24 - Broken Inside

339 23 58
                                    

"Gimana rasanya saat posisi lo yang selalu jadi prioritas dia sekarang tergantikan?"

-author galau

***

Anya terduduk diam di salah satu kursi rumah sakit, tangannya sibuk memilin-milin tali tas salempang miliknya. Matanya sembab habis menangis.

Entahlah, Anya juga tak paham mengapa harus menangis. Tapi jujur saja, ada rasa takut yang menggorogoti hatinya ketika pesan itu sampai padanya. Anya lelah bertanya pada Zacky ataupun Ayu. Untuk apa menyuruhnya disini kalau mereka bungkam tentang penyakit Dava.

Dava butuh lo.

Ahh, benar. Itu alasannya. Alasan kenapa ia disuruh datang kemari.

Biar Dava yang ngasih tahu penyakitnya sama lo.

Dada Anya sesak ketika ingatannya kembali menampilkan wajah Dava yang kuyu, tirus, dan pucat. Banyak pertanyaan yang menggantung dalam benaknya. Ia harus dapat jawabannya sekarang.

"Minum dulu, kak Anya," Anya mendongak, melihat Ayu, adik Dava memberinya sekotak susu rasa vanilla. Anya tersenyum singkat lantas berujar, "Terima kasih."

Ayu ikut duduk di sampingnya. Menatap lalu-lalang orang dan juga perawat. Menghirup bau obat-obatan yang rasanya menyesakkan.

"Kak Dava sayang sama kak Anya," ujar Ayu meruntuhkan hening yang tercipta sedari tadi.

Anya hanya diam, tak tahu harus merespon apa.

Ayu sebenarnya masih ingin bicara banyak, tapi pada akhirnya ia kembali memilih bungkam.

Tak berapa lama, Anya bertanya, "Orang tua kalian dimana?"

"Di Mumbai. Ada proyek disana," jawab Ayu.

Anya mengangguk, "Mereka udah tau?"

Ayu terdiam sesaat, "gue belum ngasih tau, tapi pasti bentar lagi tau," Ayu mengedikkan bahunya, "dokter Adam bakal nelfon mama,"

"Jadi emang udah lama banget Dava sakit sampai udah punya dokter pribadi gitu?" Anya terperangah yang dibalas dengar senyum getir Ayu.

Tak berapa lama kemudian, Zacky muncul di hadapan mereka.

"Dava udah sadar."

_____

Di SMA Kemilau Bangsa, ada ekskul wajib bagi seluruh siswa yaitu renang. Itu wajib diikuti sekali dalam sebulan.

Hari ini, jadwal ekskul wajib jatuh pada kelas 11 IPA 1-3.

"Jangan takut, Lara. Ingat teknik mengapung yang sudah saya ajar. Rileks!" seru Pak Dani

"Heh kalian yang gak tau renang jangan main di pinggir kolam dalam!" Pak Dani menggeleng kecil melihat para siswi, bukannya pemanasan, malah sibuk gosip di pinggir kolam.

Setelah sibuk memberi pengarahan ulang, akhirnya Pak Dani memanggil nama Anya, "Zefanya Fricellia, giliran kamu,"

Mendengar nama Anya, serta-merta saja membuat Kiel menoleh lalu memperhatikan gadis itu. Anya melakukan teknik yang diajarkan dengan baik, selalu saja membuat guru tersenyum.

Setelah keluar dari air, seperti ada radar, Anya langsung menoleh ke arah Kiel.

Anya yang tidak tau apa-apa hanya melempar senyumnya yang biasa ke arah Kiel yang dibalas Kiel dengan membuang wajahnya.

Dahi Anya berkerut, sedari tadi sikap Kiel memang aneh padanya, tapi Anya berusaha tidak terlalu mempedulikannya.

Nanti aja gue tanya, putus Anya dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang