7. Datangnya Sebuah Petuah

51 3 0
                                    

Semenjak kejadian malam itu, Rifqi selalu bersemangat bekerja dan uang upahnya ia tabungkan untuk rencananya pergi ke Jakarta. Hari demi hari ia lewati dengan bekerja keras, menyeduh tiap-tiap kopi dengan kualitas yang makin membaik. Pemilik Caffè Parlare yang melihat keuletan Rifqi merasa senang dan menaikan upahnya menjadi seratus dua puluh lima ribu perdua hari. Keuletan dan semangat Rifqi dalam bekerja membuat waktu terasa begitu singkat. Sekarang tibalah saatnya pembagian buku laporan yang berarti dalam waktu dekat ia akan pergi ke Jakarta. Siang itu orangtua Rifqi sudah ada di pondok untuk mengambil buku laporan. Sementara itu, Rifqi mengemas barang-barang yang akan dia bawa ke rumah, beserta ke Jakarta tentunya. Selain berkemas, Rifqi juga membereskan lemarinya. Saat sedang membongkar isi lemari ada sebuah buku yang jatuh ke lantai. Dengan cepat ia mengambil buku tersebut dan ternyata sebuah buku tua yang ia pakai saat taaruf (semacam masa pengenalan lingkungan) ketika ia baru saja masuk ke pondok di kelas satu tsanawiyah (setara dengan SMP). Rifqi membuka buku yang nampaknya ia pun lupa masih menyimpannya. Di halaman pertama tertulis mahfudzat (pepatah bahasa arab) man jadda wa jadda yang ia tulis dengan huruf hijaiyah sebisanya dan memiliki arti ‘barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil’. Rifqi terdiam. Ada deru napas yang tertahan kala itu. Matanya kembali berbinar. Ternyata harapan benar-benar masih ada. Ketika masih dengan posisi yang sama, orangtua Rifqi masuk ke asrama dan mengajaknya pulang. Rifqi pun segera membereskan lemarinya dan membawa barang yang sudah ia kemas keluar asrama dan langsung memasukannya ke dalam mobil. Setelah itu ia kembali lagi ke asrama untuk mengunci lemari serta tak lupa ia berpamitan dengan teman-temannya. Setelah semuanya selesai barulah ia menaiki mobil dan segera pulang ke rumah bersama kedua orangtuanya. Di sepanjang perjalanan ia terus tersenyum sembari melihat aktivitas orang-orang di jalan raya lewat kaca di sebelah kanannya. Siang itu harapan baru kian terasa bersama datangnya sebuah petuah. Harapan itu masih ada.

Mencari CaitlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang