2. Penakut

1.7K 178 111
                                    

"Gila lo Ley, udah tau itu guru ganas masih aja lo berani nyaut!" Suara itu berasal dari wanita yang duduk di hadapan Vallery. Cut Mischel Pamela. Seseorang yang Vallery anggap adalah pakar cinta, meski yang paling dia hindarin adalah kenal sama cowok plus modusnya. Pecinta musik. Dan satu lagi dia pecinta cogan.

"Abis kesel gue. Masih untung gue masuk pelajaran dia, masih aja kena omel. Heran gue salah mulu. Lama-lama kayak lagu Raisa serba salah" Sahut Vallery sebelum menyuap siomay favoritnya. Selain gemblong dia juga menyukai siomay. Etapi apa aja dia makan si. Bisa dikatakan dia omnivora.

"Tapi lo sadar gak sih, dengan tingkah lo yang kayak gitu malah bikin pak Weda ngincer lo. Hati-hati Ley, nilai lo jadi taruhannya!" Kali ini Cut mencoba menasihati sabahatnya itu, entahlah itu nasihat atau menakut-nakuti.

"Egila berat amat bahasa lo,"

"Sebodoamat Ley. Gue serius nih."

"Iya iyaa Adinda juga serius ko."

"Mampus gue lupa!" Pekik Vallery seraya menepuk jidatnya.

"Kenapa lo? Ada tuyul pake seragam?"

"Gue pergi bentar ada urusan, Cut." Vallery meninggalkan Cut yang masih ingin menakut-nakutinya. Ralat, menasihati maksudnya.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


Vallery berlari sepanjang koridor sekolah sambil membawa sebuah bungkusan berisi gemblong dan air mineral. Menurutnya janji adalah suatu yang harus ia tepati. Namun sayang langkahnya terhenti saat dirinya menabrak seseorang hingga membuat tubuhnya terpelanting jatuh ke lantai hingga bokongnya lumayan sakit. Apa kabar dengan pantatnya yang tepos?

"Duhh pake mata dong kalo jalan!" Teriak Vallery mencoba untuk berdiri.

"Yehh gimana sih lo. Dimana-mana jalan itu pake kaki. Mana ada jalan pake mata. Otak lo geser?" Ucap cowok itu tidak kalah nyolot.

Ternyata orang yang berdiri di depan Vallery adalah Sam. Nama lengkapnya adalah Samuel Arsya Putra. Sahabat lelaki Vallery satu-satunya. Tapi yang satu ini selalu bikin naik darah, hipertensi, serangan jantung, geger otak, dan penyakit berbahaya lainnya. Cukup, lupakan.

"Kalo lo jalan cuma pakai kaki percuma. Lo cuma bisa ngelangkah tanpa tau mau kemana lo pergi. Atau jangan jangan lo gak punya mata kaki. Udah lah ya gue males berdebat sama lo, gue masih banyak urusan. Byee!" Vallery pergi menuju pos satpam. Sebelum pergi dia mencubit kedua pipi Sam. Jangan ditanya bagaimana ekspresi Sam saat itu. Pipinya seperti terbuat dari bahan karet. Sangat elastis :v

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


Bel berdering tiga kali tepat di jam 14.30 menandakan waktu pulang ke rumah telah tiba. Waktu yang dari tadi ditunggu oleh ketiga anak yang kini berada di parkiran sekolah lebih dulu. Itu getap apa gimana?

Vallery, Cut, dan Sam telah lebih dulu bergegas ke parkiran sebab jam kosong pada jam pelajaran terakhir. Suatu anugrah tersendiri bila di jam pelajaran terakhir tidak ada guru yang masuk kelas. Alhamduuu?? Lillahh.

"Woyy nonton seru kali nih!" Teriak Sam yang telah berada di atas motor ninja kuning nya.

"Lo yang bayarin baru gue mau."

"Bayar sendiri lah! Gak sudi gue bayarin lo, Cut."

"Iyalah lo kan maunya bayarin Valley doang." Cut tersenyum miring kearah Sam dan Vallery bergantian.

"Dompet gue cuma ngizinin buat beli satu tiket."

"Gak bakal udah kalo nungguin lo berdua debat. Berhubung gue lagi baik, gue yang traktir."

"Asikkk rezeki anak ganteng emang ga kemana!"

Setelah dirasa sepakat Vallery dan Cut kemudian masuk ke dalam mobil dan segera menuju bioskop di bilangan Jakarta Selatan, yang terbilang cukup dekat dengan sekolah mereka. Oh iya tak lupa Sam yang membuntuti mobil Vallery dari belakang.

Tiba di depan bioskop terlihat antrian yang cukup panjang, wajar karna hari ini adalah hari kedua ditayangkannya film horor terbaru. Cut paling benci dengan apapun yang berkaitan horor. Sedangkan Vallery meskipun dia adalah seorang yang penakut tetapi kalau berkaitan dengan film horor pasti akan tertarik. Karna menurut Vallery film horor itu bikin nagih. Ibarat makan gemblong katanya.

"Jangan bilang lo mau nonton film itu." Cut sepertinya sudah kengetahui niat jahat Vallery.

"Udah lo nikmati aja, kapan lagi kan gue traktir nonton, ya gak Sam?" Vallery meminta Sam untuk mengiyakan.

"Iyoii!! Bener tuh Cut"

"Dua lawan satu. Gue tau gue gak punya pengikut jadi dengan sangat terpaksa gue ikut." Ucap Cut bergaya sedih ala-ala istri yang diusir suaminya seperti FTV di chanel Tv ikan terbang. Eitss bukan ikan sarden ya.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


Sebentar lagi film akan ditayangkan. Vallery, Cut, dan Sam bergegas memasuki ruang teater bioskop. Benar saja dengan hitungan detik setelah mereka duduk di kursi masing-masing film di putar. Baru awal film di putar Cut sudah menutup mata dan telinganya. Sedang Vallery yang duduk di tengah hanya menahan tawa melihat ekspresi sahabatnya itu. Jauh berbeda dengan Sam yang tampak kalem melihat ke depan layar. Maklum Sam sudah terbiasa melihat makhluk astral, kan mereka bersaudara.

Suara latar film seolah beradu membuat suasana dari tiap adegan kian menakutkan. Sesekali Vallery menutup matanya karna tidak siap melihat layar film. Terlebih saat hantu berupa matianak ada di layar. Demi celana kotak Spongeboob Vallery takut melihatnya, dan tanpa Vallery sadari bahwa dia menyembunyikan kepalanya di balik lengan kiri Sam. Sam yang sedang fokus menyaksikan film sempat kaget merasakan apa yang ada di lengan kirinya. Kek ada monyet gelayutan gitu gengs.

"Bayangin sekarang di kaki lo tiba-tiba ada begituan." dengan cepat Vallery menoyor kepala Sam.

"Atau nanti pas lo tidur lo mimpi di bawa terus diiket di pohon besar dan pas bangun tiba-tiba lo hamil anak setan." Sam menahan tawanya saat dia rasa Vallery kian takut.

"Lo ngomong sekali lagi. Gue cabein tuh mulut!" Vallery dapat berkata seperti itu namun pegangannya semakin erat pada lengan kiri Sam.

Ternyata setelah berkata seperti itu Vallery tertidur. Saat film telah selesai dia tidak bergerak sama sekali. Diam seperti tak bernyawa. Itu tidur apa semaput. Di guncang-guncang sampai di bekap hidungnya masih tidak bangun, akhirnya Sam mengambil cara terakhir dengan menaru kaus kaki andalannya. Dan benar saja benda yang satu itu dapat membangunkan Vallery dari dunia keduanya.

"Udah sampe kamar ya?" Tanya Vallery sembari mengucek ngucek matanya.

"Kamar mata lo soek! Liat nih masih dimana!"

"Hehe iya Sam, Cut mana?" Tanya Vallery bingung tidak melihat keberadaan Cut di sampingnya.

"Udah nunggu lo di mobil, ayok pulang."

"Ku pertanyakan tanpa jelas apa akan ada jawabnya. Ku pikir tanpa tahu penyelesaiannya"





Jangan lupa vote dan coment yaa 😉

Mau kepo donggg, kalian baca ini sambil ngapain?

Ada yang sambil dengar lagu kah?

A.M.O.R ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang