20- Desert

201 31 89
                                    

"Aku juga pantas bahagia."

***


"Anya,"

"Lepas kak,"

Dava menggeram, "Gak akan sampai lo bilang alasan lo bohong sama gue kemarin,"

Anya menatap Dava dengan tatapan yang sulit diartikan. "Gak akan sampai kak Dava juga ngomong jujur sama gue,"

Tak ada yang tahu, bahwa degup jantung kedua insan itu saling berkejaran.

Ruang OSIS lengang.

Dava menghela nafasnya. Perlahan, ia melepaskan genggamannya di pergelangan tangan Anya. "Maaf Anya," ujarnya pelan.

Anya ikut menghela nafasnya, "Seandainya lo tau kak, gue hadepin hal sulit banget waktu lo gak ada,"

"Maaf," ulang Dava.

Anya tersenyum tipis," Oke, lupain aja hal ini kak. Gue juga mau minta maaf. Childish banget gue," Anya terkekeh getir.

"Tapi... beneran Kiel nembak lo?"

Anya mengibaskan tangannya, "Gak juga sih,"

Dava memberi tatapan penuh selidik, "Kenapa ditolak?"

Anya memaksakan senyum manisnya, "Seseorang tidak bisa memulai hal yang baru jika masa lalu masih terus membayanginya. Bener kan, kak?"

Ada makna tersirat dalam ucapan gadis itu.

Dava membalas senyum paksa gadis itu, "Lalu, apakah seseorang yang baru mencinta ini punya kesempatan untuk membangun hubungan dengan seorang gadis yang dalam diamnya masih mengharapkan keajaiban dari seseorang yang tak bisa melepas masa lalunya?"

Anya tertegun.

Masih dengan senyum yang sama, Dava berujar ringan, "Lupakan saja,"

______

"Followers gue udah 68 K, man! Kuy lah tumpengan di rumah gue," Milan berujar heboh.

Asoy mencibir, "Lebay lo, cendol. Palingan lo ikutan jual-beli followers. Ngaku lo," tuding Asoy.

Milan menoyor pelan kepala sahabatnya itu, "Lo ngomong seenak buntut lo yah,"

Asoy mendelik, lantas balik menoyor kepala Milan, "Lo kata gue simpanse?"

Milan menggeleng, lantas berujar polos, "Gue kata lo babon,"

Kiel melempar tatapannya pada Yuni lantas mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala. "Teman gue gak ketolong lagi yalord," ujar Kiel.

"EH ADA ESKIMO!" pekik Milan tiba-tiba sambil melototkan matanya pada layar Iphone miliknya.

Asoy langsung beringsut mendekat ke arah Milan, "Ehh anjir!"

Yuni langsung menimbrung, "Apa dah?"

Fadel yang masih sibuk dengan salah satu game asah otak di handphone-nya sama sekali tidak mengindahkan para sahabatnya.

"Astajim! Bisa jadi trentop ini mah," Yuni berseru tidak kalah hebohnya dengan Milan dan Asoy.

Kiel menaikkan alisnya, apa sih?

Milan menyodorkan Iphone-nya kepada Kiel.

Kiel membelalakkan matanya, terkejut.

Tampak di layar Iphone Milan gambar snapgram salah satu adik kelasnya.

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang