Final Chapter

5.2K 518 65
                                    

Summer, Two years later

New York, US

Sunnyside Music Studio

Do.. re.. mi.. fa.. sol.. la.. si.. do...

Dengan sabar Taeyong membimbing seorang bocah  berusia 5 tahun yang duduk di sampingnya  belajar menekan tuts piano dengan benar.

"Good job, Steve," puji Taeyong sambil mengusap rambut bocah tersebut.

"Thank you, Teacher Lee," sahut si bocah sambil menunjukkan gigi depannya yang baru saja tanggal.

"Taeyong, someone sent you a letter. It's from South Korean," ucap Elena, salah satu rekan Taeyong dalam mengajar.

"Thanks, Elena." ujar Taeyong dengan senyum yang membuat gadis berambut blonde itu tersipu.

"Dari Hanbin?" Taeyong pun segera membuka surat tersebut perlahan dan menemukan kop bertuliskan 'Wedding Invitation'

—oOo—

Lotte Grand Hotel

Wedding Reception

Malam ini, Ballroom Lotte Grand Hotel telah dipenuhi oleh berbagai kalangan upper-side. Jennie bisa melihat terdapat berbagai kalangan dari sisi politik, hukum, bisnis, bahkan dunia selebriti seperti model papan atas serta aktris dan aktor yang sering muncul di penghargaan bergengsi.

Semua hal itu sangat wajar mengingat Hanbin—sahabatnya—merupakan pengacara yang menorehkan prestasi di bidangnya; mengikuti jejak ayahnya. Serta Lisa yang merupakan model runway; telah menjejakkan kaki jenjangnya di tiap catwalk berbagai negara penganut fashion.

Jennie lega, karena perjodohan Hanbin dan Lisa berjalan dengan baik. Pendekatan selama dua tahun yang mulanya diragukan justru berujung pada pengakuan Hanbin dan Lisa yang saling mencintai.

Hanbin bercerita bahwa awalnya dia melihat Lisa selalu mengingatkannya kepada Jennie. Lisa tidak bisa beralih kepada mantan kekasihnya yang brengsek dan memilih menforsir dengan melakukan catwalk ke berbagai negara tanpa jeda.

Orang tua Hanbin menyuruh untuk mengikuti calon pendampinya tersebut, dan mau tidak mau Hanbin menurutinya. Ia berpikir bahwa rasa iba yang mendorongnya untuk terus menyemangati gadis itu.

Namun saat pertama kali pria itu mendengar tawa lepas Lisa; ada perasaannya yang mengatakan ia bisa lebih baik dari mantannya itu. Ia ingin terus mendengarnya dari sebelum ia terpejam di malam hari dan setelah terbangun di pagi hari. Lisa kini telah menjadi pusat gravitasi Hanbin.

"Jennie!" panggil Rosé sambil menepuk bahu sahabatnya dari belakang.

"Eoh, Rosé. Kau sudah selesai dari toilet rupanya." Sahut Jennie.

"Iya. Saat aku keluar dan tidak sengaja melihat rundown acara ini. Ternyata setelah penampilan ini, akan ada..." ucapnya dengan mencoba mengatur napas. Bahkan ia tidak siap mengatakannya.

"Terimakasih kepada Cho Ahra beserta tim atas permainan biolanya yang memukai. Penampilan selanjutnya akan di isi oleh seorang pianist yang di datangkan langsung dari New York," ucap Bobby selaku MC hari ini.

Jennie sudah mengisi seluruh atensinya kepada panggung  yang kini tengah di tutupi tirai hitam. "Apa mungkin?" batin Jennie. Jantungnya pun bahkan ikut berdegup kencang entah karena apa.

"Kita sambut............."









"Lee Taeyong!"

Tepat setelah Bobby menyebutkan pengisi acara,  tirai pun langsung terbuka.

[Private] Pacify Her ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang