Kegiatan rutin yang dilakukan Vallery setiap hari minggu adalah bersemedi di dalam kamar. Seharian tidur itu merupakan kenikmatan yang haqiqi baginya. Mengingat ini masih sekitar pukul 08.00 pagi. Waktu yang tepat untuk menonton serial kartun dihari libur, apalagi kalau bukan Doraemon.
Namun, baru beberapa menit Vallery menonton kartun dengan hikmat ada suara ketukan pintu yang menganggu indra pendengarannya. Siapa lagi kalau bukan Ana, Bundanya.
Dengan langkah gontai Vallery membukakan pintu. Dan terlihatlah Ana dengan baju rapih seperti hendak jalan-jalan ke mall. Kemeja maroon dan jeans hitam serta tidak lupa hijab yang hanya batas leher, hijab segi empat yang diikat kedua sisinya di leher bagian belakang, persis seperti ibu-ibu politikus. Terkadang Vallery heran dengan Bundanya ini, sudah tua tapi penampilan masih seperti anak muda.
Nyokap, masih belom insap ternyata, Pikir Vallery.
"Ada apa Bun?" Tanyanya to the point.
"Bunda bosen dirumah terus. Main yuk kemana aja gitu." Ajaknya antusias, ala ibu-ibu ceriwis.
"Bun sejak kapan si Bunda jadi alay gini, jangan bilang gara-gara gaul sama ibu-ibu kompleks sebelah."
"Engga juga si, Bunda kan kesitu kalau belanja sayur doang." Sanggah Ana.
"Yaudah mendingan kamu sekarang siap-siap, terus kita main ke mall." Suruh Ana sambil mendorong Vallery agar bergegas ke kamar mandi.
"Bun kenapa gak sama Ayah aja si, aku pengen hibernasi. Aku tuh ya abis stres, pusing, lelah, letih, lesu buat nyiapin UN sama UKOM. Belom lagi ujian-ujian lainnya." Vallery menjelaskan kegiatannya selama beberapa minggu ini. Yang memang membuat dirinya sangat membutuhkan tidur.
"Ya mangkanya itu ikut Bunda, kita senang senang ngilangin stres. Oh ya Ayah kamu kan masih di Manila. Dia baru balik lusa. Lagi juga dia gak asik buat diajak nongki." jelas Ana kepada anaknya itu. Jika ada nominasi Bunda tersweeg maka Bundalah pemenangnya.
Dengan malas Vallery beranjak ke kamar mandi. Lalu bersiap memilih pakaian.
"Gue pake baju apa ya. Jangan sampe kalah sama Bunda. Nanti dikira gue yang emaknya lagi." Vallery bermonolog sambil memilih baju yang akan dia kenakan.
Sampai akhirnya Vallery memilih untuk memakai kaos polos putih serta kemeja kotak kotak merah hitam serta celana jeans hitam yang robek di lutut. Tidak lupa rambut di cepol asal.
"Selesaiii! Jadi kembaran deh." Ucap Vallery girang sambil berkaca dengan cermin seukuran tubuhnya. Kembaran mbahmu!! Bunda pake hijab, sedangkan lo palanya telanjang.
¤¤¤ A.M.O.R ¤¤¤
"Jadi, gimana kamu sama Sam?" Tanya Ana kepada Vallery. Saat ini mereka sedang menyantap makanan di salah satu restoran di bilangan Jakarta Selatan.
"Bun bisa diedit gak ngomongnya? Itu kesannya kayak aku pacaran sama dia." Vallery yang kini sedang makan tampak suram wajahnya karna pertanyaan Ana barusan.
"Kaliam emang pacaran kan?" Tanya Ana memastikan. Namun hal itu cukup membuat Vallery tersedak sampai batuk-batuk
"Bunda kan tau sediri aku sama Sammy itu gak ada hubungan apa-apa. Kita cuma sahabat. Sahabat dari Tk, Bun." jelas Vallery sambil terus menatap Ana untuk meluruskan semuanya, agar Ana tidak berpersepsi yang tidak tidak.
"Padahal Bunda berharap lebih lho." Goda Ana sambil tertawa setelahnya.
Setelah makan mereka berdua memutuskan untuk berbelanja bulanan, mengingat ini adalah awal bulan dan Ana belum belanja. Dan juga mumpung ada Vallery yang membantunya.
Lumayan ada kuli angkut gratis, pikir bunda.
"Kecap udah, minyak udah, beras, mie, susu, telur. Oh iya rotinya belum." Ucap Ana sambil memastikan barang belanjaannya sudah sesuai atau belum. Sedangkan Vallery yang mendorong troli belanjaan hanya menghela nafas, menemani bundanya belanja di hari libur yang sangat berharga baginya.
Itung-itung nyari pahala deh ley, Vallery menyemangati dirinya sendiri.
Mereka sampai di tempat khusus roti Ana masih sibuk memilih roti mana saja yang akan dibeli. Sedangkan Vallery masih berdiri sambil melihat Bundanya yang masih fokus.
Hingga tiba-tiba ada seseorang yang berdeham di sampingnya dan menyapanya.
"Rajin banget, nemenin Nyokap?" Tanyanya.
Ken tiba-tiba saja muncul di sebelah Vallery. Macam saiton. Dia membawa troli belanjaan yang bisa dikatakan cukup penuh. Sepertinya dia juga sedang belanja bulanan. Tidak, lebih tepatnya belanja untuk dirinya sendiri karna jika dilihat dari troli belanjaannya hanya terlihat berbagai macam camilan, susu, permen, dan coklat.
"Iya, lo lagi belanja juga?" Tanya Vallery basa basi.
"Hehe iya, lagi beli stok buat nonton bola nanti malem." Ucapnya asal.
"Ehh siapa ini, wah kamu gak bilang kalau punya pacar macam oppa korea gini." tiba-tiba Ana datang sambil membawa beberapa roti.
Vallery menghela napas kasar sambil menepuk jidat. Ingin ia berkata "iya Bun ini pacar aku, tapi udah kedaluarsa". Tapi tidah mungkin. Alhasil Vallery memperkenalkan mantan ter-anu nya itu kepada Bunda.
"Bukan pacar aku Bun. Ini Ken temen sekelas aku. Ken kenalin ini Bunda." Bunda hanya ber-oh-oh ria mendengar ucapan Vallery barusan.
"Hallo Tante, salam kenal." Ken menyalimi tangan Bunda.
"Mantan itu kata lain dari pacar yang udah kedaluarsa. Yee kannn?"
Rasanya pas udah jadi mantan terus ketemu ortu ituuu.... *isi sendiri ya guys
Menurut kalian gimana nih, lebih seru mana
Punya ortu yang asik bisa jadi kayak temen sekaligus tempat curhat
Atau
Punya ortu yang kaku dan penuh nasihat aja
Tapi pada intinya setiap orangtua itu sama ya, sama-sama sayang sama anaknya.
Peluk ortunya donggg😘
KAMU SEDANG MEMBACA
A.M.O.R ✔
Teen FictionMantan. Manis di ingatan, itulah kata Nathan. Nyatanya memang benar, meski benci telah merasuk namun hati justru menyangkal segala perkara kebencian. Itulah yang Vallery rasakan. Melalui detik-detik menjelang kelulusan disertai mantan yang muncul ke...