2013, December
"Kuyakin kau sudah mendengarnya." Taeyong menatap lurus tepat kepada Jennie yang mengaduk cappucino-nya.
"Tentang apa?"
"Pernikahan antara kita."
"Oh, tentang itu. Kenapa? Kau ingin aku menolaknya?"
"Jangan pura-pura bodoh, Jennie. Sudah jelas rencana pernikahan ini atas dasar keinginanmu."
"Keinginanku adalah membantu keluargamu keluar dari kebangkrutan, tapi ayahmu sendiri yang menawarkanmu sebagai imbalannya. Jadi di mana letak keinginanku yang kau maksud?"
"Aku sudah terbiasa untuk tidak memiliki apapun, jadi aku akan menolak rencana pernikahan ini." ucap Taeyong dengan satu tarikan napas. Dia bersungguh-sungguh.
Lee Taeyong. Sejak lahir, ia bukanlah anak yang diinginkan oleh keluarganya. Ia merupakan anak dari hasil hubungan gelap antara pewaris utama Daelim Corp., Lee Dongwook dengan sekretarisnya. Fakta itu membuatnya dibuang ke panti asuhan di bawah pengawasan keluarganya. Sampai ketika kakeknya yang berada di ujung kematiannya memutuskan agar Taeyong kembali dan menjadi penerus setelah ayahnya karena keluarganya tak memiliki keturunan lain selain dirinya.
"Mungkin kau memang terbiasa tidak memiliki apapun atau mungkin siapapun, tapi tidak dengan buruh pabrik yang bekerja di Daelim yang terancam dipulangkan jika pernikahan ini dibatalkan." Jennie mengeluarkan argumentasinya dengan solid. Ia menyerang titik kelemahan Taeyong yaitu empatinya yang tinggi. "Jika kau tak peduli dengan mereka, silahkan batalkan pernikahan ini tapi jika sebaliknya, maka bertahanlah selama tiga tahun tahun."
Taeyong menautkan alisnya tidak mengerti. "Tiga tahun? Maksudmu?"
"Perusahaanmu dipastikan akan membaik dalam dua tahun, dan setelah itu kita bisa berpisah" jawab Jennie. "Jika kau setuju, aku akan meminta pengacaraku membuat kontrak perjanjian tersebut, tanpa keluarga kita tahu akan hal itu. Bagaimana?"
Taeyong tampak menimbang, Jennie paham sekali, tapi ia yakin dengan ucapannya barusannya maka pria itu tak mungkin menolaknya.
"Baiklah. Persiapkan saja semuanya, aku akan menandatangani kontrak itu."Keputusan final Taeyong cukup membuat seulas senyumpun terpatri di sudut bibir gadis itu. "Cukup tiga tahun, aku akan berusaha," batinnya.
-oOo-
2016, November
"Jennie, apa kau tidak mendengarkanku sama sekali?" panggil seseorang yang duduk di hadapan Jennie.
"Maaf, kau bilang apa barusan?" tanya Jennie.
"Aku hanya mengingatkanmu soal pernikahan kau dengan Taeyong. Sesuai kontrak bahwa tahun depan kalian..."
"Kau sudah mengingatkanku sebanyak 10 kali bulan ini. Aku belum pikun, Bin,"keluh Jennie yang bersandar di kursinya dan menoleh ke arah jendela kaca yang memperlihatkan penduduk Seoul berlalu lalang melewati Starbucks tempatnya kini.
Pria yang kini mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung sampai siku itu juga melakukan hal yang sama. Ia adalah Kim Hanbin, pengacara Jennie sekaligus saksi dari kontrak pernikahannya dengan Taeyong dan juga saksi kenaifan Jennie yang mempercayai bahwa Taeyong mampu menerimanya.
"Dari data yang ku kumpulkan, Daelim juga kembali normal dengan cepat berkat bantuan perusahaanmu-Hana Finance. Ah bukan karena perusahaanmu, tapi karena kemurahan hatimu memberikan terlalu banyak kepadanya." Hanbin menjelaskan kembali apa yang Jennie lakukan selama dua tahun terakhir. Mengorbankan begitu banyak untuk pria itu.
"Penjelasanmu tak membuatku menyesal sama sekali jika itu tujuanmu," ujar Jennie.
-0-
"Taeyong, sudah saatnya makan siang." Jisoo berjalan dengan pasti memasuki ruang kerja bernuansa hitam putih dengan membawa rantang.
Pria itu sendiri justru sedang sibuk memperhatikan grafik perkembangan perusahaan yang terus meningkat melalui proyektor yang sedang menyala. "Jisoo, lihatlah. Perusahaan ini kembali normal," ucapnya dengan mata berbinar. "Ini semua karena Hana Finance," sambungnya.
"Ini berkat Jennie tepatnya," sahut Jisoo membenarkan sambil membuka tutup rantangnya.
"Dia hanya perantara," ujar Taeyong. Raut wajahnya berubah, ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu dimana ia menampar istrinya itu.
"Tapi tanpa perantara, kau tak akan sampai pada tujuanmu." Balasan Jisoo cukup membuat mood Taeyong memburuk.
"Bisakah tidak membahasnya, tapi membahas hubungan kita nanti. Kau tahu, awal tahun depan pernikahanku akan berakhir." Pria itu mengalihkan topik lalu menarik Jisoo untuk melihatnya. Menyuruhnya untuk duduk di atas pangkuannya.
"Kau benar. Itu lebih menyenangkan untuk dibahas," balas Jisoo yang kini mengalungkan kedua tangannya di leher Taeyong. "Jadi apa yang kau rencanakan setelah menjadi duda?" tanyanya menggoda.
"Menikahi sekretarisku," bisik Taeyong.
"Kau memiliki dua sekretaris, Lee Taeyong," goda Jisoo.
"Tapi aku tak mungkin menikahi Jaehyun, kau tahu itu,"
"Jadi kau berniat untuk menikahiku?" tanya Jisoo pura-pura terkejut.
"Benar. Itu adalah rencanaku jauh sebelum pernikahan ini terjadi. Kau adalah bagian dari rencana masa depanku," ucap Taeyong menjanjikan. "Terimakasih telah menungguku." Ucapannya ditutup dengan menarik Jisoo untuk mendekatinya. Lalu Taeyongpun mencium dalam bibir ranum itu dengan lembut tanpa mengetahui bahwa Jennie tepat di depan pintu ruangan itu menyaksikan semuanya.
-0-
Cerai tidak ya? Cerai tidak ya? Kkk
See ya
And
Keep bust a move
KAMU SEDANG MEMBACA
[Private] Pacify Her ✔
Hayran KurguSomeone told me, "Stay away from things that aren't yours." But was he yours, if he wanted me so bad? Pacify Her by Melanie Martinez Jennie x Taeyong x Jisoo Married - Life | Angst | Hurt Started : 06 Dec '16 Finished: 10 July '17 ©2016 j...