"Sepertinya Daelim mengalami kemajuan sejak nyaris bangkrut 3 tahun lalu." Jisoo melirik sekilas ayah angkatnya yang menginjak usia 45 tahun saat berpendapat tentang perusahaan Taeyong. Gadis itu kembali menyesap teh hijaunya dalam keheningan. "Kau pasti tahu banyak tentang perusahaan itu, benar kan?" tanya Kim Janghyuk sambil menghisap cerutunya.
"Yang aku tahu itu semua berkat kerja keras Lee Taeyong, Abeoji," ucap Jisoo menanggapi dengan tenang.
"Putriku, tidak bisakah kau tidak menutupi apapun dari ayahmu ini? Aku tahu Jennie-lah kunci dari membaiknya perusahaan suaminya." Nadanya kini berubah lebih serius dan Jisoo tahu jika seperti ini ayahnya menginginkan sesuatu. Sebuah informasi.
Kim Janghyuk mencondongkan tubuhnya ke depan mencoba berbisik kepada Jisoo. "Jadi, seberapa banyak Jennie membantu Taeyong?"
"Maaf Abeoji, tapi aku tidak mengurusi bagian itu. Jadi aku tidak bisa memberikan jawaban yang akurat." Jawaban Jisoo jelas bukanlah jawaban yang diharapkan Janghyuk namun ia kembali tersenyum sinis menutupi kekesalannya.
"Kalau begitu kau harus cari tahu, Jisoo. Aku mengangkat serta membesarkanmu tidak secara cuma-cuma. Kau harus ingat itu," ucap Kim Janghyuk yang sukses membuat harga diri Jisoo jatuh. Dimata Kim Janghyuk, Jisoo hanyalah sapi perah yang dia gunakan sebagai senjatanya mendapatkan kekuasaan.
-0-
11.42 P.M
Jennie's resort
"Untung saja kau juga ada urusan di Jepang, jadi aku tidak merasa sendirian di sini," ucap Jennie sambil meneguk isi slokinya yang ke delapan. Ia duduk di atas tatami ditemani oleh beberapa botol whiskey di meja dan juga seseorang yang menemaninya.
Hanbin hanya menatapnya miris. Sejujurnya ia baru saja tiba dari Manchester saat wanita itu meneleponnya di Narita airport. Bahkan saat sudah sampai, jet lag yang ia rasakan belum sepenuhnya hilang namun ia tidak bisa mengabaikan Jennie. Jika seandainya ia bisa, ia juga tidak ingin.
"Memangnya kemana Taeyong?" tanya Hanbin yang menuangkan whiskey ke dalam slokinya.
"Sibuk bercinta dengan Jisoo, mungkin? Entahlah, lebih baik aku tidak tahu apa yang dia lakukan," jawab Jennie yang mulai kehilangan kesadarannya.
"Dia sedang berada di wilayahmu, mana mungkin ia melakukan hal itu, huh?" ujar Hanbin.
"Dia orang yang tidak bisa kukendalikan, Bin. Jadi apapun bisa terjadi," balas Jennie sambil bertopang dagu.
"Jadi kau akan menyerah?" goda Hanbin yang juga mulai kehilangan konsentrasinya.
Jennie lantas mengangguk namun juga menggelengkan kepalanya. "Aku tidak yakin apa ini yang dikatakan menyerah," jawabnya sambil menatap sebuah cincin bermata diamond yang tersemat di jari manisnya. "tapi sepertinya aku mulai lelah meyakinkan diriku sendiri." Tanpa disadari, setetes air matanya jatuh dari pelupuk. Namun sesegera mungkin Jennie menghapusnya dan kembali meneguk isi slokinya yang baru di isi oleh Hanbin.
Tepat setelah menandaskan isi sloki tersebut, Jennie langsung ambruk tak sadarkan diri. Hanbin sudah tidak terkejut, karena wanita itu selalu berakhir seperti ini saat meminum alkohol. Yang membuat Hanbin terkejut justru karena Jennie memecahkan rekornya dengan bertahan dari 2 botol whiskey.
"Pasti kau sudah sangat menderita, Jen." gumam Hanbin. Ia berusaha bangkit untuk membawa Jennie ke dalam kamar--agar wanita itu tidur dengan layak maksudnya, namun karena efek jet lag itu, Hanbin si master alkohol mengikuti jejak Jennie. Kepalanya membentur meja dengan keras, namun sebuah dengkuran keluar setelah beberapa saat.
Baik Jennie maupun Hanbin tidak tahu bahwa sedari tadi Taeyong berada di luar resort. Semua ucapan Jennie tidak terbukti karena nyatanya Taeyong hanya berjalan-jalan di sekitar penginapan. Awalnya ia memang ingin melakukan hal apa yang dikatakan Jennie namun saat ia melihat Kim Janghyuk, niatnya pun terpaksa di urungkan.
Memastikan Jennie benar-benar tertidur, akhirnya Taeyong mengangkat tubuh Jennie. Di langkah pertamanya, pria itu berhenti karena seketika, entah sadar atau tidak Jennie justru mengalungkan kedua tangannya ke leher pria itu bahkan hidung bangirnya menempel tepat di bawah rahang tegas Taeyong dan hal itu sedikit membuatnya 'tidak nyaman'.
Dengan perlahan, ia membaringkan Jennie dan memposisikan wanita itu senyaman mungkin. Tidak lupa ia menarik bed cover menutupi hingga di bawah dagu Jennie. Taeyong segera berbalik dan menaikkan suhu penghangat ruangan. Namun disaat Taeyong beranjak dari kamar, Jennie akhirnya bersuara, "Terimakasih, Lee."
Dan saat itu Taeyong baru sadar, Jennie belum sepenuhnya tertidur.
-0-
09.20 a.m
Matanya masih terasa berat untuk terbuka, namun tidak dipungkiri badan Hanbin terasa seperti ditusuk oleh ribuan angin yang menerpa kulitnya. Bahkan ia merasa bahwa tempatnya begitu terbuka karena seolah matahari tepat berada di atasnya. Dan seperti kebiasaanya sejak kecil, ia berguling, dan anehnya ia merasa bahwa saat ini ia berguling di atas rumput. Matanya terbuka tepat saat ia akan...
Byurrr~~~~~
....Jatuh ke kolam.
"YYAK!!! SIAPA YANG MEMBUATKU TIDUR DI LUAR???"
-0-
Happy new year all🎉🎉🎉🎇🎇🎇🎆🎆
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.