"Aku senang begitu mengetahui bahwa kamu tau hal-hal kecil yang kusukai."
***
Angin pagi menampar-nampar permukaan wajah Anya saat ini. Lantai-lantar koridor masih dingin—belum tersentuh a.k.a terinjak-injak oleh sepatu para siswa-siswi, maklum ini baru jam setengah 7, kebanyakan masih mandi atau masih bermesraan dengan guling di atas ranjang.
Anya suka berkeliling sekolah dulu sebentar jika masih sepi seperti ini, ia suka memutar beberapa kejadian yang ia lalui di sekolah pada beberapa tempat tertentu. Lebih mudah memutar kejadian itu saat tak ada siapapun disana.
Ketenangannya terusik saat ia mendengar namanya dipanggil oleh suara yang sangat ia kenal. Suara hentakan sepatu terdengar begitu nyaring mendekati posisinya berdiri sekarang.
"Lo datang cepet banger, njir." Anya menatap heran makhluk dihadapannya.
"Dan sejak kapan juga lo datang jam segini?" Anya balik bertanya sambil celingak-celinguk mencari sosok yang belakangan ini datang bersama sahabatnya.
"Kalo yang lo cari itu Eldo, dia masih selingkuh sama ranjangnya juga selimut hangatnya." jelas Sisi, "Terus lo berangkat sama siapa?"
"Gue datang bareng nyokap," ujar Sisi. Anya menepuk jidatnya, pantas saja Sisi datang jam segini, ibu Indah-Kepsek juga jam datangnya itu jam segini. Kalau tidak barengan Eldo a.k.a Asoy sahabat Kiel yang berpacaran dengan sahabatnya-Sisi tentu berangkat bersama nyokapnya.
Ngomong tentang Eldo, sebenarnya itu nama asli dari Asoy. Sahabat Kiel sekaligus pacar sahabat Anya itu bernama lengkap Asrweldo Yoseph, disingkat Asoy oleh Milan. Lama-kelamaan panggilan itu mewabah di sekolah, untungnya Eldo sudah tidak sentimen dipanggil Asoy.
Sambil berjalan beriringan ke kelas, Anya bertanya, "Kenapa gak bareng Eldo?"
"Ada masalah dengan motornya dan of course dia gak bakal jemput gue dengan mobil yang dipakai sama kakak kembarnya." tutur Sisi. Anya hanya manggut-manggut mengerti.
Sesaat setelah sampai di kelas yang penghuninya hanyalah mereka berdua, Sisi menghampiri Anya dengan wajah memelas yang selalu membuat Asoy ingin memakan Sisi hidup-hidup.
Anya memasang tampang curiga, "Don't say that you have'nt do your homework, Jessie."
Sisi mencebikkan bibirnya, "Gue kerja kok, cuma belum selesai aja." elaknya. Anya menggelengkan kepalanya jengah,"Banyakan yang belum daripada yang sudah terus entar kalau beda, diganti pula."
"You know me so well, An. Honestly, gue sama sekali ga ngerti pr bahasa inggris kali ini. Gue intip jawaban lo yah?" pinta Sisi sambil menaik-turunkan alisnya.
"Do I have a choice?" Anya dengan sedikit terpaksa menyerahkan buku PR bahasa inggris-nya yang bersampul kertas kuning.
______
Asoy mendelik tajam ke arah Fadel yang nampak santai-santai saja melebihi santai saat di pantai. Fadel yang merasa sedari tadi ada sesuatu yang menyengatnya menoleh kearah Asoy ,"Apa?" tanyanya.
Asoy mengacak rambutnya frustasi, "Lo itu tidur kayak mayat, padelpop dan kenapa pula lo juga harus nebeng Milan hari ini?! Kita nunggu hampir 20 menit dan parahnya lagi mapel pertama gue itu bahasa inggris!" jerit Asoy dengan kesal yang sampai ke ubun-ubun.
Kiel yang duduk dipinggir merasa terganggu dengan gerak tubuh Asoy, "Jangan banyak gerak, nyet. Sempit nih."
Fadel yang menjadi sasaran kekesalan Asoy hanya mengedikkan bahunya tak peduli, "Bodo amat." Katanya sambil melempar tatapannya ke arah luar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirtationship
Teen Fiction#890 in teenfic 21/08/2017 amazing cover by @loliluu Flirtationship ; More than a friendship less than a relationship. Ini tentang Yehezkiel Salvanio yang egois atas perasaannya dan juga tentang Zefanya Fricellia yang tak bisa memaksa dan menuntut t...