Filosofi Rasa Yang Singgah dan Ragu Untuk Sungguh.
Percy memasuki cafe yang sangat ramai. Percy mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru cafe. Aroma kopi sudah tercium saat memasuki cafe tersebut. Semua itu tak luput dari pandangan semua kaum hawa yang ada disana. Bahkan sebelum Percy turun dari mobil nya itu.
Percy langsung menuju tempat untuk memesan dan mendengus geli melihat tatapan yang diberikan para kaum hawa untuk dirinya. Gue bukan artis anjir, batin Percy. Percy pun memesan segelas frappucino dengan less sugar. Percy pun melangkah menujuk tempat pojok yang berdekatan dengan jendela.
Percy mengeluarkan hp nya dan memotret bagian tengah cafe, lalu memposting di snapgram. Percy juga mencantumkan location dimana ia berada.
"Gabut banget gue." Gumam Percy.
Amora sedang kabur dari seseorang. Amora berlari sekuat tenaga tak menghiraukan sandalnya yang hampir jebol. Bodo amat, yang penting gue selamat dunia akhirat. Batin Amora. Lalu Amora melihat cafe langganan nya sudah didepan matanya dan menoleh kebelakang ternyata orang itu sudah tidak mengejar lagi.
Amora menghela nafas lega. Kaki jenjang Amora melangkah cepat memasuki cafe tersebut. Lalu tanpa memperhatikan sekitar Amora langsung memesan coklat panas. Amora lagi lagi menghembuskan nafas nya. Peluh dipelipisnya tak ia hiraukan dengan cepat ia mencepol rambutnya, sandal nya pun sudah jebol.
Tanpa malu Amora mencincing sandalnya lalu mencari tempat kosong untunk duduk. Tapi memang nasib jelek sedang melekat didirinya ia tak mendapat tempat. Lagi lagi Amora menghembuskan nafas lelah. Dan mengerucutkan bibirnya sembari menghentak hentak kaki nya ke ubin cafe.
"Amora!" Suara bass yang sexy memanggil Amora. Amora pun menolehkan kepalanya dan bertemu Percy yang sedang mengangkat tangannya ke udara.
Amora dengan senyum mengembang dan langkah cepat menghampiri Percy.
"Ah makasih udah mau nampung gue." Ujar Amora seraya tersenyum menunjukkan lesung pipitnya.
Percy tertegun sejenak dengan senyum yang sangat manis bahkan senyuman itu menghangatkan hati. Percy tanpa sadar menyentuh dada nya yang berdentum tak karuan. Lalu dengan cepat berdeham agar dirinya menjadi normal.
"Samasama." Balas Percy singkat.
"Lo sama siapa kesini?" Tanya Amora seraya mengambil tissue untuk menghapus peluhnya.
"Sendiri." Lagi lagi singkat, Amora hanya berdecak kesal.
"Lo gamau nanya gue gitu? Yaudah deh gue cerita aja. Jadi tadi gue dikejar sama orang, gausah kepo siapa daripada lo tau ntar malah berabe urusannya. Dan gue lari, kabur gitu, akhirnya gue sampe sini dan sialnya sandal kesayangan gue jebol. Emang lagi sial gue. Dan sekarang gue laper." Cerita Amora panjang kali lebar. Dengan ekspresi yang beragama saat menceritakannya.
Percy mengangkat alis nya bingung dan menahan geli.
"Anjir lo gitu aja ganteng banget!" Sentak Amora menatap Percy ber binar binar dengan mata bulatnya.
Percy mati matian menahan blushing. Percy juga berusaha mengalihkan pandangannya pada Amora yang terlihat sangat cantik dan sedikit sexy itu. Percy berdeham lagi.
"Ehm, ntar lo balik sama gue." Balas Percy ga nyambung. Bodo amat, tengsin dah. Batin Percy.
"Eh eh yaudah deh gue gabisa nolak juga kan hehe." Cengir Amora seraya menyeruput coklat panas nya itu.
"Gue gak nawarin, itu perintah." Ujar Percy. Amora menggembungkan pipinya kesal.
"Ga bayangin gue, kalo gue jadi pacar lo, dikit dikit merintah." Gerutu Amora.