11- Kamu dan Fisika

318 71 111
                                    

"Cinta tak selalu harus di ucapkan,bukan? Pada hakikatnya,cinta adalah tindakan."

***


"Ini perasaan gue aja atau emang daritadi si lemper mood swing gajelas gitu?" Asoy menyikut lengan Milan yang duduk di sampingnya.

Milan terbatuk-batuk karena tersedak, "Menurut gue mah, akhir-akhir ini dia emang lagi IMS," Milan ikut memerhatikan Kiel yang duduk di depannya, dibatasi oleh meja kantin.

Tampak Kiel sedang duduk ala mafia— mengangkat kedua kakinya di atas kursi milik meja kantin di sebelahnya dengan es Pino rasa anggur di tangan kanannya dan krepes di tangan kirinya, sesekali menyuruh Yuni yang duduk di sampingnya untuk menyuapkan es Pino dari tangannya.

Asoy mengangkat alisnya, "IMS?"

Milan mengangguk, "IMS untuk pria, PMS untuk wanita,"

Asoy manggut-manggut lalu tiba-tiba mendelik, "Kok lo pintar?" Milan tergelak lantas menoyor kepala sahabatnya itu.

Fadel yang duduk di sebelah Asoy mendesis risih karena tingkah ke dua makhluk astral tersebut.

Lantas, sambil menyumpal telinga kanannya dengan earphone, Fadel beranjak dari duduknya dan langsung putar kiri secara kontan.

Atas pergerakan Fadel yang tidak terduga tersebut, seseorang yang tadi sibuk curcol dengan temannya sembari membawa mangkuk mi kuah—menabrak tubuh tinggi Fadel.

Kedua insan itu langsung beringsut mundur tatkala kuah panas mie mengenai kulit mereka berdua. Mangkuk kaca milik mbak Nira pecah mengenaskan dengan mie yang tumpah ruah dari dalamnya.

Fadel melepas sumpalan earphone di telinga kanannya dan langsung mengambil satu langkah untuk maju— membersihkan pecahan kaca tersebut sekaligus mengambil ponsel cewek yang tak sengaja ia tabrak tadi.

Di waktu yang bersamaan, suatu kebetulan, cewek itu juga melakukan hal yang sama.

Tangan mereka berdua sama-sama terulur untuk mengambil ponsel yang layarnya sudah retak serta di baluri oleh kuah mie yang panas, namun sama-sama berhenti saat tersadar sesuatu. Kepala mereka berdua serta-merta langsung mendongak.

Semua atensi penghuni kantin mengarah kepada mereka.

Kiel menatap jengah adegan tersebut, "Drama memuakkan apa lagi ini?"

Asoy tanpa sadar mengangguk setuju atas perkataan Kiel, "Mainstream banget, basi ah,"

Milan menyikut lengan Asoy, "Tapi tokoh dramanya itu si Eskimo," bisiknya, "Sama adik si Ketos,"

Asoy masih menatap ke arah Fadel dan gadis adik si ketos itu, "Heemm, awal mula yang terlalu mainstream,"

Fadel melanjutkan niatnya yang sempat terhenti begitu melihat tangan si cewek juga tadi ikut terulur namun tak lama ikut terhenti juga.

Selepas meraih ponsel yang sepertinya sudah tak tertolong itu lalu mengembalikannya ke pemiliknya, Fadel berujar pelan, "Ga sengaja. Besok gue ganti."

Lantas, cowok dengan mata hitam bening itu berdiri dan meninggalkan kantin dengan bajunya yang sedikit ternoda oleh kuah mie tadi.

Fadel kembali menyumpalkan earphone ke telinganya.

_____

Bel yang mengusir para penghuninya untuk pulang sudah berdentang sekitar kurang lebih sejam yang lalu.

Dengan wajah yang lusuh, Anya keluar dari ruang guru.

Gadis dengan iris amber itu baru saja mengerjakan remed ulangan harian Fisika yang dibagikan hari ini. Ia sengaja meminta remed lebih awal agar tidak kelabakan nantinya. Tugas-tugasnya masih banyak. Sepanjang minggu ini juga full oleh ulangan dan kuis.

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang