17. Doubledate

609 48 2
                                    

Malam ini Vallery tampil seperti biasa dengan jeans hitam robek di lutut dan T-shirt putih serta kemeja hijau army. Rambutnya sengaja ia kuncir satu agar lebih praktis. Tidak lupa polesan tipis bedak dan liptint agar tidak terlihat pucat malam ini. Soalnya sudah beberapa kali ia keluar rumah tanpa polesan liptint sama sekali, eh malah dibilang

"Vallery pucet banget."

"Vallery sakit apa?"

"Vallery dekil amat mukanya."

"Vallery titisan vampir ya. Kok pucet pake banget."

"Vallery mirip ayam tiren, tinggal di pakein borax doang."

Dan masih banyak lagi kalimat lainnya. Kalian tau gak sih kalau orang putih dan tiap keluar setidaknya itu harus pakai gincu biar gak pucet-pucet amat, sumpah itu pr banget gengs. Apalagi buat para kaum cewek yang gak suka make up. Dan kalau udah dikatain kayak vampir. Rasanya ingin ku berkata kasar :"v

Sekarang sudah pukul 18 : 30 dan Vallery memutuskan untuk menunggu Sam di teras depan. Tidak seperti biasanya, kali ini Vallery sudah siap sebelum jam yang telah dijanjikan. Biasanya jika akan jalan seperti ini Sam akan menunggu dirinya bersiap hingga Sam tertidur di sofa. Kali ini Vallery ingin dirinya yang menunggu Sam. Menunggu sahabat yang telah ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Kali kali gitu gantian Vallery yang nunggu, biar adil.

Tidak lama kemudian terdengar suara klakson motor dari balik pagar. Vallery sudah hafal betul dengan suara motor itu. Motor ninja kuning milik Sam, yang ia dapati dari hasil menabung setelah sekian lama.

Guut banget deh ah sahabat gue. Tidak sombong dan rajin menabung!

Dengan berjalan setengah berlari Vallery menghampiri pagar lalu membukanya. Terlihatlah Sam yang sedang membuka helm miliknya. Rambutnya terlihat sedikit berantakan, namun itu membuat dirinya semakin tampan malam ini. Tanpa Vallery sadari detak jantungnya berdegup lebih cepat, memompa aliran darahnya dengan maksimal sampai terasa berdesir. Sejak kapan sahabatnya ini menjadi tampan? Bukankah Sam yang Vallery kenal hanyalah seorang anak tengil yang kerjanya hanya mengganggu dirinya.

"Woy jangan bengong nanti kesambet setan baru tau rasa lo!" Ucap Sam memecah keheningan. Seketika Vallery tergegap dan mengedipkan matanya.

"Bunda mana? Gue mau pamit." Tanyanya lagi.

"Bunda lagi diluar, yuk berangkat aja keburu malem." Ucap Vallery sambil naik ke jok belakang motor Sam. Kini Sam sudah kembali memakai helm dan menyalakan mesin.

"Pegangan, gue mau ngebut." Suruh Sam sambil bersiap menjalankan motornya. Namun, Vallery tidak kunjung berpegangan padanya. Dengan tiba-tiba Sam mengambil alih kedua tangan Vallery untuk dilingkarkan di pinggangnya. Otomastis Vallery duduk agak maju karna tangannya di tarik tiba-tiba.

Pletakk!

Dengan mantap Vallery menjitak kepala Sam dengan jari telunjuknya atau yang biasa disebut, bentar. Yang dijitak mengaduh mengelus helmnya. Kan helm yang di bentar terus kenapa sakit?

"Gile hulknya angot."

"Jalan aja gak usah modus." Ucap Vallery sok ketus.

¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤


Suasana caffe yang di dominasi warna hitam putih menyambut kedatangan Vallery dan Sam. Kemerlap lampu dan dekorasi kekinian menambah kesan indah pada caffe yang terbilang cukup luas itu. Sam hanya diam dan melangkah menelusuri caffe, berusaha mencari seseorang yang Vallery tidak tahu itu siapa. Seketika mata Sam tertuju pada satu titik lalu mengangkat tangannya, dan di balas angkat tangan pula oleh seorang cowok berkemeja coklat yang duduk dengan seorang wanita cantik berambut sebahu. Kini Sam berjalan menuju meja keduanya dan disana terdapat dua bangku kosong yang Vallery yakini itu untuk dirinya dan Sam.

A.M.O.R ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang