19- Sebuah Penolakan

206 32 79
                                    

"Kamu memang serumit itu."

***


Anya menatap gamang pada jendela besar di ruang loker kelasnya. Titik-titik hujan menghiasi kaca jendela itu.

"Ehh, An. Lo dicariin ketos daritadi, tau," Sisi datang dengan kaos ketat pada tubuhnya dan juga celana olahraga. Latihan dance.

Anya menoleh perlahan, "Males ah gue,"

Sisi mengernyit, "Tadi lo diem-dieman sama Kiel dan sekarang lo ga mau ketemu kak Dava," gumam Sisi.

Cewek dengan body goals itu melotot pada Anya, "Curhatan apa yang gue lewatkan dari lo, An?! Tega yah lo gak pernah cerita sama gue," gerutu Sisi sebal.

Sambil menghentakkan kakinya, cewek itu berjalan mendekati Anya, "Padahal tiap hari gue tumpahin unek-unek gue sama Eldo ke lo,"

Anya meringis.

"Iya deh, gue salah. Mood gue lagi ancur aja, Si," jelas Anya.

"Kenapa?" tanya Sisi. Kini suaranya lebih lembut lagi.

Anya menghela nafasnya lantas membuang pandangannya, "Cinta itu drama banget yah," lirihnya.

"Masalah apa lagi, An?" tanya Sisi.

Anya menggeleng, "Bukan masalah apa-apa. Gue cuma dipermainin aja,"

Sisi menggeram, "Siapa? Kiel atau ketos itu? Bilang aja, An. Mereka belum rasain dance maut gue. Tunggu aja," ujar Sisi berapi-api.

Anya terkekeh, "Udahlah, ntar gue cerita lagi, deh. Lo mau latihan, kan? Eldo mana?"

Sisi memutar kedua bola matanya malas, "Dia gak ikut latihan hari ini, banyak aja alasannya," Sisi berdecak sebal. "Serius nih gak mau ketemu ketos? Dia bilang nunggu lo di perpus. Kata kuncinya adalah fisika, katanya," Sisi mengedikkan bahunya.

Anya terlihat ragu sejenak. Gadis itu menarik nafasnya, "Kiel udah pulang?" tanyanya, melenceng dari topik yang dibahas oleh Sisi.

"Latihan voli di lapangan outdoor. Ada undangan pertandingan lagi untuk voli," jelas Sisi yang dibalas dengan anggukan ringan Anya.

"Gue pulang duluan yah, Si," pamit Anya.

Sisi awalnya ingin bicara namun ia telan kembali ucapannya,"Ya udah deh, tiati beb,"

______

Kiel mengusap pelipisnya dari keringat. Dengan tidak sabaran, ia segera meraih botol air minum di sebelahnya lantas meneguknya terburu-buru.

"Ahh ,capek banget, gila," Kiel merebahkan tubuhnya ke belakang.

"Keringet lo, Ki!" pekik Nando, teman se-timnya.

"Makanya lo sana-sana dikit duduknya. Nempel mulu sama gue lo, mblo," ketus Kiel.

"Jomblo bilang jomblo," ledek Nando.

Kiel mengabaikannya tapi suatu suara mengalihkan atensinya.

"Kiel udah pacaran sama Anya." ujar seseorang dengan buku paket fisika di genggamannya.

Kiel menatap sinis orang itu, "Perlu apa lo?"

"Gue perlu bicara," ucap Dava.

Kiel mengibaskan tangannya, "Bicara aja, gak usah pake izin-izin gitu,"

Dava mengeratkan genggamannya pada buku fisika yang ia pegang, "Serius lo udah pacaran sama Anya?"

Atensi semua siswa yang ada di lapangan outdoor itu langsung teralihkan, membuat Dava menyesal karena nada suaranya sebesar itu.

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang