"Berbohong saja terus hingga aku lupa, kapan terakhir kali kamu berkata jujur padaku."
***
Ruang perpustakaan lengang. Didalamnya hanya ada bu Kia-penjaga perpus, Kiel, dan Anya. Air conditioner perpus sudah dimatikan. Jendela geser perpustakaan yang berukuran sedang dibiarkan terbuka sedikit sehingga angin bisa masuk.
Kiel dan Anya sibuk berkutat pada kesibukan masing-masing. Kiel yang sibuk dengan soal kimianya dan juga Anya yang sibuk mencatat penjelasan-penjelasan penting yang ada di buku paket biologi ke buku note-nya sebagai bahan pembelajarannya untuk ulangan harian minggu depan.
Berbeda dengan Kiel, Anya tipikal orang yang rapi dan teratur.
Soal yang dikerjakan Kiel sebenarnya tidak susah-susah amat. Materi laju reaksi sebenarnya tergolong mudah untuk ia mengerti. Setelah mengerjakan soalnya, Kiel melayangkan pandangannya kepada Anya yang masih sibuk mencatat di sebelahnya.
Rambut tebal Anya sedikit melambai-lambai ditiup angin dari jendela. "Gak panas,An?" tanya Kiel memerhatikan dahi Anya yang basah karena keringat,beberapa anak rambut juga melengket di pelipisnya. "Lumayan panas." jawab Anya singkat sambil tetap menulis.
Anya terlonjak kaget begitu geraian rambutnya diraih dan disatukan dari belakang. Anya menahan napas atas tindakan tiba-tiba Kiel.
Kiel yang menyadari tubuh Anya menegang,sedikit berdeham, "Gue ikatin yah rambutnya? Gue udah biasa ikat rambut Iren. Daripada lo keringat kepanasan,lagian rambut lo tebal banget jadi tetap panas walau kena angin."
Bahu Anya yang tadi tegang kini luruh ikut dalam helaan napasnya, "Bilang-bilang dulu kalau mau modus,Ki." Kiel menanggapi ucapan Anya dengan kekehan geli.
Kiel menjulurkan telapak tangannya kedepan, "Ikat rambut?" Anya langsung merogoh saku baju seragamnya lalu meletakkan ikat rambutnya di atas tangan Kiel.
Kiel menarik tangannya lalu bersiap mengikat rambut Anya yang sudah ia satukan namun gerakannya terhenti saat melihat ikat rambut Anya. Tiba-tiba saja kinerja jantungnya terpacu lebih cepat. Tangannya yang memegang ikat rambut sedikit bergetar.
Anya yang merasa Kiel terlalu lama akhirnya berujar, "Ki? Bener lo tau caranya ikat rambut? Lama banget."
"An, ini ikat rambut lo?" tanya Kiel mengabaikan ucapan Anya. Anya menyadari sesuatu, "Iya,kenapa? Bentuknya terlalu anak-anak yah? Itu ikat rambut kesayangan gue dari kelas 1 SD. Kemarin gue bongkar-bongkar gudang malah dapat itu." jelas Anya. "Lucu kan kupu-kupunya?"
Kiel tergugu. Memorinya dipaksa kembali ke tahun-tahun yang telah berlalu saat dia masih ada.
Bunyi kembang api begitu menggelegar di langit. Pasar malam begitu ramai oleh para pengunjung yang memilih berjalan-jalan disini saat tahun baru.
Seorang gadis berusia 8 tahun terengah-engah karena lelah berlarian mencari sahabatnya yang menghilang saat mereka bermain petasan bersama anak-anak yang lain tadi.
Gadis bermata bulat dengan rambut sepunggung hitam kelam yang diurai itu menyeka ujung matanya yang mulai mengeluarkan satu-dua bulir air mata karena khawatir, "Kiki kemana?" tanyanya bingung.
Kakinya bergetar karena lelah, akhirnya ia memutuskan duduk sebentar di pinggiran taman karena tempat untuk duduk disana sudah full oleh orang-orang dewasa.
Gadis kecil itu mulai menangis menatap lalu lalang orang di sekitarnya, "Kiki!" panggilnya kecil. Saat hampir putus asa memanggil,tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang,membuatnya terlonjak kaget.
"Nana! Akhirnya ketemu!" seru anak berusia 6 tahun dengan intonasi suara yang riang bercampur kelegaan.
Gadis yang dipanggil 'Nana' itu langsung mengapit hidung Kiki yang sedari tadi dicarinya. "Kiki bandel banget sih,siapa yang suruh Kiki kabur gak bilang-bilang?"
Kiki mengusap hidungnya yang memerah sambil tertawa sumringah, "Kiki tadi liat ikat rambut cantik,ada kupu-kupunya. Nana suka kupu-kupu,kan?" ucap Kiki polos sambil menyodorkan ikat rambut cantik berwarna putih dengan hiasan kupu-kupu.
Rasa kekesalan Nana akhirnya runtuh begitu melihat hadiah cantik dari Kiki.
Kiel kecil tersenyum lembut, "Selamat tahun baru Nana. Kiki sayang Nana."
"Kiel?" Anya melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kiel yang terlihat melamun membuat Kiel akhirnya tersadar, "Ehh?" ternyata Anya sudah duduk menghadap kearahnya.
Anya tersenyum tipis setelah melihat sorot mata Kiel, "Hayoo,lo mikirin siapa?" tanyanya dengan nada suara bercanda.
"Ehh? Emangnya gue mikirin siapa?" Kiel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Gue tiba-tiba lupa caranya ngikat rambut nih,sorry." Kiel mengembalikan ikat rambut Anya.
"Lo udah selesai?" tanya Anya saat melihat Kiel merapikan buku-bukunya. "Gue udah selesai sebelum ngikat rambut lo. Gue ke CK dulu yah,mau beli air." Anya hanya mengangguk
Selang beberapa menit setelah Kiel pergi dan Anya tenggelam kembali pada kesibukannya,ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.
Dava E. Januar : An,gue udah selesai ujian susulan. Gue tunggu di parkiran yah? Gapapa kalo lo belum selesai.
Ternyata line dari Dava. Anya bergegas merapikan buku-bukunya lalu menulis pesan di note tempel miliknya lalu menempelkannya di cover depan buku tugas kimia milik Kiel yang masih ada di atas meja.
Anya pamit kepada bu Kia sebelum keluar dari perpus lalu segera memakai sepatunya dan melangkah menuju toilet terlebih dahulu.
Tidak berapa lama setelah itu, Kiel kembali ke perpustakaan dengan dua botol milktea.
***
a.n
Aku belum nonton update-an Ruler Master of The Mask padahal udah hari Sabtu :(
Belum juga atur buku padahal Senin depan udah belajar, cepet banget sihh
Mana lagi chairmate-nya itu si dia. Kasian akunya kalau gak konsen belajar,wkwkwk
Udahlah, aku kebanyakan bacot.
Terima kasih sudah membaca cerita ini :)
See u in next chap
15 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirtationship
Teen Fiction#890 in teenfic 21/08/2017 amazing cover by @loliluu Flirtationship ; More than a friendship less than a relationship. Ini tentang Yehezkiel Salvanio yang egois atas perasaannya dan juga tentang Zefanya Fricellia yang tak bisa memaksa dan menuntut t...