11. badidea

419 24 3
                                    

Amora menyusuri gedung perusahaan milik sepupunya, Leonardo Javinsky. Amora ingin sekali memukul wajah tampan abang sepupu nya itu. Yang seenaknya menyeret paksa dirinya yang sedang asik tiduran dikelas.

"ih bang ada apa sih?! seenak jidat banget nyeret Amora kesini, duh mana Amor ngantuk banget!" teriak Amora.

"kamu inget kan ada urusan sama abang?! abang bener-bener butuh selesai sekarang, kita harus gerak cepat!" ujar Leo.

Amora melirik Leo sinis, selalu saja yang membutuhkan bantuannya memburunya dengan tidak tau diri. Amora menghela napas berusaha untuk tidak meledak sekarang juga. Amora belakangan ini banyak pekerjaan dan urusan.

Mereka sampai ruangan CEO tak lain tak bukan ruangan Leo. Ternyata tidak hanya mereka saja tetapi sepupu Amora lainnya pun sudah menduduki posisi masing-masing.

"Loh kok rame amat?! Mau tawuran?!" sapa Amora.

Ke-empat sepupu Amora hanya terkekeh gemas.

"well, kamu tau baby kenapa abang kesini kan? abang butuh bantuanmu." ujar Aldo, Rivaldo Wijaya. Sepupu Amora yang tampan menawan, menjabat sebagai CEO perusahaan manufaktur.

"iya iya Amor tau, ntar deh Amor napas dulu." ujar Amora malas.

Mereka semua menatap Amora intens membuat yang ditatap risih dan jengah.

"KENAPA SIH LIATIN AMOR SEGITUNYA?! AMOR GABAKAL KABUR YALORD!!" teriak Amora.

Leo yang mengetahui Amora sedang badmood pun langsung membawa Amora kepangkuannya dan menepuk punggung nya pelan.

"iya sayang maafin kita ya, kita bener bener butuh bantuan kamu saat ini." ujar Ben, Benjamin Lucero. Sepupu Amora yang berdarah bule sangat kental, tidak diragukan lagi ketampanannya.

"setelah kamu bantu kita, kamu boleh minta apa aja, apapun itu princess." sambung Alex, Alexander Warren. Tak lain tak bukan CEO Lex.Co .

"yaiyalah harus! Kalian semua harus bayar jasa ku dengan setimpal!" singkat Amora ketus. Mereka semua mengangguk mengiyakan.

Bagi mereka bukan hal yang sulit mengabulkan permintaan sepupu perempuan satu-satunya di keluarga Hamid. Mereka memang berbeda marga karena ontie Amora yang menikahi lelaki-lelaki blasteran bahkan bule beneran.

Amora sebenarnya adalah hacker, tidak hanya hacker, ia juga mendapat posisi detektif membantu Uncle nya yang bekerja bersama dengan FBI. Sebenarnya semua keluarga besar sudah tau. Hanya sahabat Amora dan kekasihnya lah yang belum tau.

"Jadi kita mulai dari mana dulu?!" tanya Amora.

"Untuk langkah awal coba kamu retas data-data rahasia Jack Wallings." ujar Aldo singkat.

Jack Walling adalah seorang mafia pengedar senjata illegal. Sebenarnya tak hanya senjata, banyak barang-barang illegal lain yang ia edarkan.

"well, akan susah untuk kita tau data rahasia dia, ya kalian tau kan bang, dia bukan mafia 'biasa' seperti yang sudah-sudah.." ujar Amora sembari mencoba meretas data Jack Wallings.

Jack Wallings bukan lah nama asli pria tampan rupawan itu, ya di dunia gelap pasti jarang kita temukan nama asli. Dan sebagaimana kita harus menutupinya. Jack Wallings sangat terkenal karena ia tampan. Ya dimana-mana tampilan fisik yang akan menonjol.

Amora tidak begitu tau siapa Jack Wallings, Amora memang sempat berpapasan dengannya secara tidak sengaja di acara penggalangan dana. Hanya saja Amora tidak mengingat bagaimana rupawannya Jack Willings.

"Sebenarnya kalian ada masalah apa sih dengan mafia tampan itu?!" tanya Amora kepo. Karena setau dia, Jack tidak menganggu perusahaan sepupunya itu.

"Well, bukan masalah besar, hanya saja kita akan melakukan kerjasama besar, dan salah satu tangan kanan Jack sangat mencurigakan. " Jawab Leo santai.

Amora menganga lebar. Astaga, ia kira ini akan menjadi civil war seperti sebelumnya, tapi ternyata hanya masalah sekecil ini?!

"Bang serius deh, Amor pengen banget nonjok muka ganteng kalian sekarang juga!! Apaan sih?! Cuma tangan kanan doang ngapain ampe data rahasia nya kita retas?! Hubungannya apa malih?!" kesal Amora.

"Kita kepo! Ini kerjasama besar sayang. Kita cuma gamau rugi aja kok." sahut Ben kalem.

Amora menggeram pelan. Astaga bagaimana bisa ia diposisi saat ini. Para sepupunya itu benar benar membuat dirinya geram dan kesal. Tak lama kemudian Amora berhasil meretas data-data rahasia milik Jack. Disambut kekehan senang para sepupunya. Memang benar Amora ahli nya tidak hanya meretas data bahkan meretas hati seorang playboy cap buaya saja Amora juga bisa.

"Sebenarnya kita butuh bantuan kamu tidak hanya ini princess. Kita mau kamu mendekati Jack. Dengan caramu tentu saja. Well, sebenarnya Jack sudah tertarik denganmu sejak penggalangan dana 4 bulan lalu." Ujar Leo santai sekali. Benar - benar lidah tak bertulang.

Amora benar benar ingin meledak. Apa-apaan ini?! Kenapa dirinya menjadi umpan begini.

"ABANG KU SAYANG YANG RADA GILA. JANGAN NGADI- NGADI DEH YA! GILA AJA AMORA UDAH PUNYA PACAR SURUH DEKETIN TUH OM- OM! GAK AMOR GAMAU!" teriak Amora kesal dan marah.

Ben dan Aldo terkekeh gemas. Astaga kenapa Amora sangat polos dan bodoh?! Sepertinya Amora tidak ingat betul wajah mafia tampan Jack Willings itu.

"Kamu yakin?! Coba saja dulu kamu dekati Jack. Ini semua demi kebaikan kejayaan perusahaan." sahutan dari Leo membuat Amora menghela napas panjang.

"Tidak ada penolakan sayang. Kita yang akan atur pertemuanmu dengan Jack Willings, kamu hanya perlu siapkan mental agar tidak jatuh hati dengannya." ujar Ben terkekeh gemas melihat Amora yang sudah memerah karena emosi yang memuncak.

Membantu para sepupunya memang ide yang buruk yang akan Amora lakukan. Ini semua karena paksaan, iya paksaan. Jadi ingatkan Amora untuk tidak jatuh cinta. Maklum sudah lama jomblo dan hatinya pun belum lama dihuni, takutnya ia jadi jatuh cinta dengan Jack Willings yang katanya tampan itu.

WKWK serius ini ide ngawur banget part ini, rada ga masuk akal, tapi yaudah elah masukin aja!
Maklum lagi buntu tapi harus apdet jadi ya begini hasilnya WKWK. Tapi gue usahain biar ni cerita asik dan menarik.
KLIK BINTANG POJOK KIRI BAWAH KAN GASUSAH YA?!
comment y, jgn cm komen naxt next doang kasi ide kek gitu🤡

P E R C YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang