24. Ritual

479 40 0
                                    

"Lo ngapain disini?" Tanya Cut dan Sam bersamaan.

"Kebetulan gue lagi lewat, terus mampir. Eh gak taunya ada kalian." Cowok itu duduk di kursi kosong yang terletak disebelah Sam.

"Kamu udah makan beb?" Tanyanya kepada Vallery.

"Nama gue Vallery bukan bebek." Jawab Vallery sarkas.

"Lo udah makan nyet?" Ken mencoba meralat perkataannya barusan.

"Udah, bi."

"Ciee tadi gak mau dipanggil beb, ternyata maunya di panggil bih."

"B.A.B.I lo kayak babi." Saat itu juga Vallery tertawa kencang, begitupun Cut dan Sam. Sedangkan Ken hanya mengerucutkan bibirnya. Pura-pura ngambek shay.

"Ken, lo kok disini. Ini siapa?" Tiba-tiba saja ada seorang cewek mendatangi Ken. Baru datang saja dia sudah bergelayut manjah di leher Ken. Bagai sipanse bergelayut di pohon. Vallery sudah tahu makhluk astral berbentuk manusia ini siapa. Titisan tahu bulat, yang ngajak doi nya nonton dadakan.

"Itu yang rada ganteng namanya Sam. Yang jutek namanya Cut. Nah ini yang paling cantik namanya Vallery, cewek gue." Jelas Ken pada Syilla sambil menepis tangan Syilla yang berada di lehernya.

"Oohh ini yang namanya Vallery." Ucap Syilla sambil menaikan sebelah alisnya. Woy Mba lo kena stroke dadakan? Itu alis kenapa keangkat sebelah! Lo sarap?

Vallery malas berbasa basi senyum kepada Syilla, jadi ia hanya berpura-pura tidak mendengarkan ucapan Syilla barusan. Lalu tanpa dipersilahkan, Syilla duduk di tengah Sam dan Ken. Cut dan Vallery hanya menatap penuh kegeranan dengan kelakuan agresif yang ada pada diri Syilla.

"Ley, kayaknya nih cewek jelmaan macan deh." Bisik Cut kepada Vallery.

"Kan gue bilang juga apa. Lo gak percaya si." Balas Vallery masih dengan berbisik. Para cowok dan Syilla yang melihat kelakuan Cut dan Vallery menatapnya dengan tatapan kepo.

"Makan yuk gue laper nih." Syilla memegangi perutnya sambil menampilkan pupy eyes kepada Ken. Sedangkan Ken hanya memutar bola mata bosan.

Syilla memesan makanan pertama. Dia memesan beragam menu, mulai dari makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup. Rupanya Syilla jika makan harus lengkap seperti itu, maklum kebiasaan di keluarganya seperti itu. Apalah daya Vallery yang makan apa aja gak berurutan.

"Sayang, kamu mau mesen makanan apa?"

"Vallery mau makan nasi goreng ditambah telor dadar sama air mineral." Bukannya Vallery yang menjawab, tetapi malah Sam yang menjawabnya. Sepertinya Sam sudah hafal betul dengan menu kesukaan Vallery.

"Gue nanya Valley, bukan lo!"

"Bodo. Emang gue peduli!" Balas Sam datar.


¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤

Acara belajar kelompok siang tadi bisa dikatakan tidak berjalan dengan lancar. Baru saja Vallery niat untuk belajar tapi malah ada saja kendalanya. Doi yang dateng tiba-tiba bagai jelangkung. Belum lagi sepupunya yang titisan tahu bulat. Mereka itu sepaket. Kemana-mana berdua, kayak sendal jepit. Entahlah kini Vallery merasa risih melihat pacarnya kemana-mana diikuti cewek tahu bulat itu. Menyebut namanya saja Vallery malas.

"Taken rasa jones." Vallery menutup wajahnya dengan bantal. Bayangan Syilla yang bergelayut manjah di leher Ken masih terus berputar di ingatannya.

Vallery bosan. Belajar sudah. Jalan-jalan sudah. Makan sudah. Mandi sudah, tapi belum dua kali. Dan hanya satu yang belum, yakni ritual. Ritual dalam artian disini adalah maskeran. Vallery memang tipikal cewek anti make up, tapi untuk urusan kesehatan kulit itu adalah nomor satu. Dengan cekatan Vallery memilih masker apa yang akan dipakainya hari ini. Ada banyak varian, mulai dari yang bubuk, krim, ataupun yang tinggal tempel di wajah. Hingga pilihan Vallery jatuh pada masker siap pakai. Vallery bergegas membersihkan wajah terlebih dulu.

Tok tok tok

"Yaaa silahkan keluar." Teriak Vallery sambil masih fokus menempel masker di hadapan cermin.

"Silahkan masuk govlok!" Sam masuk ke kamar Vallery lalu duduk di tepi ranjang.

"Lah lo belum pulang? Gue kira lo langsung pulang."

"Beloman, gue kongkow dulu sama Abang lo."

"Gaya lo kongkow padahal mah cuman makam kacang doang sambil nonton larva, ck." Kini Vallery sudah selesai memakai masker, lalu berbalik menghadap Sam yang sedang tidur di ranjangnya.

"Eh lo pake apaan? Mau dong." Sam sepertinya sangat tertarik dengan masker yang Vallery pakai saat ini.

"Lo kan cowok masa pake masker!"

"Yaelah emang cewek aja yang pengen kulitnya mulus cerah berseri, gue juga."

Vallery tampak berfikir mengenai ucapan Sam barusan. Memang iya, tidak ada salahnya seorang cowok memakai masker. Terlebih wajah Sam sudah mulus dari sanahnya, tinggal dimaskerin rutin aja pasti udah bagus. Vallery berjalan menuju nakas disebelah tempat tidurnya. Lalu mengambil salah satu persediaan masker miliknya.

"Cuci muka dulu sanah, yang bersih." Suruh Vallery. Lalu Sam langsung beranjak ke kamar mandi. Setelah dirasa cukup bersih, Sam kembali lagi menghampiri Vallery yang sudah menyiapkan masker.

"Pakein." Pinta Sam sambil nyengir kuda sampai matanya menyipit.

"Udah minta, dapet gratisan, minta dipakein pula." Vallery menghembuskan napas. Namun Sam malah masih nyengir sambil menatap Vallery.

Vallery memakaikan masker di wajah Sam. Sam memejamkan matanya, merasakan hawa sejuk dari masker yang menembus pori pori wajahnya. Terasa segar.

"Udah, buka mata lo."

"Foto yuk, kapan lagi kan kita maskeran bareng gini." Ajak Sam. Belum sempat Vallery menyetujuinnya, Sam sudah terlebih dulu merangkul Vallery. Menjadikan pantulan cermin menjadi objek fotonya. Vallery yang berada tepat di dada Sam dapat merasakan detak jantung Sam yang begitu kencang. Dan hal itu sama seperti detak jantung miliknya.

"Thanks ya, Ley." Ucap Sam tiba-tiba.

"Buat?"

"Buat persahabatan kita selama ini." Sam menampilkan tersenyum tulus. Vallery pun membalas dengan senyum termanis yang dimilikinya.


"Ini bagian tersulit, bertahan menjadi teman dengan hati yang ingin lebih dari sekedar teman."


Udah chapter 24, gimana kesan pesan kalian selama ini baca AMOR??

Siapa yang cocok buat jadi visual para karakter di cerita ini??

Oiya, ada yang pernah maskeran bareng doi? Sahabat? Gebetan? Atau mungkin mantan?

Vote dan komen jangan lupa yaa😉

A.M.O.R ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang