Disinilah Vallery sekarang, di ruang lab Akuntansi. Setelah satu jam mendapat materi dan mencatat kini waktunya mempraktikan langsung pada aplikasi bernama MYOB. Salah satu aplikasi komputer akuntansi yang menjadi mata pelajaran produktif untuk ujian kompetensinya nanti.
Semua orang terlihat sibuk memasukan data perusahaan, bukti transaksi, begitupun dengan Vallery yang berusaha mengerti pelajaran yang sangat sulit dimengerti ini. Disaat telah sampai pada transaksi ketiga semua murid seakan terhenti disitu, bingung untuk memasukannya ke dalam journal apa. Masukin ke tas aja cuy trus pulang ke rumah.
Bu Dian yang merupakan guru MYOB merasa kewalahan menanggapi pertanyaan dari semua muridnya. Di saat yang lain merasa kebingungan dan mencari jawabannya Vallery hanya diam. Tidak melakukan apa-apa, jangankan Vallery yang bisa dibilang nol besar dalam mata pelajaran ini. Salah seorang anak blasteran yang terkenal sangat pintar di kelaspun terlihat begitu kebingungan.
Yang pinter aja bingung apalagi gue yang jenius, begitu isi hati Vallery. Dan alhasil mereka semua yang merasa kebingungan segera mencari benda untuk berpegangan. Tembok, meja lab, monitor, bahkan tangan mantan bisa jadi benda alternatif untuk pegangan saat ini.
"Bu, saya izin ke toilet ya?" Vallery meminta izin ke toilet kepada Bu Dian.
"Iya, jangan lama-lama ya."
Daripada gue mumet di lab mending ke rooftop nyari angin, batin Vallery.
Rooftop merupakan tempat favorit Vallery, disana dapat melihat pemandangan lalu lintas dari ketinggian. Gumpalan awan putih nan indah seakan menemani kesendirian Vallery siang ini. Kalian pasti bertanya kenapa gak cabut ke kantin aja? Soalnya disitu kurang aman buat nongki nongki syantek. Banyak guru seliweran, apalagi guru BK yang selalu patroli pada jam pelajaran. Bayangkan saat kalian cabut ke kantin terus beli mie instan. Disaat mienya mau mateng tapi pas kalian mau makan ada guru BK lewat, terus disuruh kembali ke kelas. Itu sakitnya luar biazahh.
Disaat Vallery sedang melamun betapa indahnya bila dia dilamar Cameroon Dallas di monas, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundak Vallery dan spontan membuat Vallery terkejut dan melihat kearah orang di belakangnya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Vallery bingung.
"Justru harusnya gue yang nanya, lo ngapain disini? Bukanya lo lagi ada pelajaran di lab ya?"
"Bukan urusan lo Sammy!" Vallery terlihat bosan melihat sosok sahabatnya itu, dimanapun Vallery ada pasti dia ada juga. Sebenarnya Sam itu orang atau beneran syaiton?
"Nama gue Sam bukan Sammy, lo kira gue Sammy simonangkir?" Sam terkekeh mendengar ucapannya sendiri.
"Kecakepan!"
"Emang gue cakep." jawab Sam pede. Pede banget malah.
Untuk yang kepersekian menit keadaan seolah sunyi, tak ada yang memulai percakapan baik Vallery maupun Sam keduanya memilih diam. Namun bukan Sam namanya kalau betah dengan keadaan sunyi seperti ini.
"Lo diem-diem cepirit ya?" Sam menyenggol Vallery yang sedang fokus memperhatikan jalanan dibawah sana.
"Lo bisa diem bentar gak?"
"Sorry gua kan bukan patung yang bisanya diem tanpa gerak"
"Iya soalnya lo tuh cacing kepanasan."
"Emang ada cacing seganteng gue?" Lagi lagi dia kepedean. Iyasi Sam ganteng, tapi bisa gak? Gak usah diperjelas gitu. Bisa-bisa level gantengnya turun kalo kepedean terus.
¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤
Keadaan kelas seolah bungkam setelah seorang guru killer masuk bersama seorang pria. Semua tatapan tertuju pada pria tersebut yang memiliki tubuh tinggi dan atletis. Memakai kaus polos hitam, dan celana training abu-abu. Tak lupa peluit yang bertengger sempurna di dadanya.
"Siang anak-anak." sapa pak Sutisno, selaku kepala sekolah SMK Galaksi kepada seluruh penghuni kelas XII Akuntansi A.
"Hari ini kita semua kedatangan guru olahraga baru, beliau menggantikan Bu Susi yang mengambil cuti hamil dan melahirkan. Ya silahkan, perkenalkan diri anda." Pak Sutisno mempersilahkan pria itu untuk memperkenalkan dirinya. Keadaan kelas sudah sangat senyap seperti kuburan keramat.
"Hallo anak-anak, nama saya Frans Danendra Pratama. Kalian bisa panggil saya Kak Frans. Oh iya jangan panggil saya Bapak ya, karna umur saya masih dua puluh dua tahun." Ucapnya. Seketika satu kelas riuh oleh teriakan para siswi.
Kalau bisa di deskripasikan, Frans memang tipikal pria rajin ngegym. Otot lengan serta dada yang bisa dikatakan atletis menandakan bahwa dia jarang absen gym. Dapat dibayangkan pasti perutnya kayak roti sobek. Wajah blasteran Amerika menempel kuat, terutama pada bentuk matanya dengan warna mata coklat gelap. Memiliki tinggi kira-kira 188 cm. Dan walaupun dia blasteran, dia memiliki warna kulit sawo matang seperti kebanyakan orang Indonesia.
"Kak udah punya pacar belum?"
"Kak nomor hp nya berapa?"
"Kak rumahnya dimana?"
"Kak dikasih makan apa? Kok gantengnya maksimal."
Dan pertanyaan 'Kak' menjijikan lainnya hanya di jawab dengan senyuman oleh Frans. Semua siswi terlihat begitu antusias menjalani pelajaran olah raga hari ini. Terkecuali Vallery. Dia hanya duduk di pinggir lapangan menunggu giliran dribble bola.
"Vallery Agatha."
Seketika lamunan Vallery buyar setelah mendengar namanya dipanggil oleh Frans. Sekarang giliran Vallery drible bola. Dan Vallery adalah siswi terakhir yang melaksanakan praktik hari ini. Maklum namanya hampir huruf bontot dari alfabet. Untung bukan Z.
"Kamu drible bola sampai ke garis kuning, terus balik sambil drible lagi ya." Frans memberikan instruksi sembari sesekali menunjuk garis pembatas berwarna kuning. Vallery hanya mengangguk paham.
Dengan tangan kanan Vallery mendrible bola menuju garis kuning di tepi lapangan, dengan lari yang lumayan kencang dan dengan pantulan bola yang sangat mantap menyentuh permukaan lapangan dan telapak tangan Vallery bergantian.
Tepuk tangan riuh saat Vallery menshoot bola dengan satu lemparan. Dan berhasil melesat masuk dengan mulus ke dalam ring.
"Kamu kok ngeshoot bola ke ring? Kan saya cuma suruh drible." Frans terlihat heran.
"Kalo saya maunya gitu terus masalah?" Setelah membalas perkataan dari Frans, Vallery langsung berjalan meninggalkan lapangan.
"Kalau saya maunya gitu gimana?
Kalau saya milihnya kamu kenapa?"Hayolohh siapa nih yang naksir sama guru sendiri? Eitss yang masih single yaa hehee
Sampai disini ada pertanyaan?
Atau ada yang kangen sama Ken?
Jangan lupa vote and coment yaa kawandd..
KAMU SEDANG MEMBACA
A.M.O.R ✔
Teen FictionMantan. Manis di ingatan, itulah kata Nathan. Nyatanya memang benar, meski benci telah merasuk namun hati justru menyangkal segala perkara kebencian. Itulah yang Vallery rasakan. Melalui detik-detik menjelang kelulusan disertai mantan yang muncul ke...