! Hah?" kata Jazzy tanpa memandang orang itu siapa. Seketika orang itu langsung meminta maaf, "oh maaf!" jawabnya.

"Apa hanya maaf?" kata Jazzy.

Tanpa sengaja orang itu melihat Jazzy lebih detail, karena pikirnya mengapa Jazzy bisa berbicara seenaknya tanpa dia Jazzy kenal dengan siapa dia berbicara. Tetapi dia orang itu menemukan kejanggalan dalam diri Jazzy. Dia terus memperhatikan omelan Jazzy hingga Abby datang untuk menarik Jazzy dari hadapan orang itu.

"Udah yuk Jaz, kita balik sekarang, belajarnya udah kan?" kata Abby lalu meminta maaf pada orang itu dan membawa Jazzy pergi.

Ketika Jazzy dan Abby berada di meja makan mereka, Abby segera memberi omelan pada Jazzy balik, "kamu kenapa sih malam ini? Dari parkiran, sekarang disini, udah ah aku pulang aja kalau gitu," kata Abby lalu beranjak pergi.

Jazzy sedikit kesal dengan sikap Abby yang tiba-tiba memarahinya, "sudah lah pergi aja," kata Jazzy. Abby pun pergi. Sedangkan Jazzy masih berada di mejanya untuk melanjutkan belajarnya.

My Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang